Mengapa Imam al-Bukhari Mencela Imam Abu Hanifah?
Dalam catatan sejarah, Imam al-Bukhari tercatat pernah mengcela [bukan sekedar mengkritik] Imam Abu Hanifah. Walaupun mungkin tidak separah kritik dan celaan Imam Ibn Hibban yang bermadzhab Syafi'i kepada beliau.
Menurut ulama', ada beberapa penyebab mengapa Imam al-Bukhari melakukan hal yang demikian. Diantaranya adalah:
1. Al-Bukhari berkawan dengan Nu'aim bin Hammad. Dan ad-Dulabi mencurigai Nu'aim sebagai biang keladi kreator hikayah-hikayah dusta tentang Imam Abu Hanifah. Akibatnya muncul ketidak sukaan Imam al-Bukhari kepada Imam Abu Hanifah. [Disebutkan oleh Imam Zhafar Ahmad at-Tahanawi dalam Qawaid fi Ulumil Hadits].
2. Pada awalnya al-Bukhari belajar fikih ra'yu dihadapan ulama' fikih ra'yu di Bukhara, tanah kelahirannya. Guru pertamanya adalah Abu Hafash al-Kabir. Dan saat itu umur beliau 16 tahun. Setelah al-Bukhari pergi belajar keluar dari tanah Bukhara beberapa tahun dan kembali lagi ternyata ulama'-ulama' Bukhara banyak yang hasad karena melihat keluasan dan pencapaian ilmu al-Bukhari. Hingga akhirnya dicari celah kesalahan fatwa al-Bukhari untuk dijadikan alibi pelarangan fatwa dan pengusiran beliau dari Bukhara. Setelah al-Bukhari keluar, perseteruan dengan ulama'-ulama' Bukhara pengikut madzhab ra'yi terus berlanjut. Dan siapapun tahu, bahwa Imam Abu Hanifah adalah tokoh penting dalam fikih ra'yi. [Disebutkan oleh Imam Zahid al-Kautsari dalam kitabnya Syuruthu Aimmah al-Khamsah dan Husnut Taqadhi].
3. Alasan lain menyebutkan, bahwa perseteruan antara madzhab hadits yang diikuti Imam al-Bukhari dan madzhab ra'yi yang Imam Abu Hanifah adalah tokoh pentingnya melatar belakangi celaan Imam al-Bukhari kepada Imam Abu Hanifah. Untuk menggambarkan betapa kerasnya perseteruan dua kubu tersebut adalah ucapan Imam Ahmad bin Hanbal. Beliau berkata: "Kami tidak berhenti melaknat ahli ra'yi dan mereka melaknat kami, hingga datang Imam asy-Syafi'i yang mampu melebur perselisihan kami".
عصمنا الله وكفانا شر الحاسدين آمين يا رب العالمين
[Nukil dari tulisan Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah]
Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur
24 Juni 2021