Saatnya Ahli Fikih Turun Gunung Menyapa Orang Awam
Bagi orang awam, imam mazhab fikih dan imam akidahnya bukanlah para Imam sesungguhnya yang hidup belasan abad lalu tetapi guru yang ia temui di masa kini yang ia yakini mengerti persoalan. Bila mereka mendengar para Imam di masa lalu berkata A, lalu gurunya sendiri bilang bahwa sebenarnya yang dimaksud adalah B, maka ia akan berkata bahwa yang benar B, sesuai penafsiran gurunya.
Orang awam tidak mengenal ilmu, mereka hanya mengenal pembawanya. Ketika pembawanya salah, mereka akan ikut salah. Ketika pembawanya tersesat, mereka pun dengan bangga mengikuti jalan yang tanpa mereka sadari adalah sesat. Sebab itu tidak perlu heran ketika ada sekelompok orang awam yang tetiba mengkritik Imam Syafi'i, Imam Abul Hasan al-Asy'ari atau imam sekalibernya seolah mereka lebih paham dalil daripada para imam tersebut; Itu karena mereka bertemu guru yang mengatakan demikian dan mereka pun menirunya sebab meyakininya benar.
Karena itu, fardlu kifayah bagi siapa pun yang betul-betul ahli untuk turun gunung menyapa orang awam, menggunakan bahasa yang mereka mengerti dan berlelah-lelah menjawab masalah-masalah sederhana mereka. Jangan sampai orang awam dibiarkan hingga akhirnya mereka menemui "para Imam" yang sebenarnya belum layak ada di depan.
Maraknya fatwa fikih yang aneh-aneh atau aliran sesat di akhir zaman ini bukan karena masyarakatnya bodoh-bodoh, tetapi karena yang betul-betul ahli hanya berasik-asik di menara gading dengan bahasa yang melangit.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad
Kajian· 29 Juni 2021·