Antagonis Jadi Protagonis
By. Ahmad Sarwat, Lc.MA
Sirah Nabawiyah kita ini punya banyak keistimewaan sekaligus keunikan yang khas.
Satu yang ingin saya catat bahwa banyak sekali tokoh antagonisnya yang berubah jadi protagonis. Tokoh jahat malah menjadi tokoh baik.
Di film atau novel bahkan drama Korea, kejadian kayak gitu jarang diangkat. Lex Luthor dan Joker belum pernah dikisahkan kembali ke jalan yang lurus.
Bahkan dalam kisah-kisah umat terdahulu sebagaimana yang diceritakan Al-Quran (Qashashul-Quran), kebanyakan tokoh jahatnya gak ada yang dapat hidayah. Fir'aun, Namrudz, Jalut, termasuk Iblis, belum pernah ada yang insyaf. Mereka mati sangit semua. Mati mengenaskan.
Ada sih sebenarnya sebagai anomali. Misalnya yaitu para penyihir Firaun. Kan pada nyerah dan tunduk kepada Nabi Musa.
Yang lain misalnya Ratu Saba' (Balqis). Tapi apakah dia tokoh jahat? Kayaknya bukan. Hanya saja dia didakwahi oleh Nabi Sulaiman dan mau berserah diri. So Queen of Sheeba nampaknya bukan tokoh antagonis yang berbah jadi protagonis.
Bagaimana dengan saudara-saudaranya Nabi Yusuf?
Mereka itu awalnya kan tokoh jahat. Masak Nabi Yusif diceburin sumur gara-gara iri hati dan dengki?
Tapi saya kurang tahu bagaimana endingnya mereka. Apakah pada tetap jahat atau pada berubah jadi baik ya?
Kayaknya sih pada jadi baik. Soalnya kan Nabi Yusuf sudah jadi raja.
oOo
Sekarang coba kita dibandingkan dengan tokoh-tokoh jahat di era kenabian Muhammad SAW. Kesimpulannya, kebanyakan orang jahatnya pada jadi baik. Dan itu sangat dominan.
Sebutlah misalnya Umar, Hamzah, Khalid, Amr bin Ash, Abu Sufyan, bahkan sekelas Wahsyi sekali pun.
Meski pernah jadi penjahat dan lawan yang kafir, tapi semua pada akhirnya masuk Islam
Hari ini kita kudu melabeli nama-nama itu dengan sebutan Radhiyallahu Anhu. Gara-gara mereka masuk Islam dan ketemu Nabi SAW secara langsung.
Yang matinya tetap jadi antagonis sih ada juga, macam Abu Jahal dan Abu Lahab. Tapi tidak terlalu banyak. Sisanya sosok netral macam Abi Thalib. Tapi Abu Thalib kayaknya bukan antagonis.
Peristiwa kolosal bagaimana tokoh antagonis pada berbondong-bondong berubah jadi tokoh protagonis adalah momen dimana Abu Sufyan masuk Islam.
Sebab setelahnya, turunlah surat An-Nashr yang ceritakan bagaimana orang-orang yadkhuluna fi dinillahi afwaja. Masuk Islamnya ngantri panjang banget.
Adegan ini kalau misalnya dibuat film kolosal, pasti keren banget.
Tapi kok Saya perhatikan, banyak juga para penikmat Sirah Nabawiyah yang justru 'kecewa' dengan masuk Islamnya Abu Sufyan. Mungkin karena larut dengan cerita.
Bayangkan, Nabi SAW itu akhirnya sukses mengislamkan tokoh gembong orang kafir, tapi kitanya malah kurang bahagia.
Ibarat kata, Firaunnya tidak mati tenggelam, tapi malah masuk Islam dan kembali ke jalan yang benar. Namrudz dan Jalut juga pada hijrah. Ya nggak ada lah.
Saking kita larut dengan alur cerita. Yah, pakai masuk Islam segala sih? Mungkin begitu kita menggerutu dalam hati.
Tapi itulah skenario samawi. Urusan hidayah itu hanya Allah yang berhak ngatur. Kita tidak punya urusan dalam hal ini.
من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلن تجد له وليا مرشدا
Jangan kita, Nabi SAW sendiri secara bahasa tubuh juga agak gimana gitu, ketika Wahsyi sang jagal pembunuh Hamzah akhirnya masuk Islam.
Kan Wahsyi dapat hidayah, lalu menyatakan keislaman. Kok ya Nabi SAW secara manusiawi ogah melihat wajah si Wahsyi?
Kalau logika kita, mending lu kafir aja terus biar kapan waktu bisa kita penggal lehernya.
Lha ini kok malah masuk Islam segala? Ironi juga kan?
Nah itulah uniknya alur cerita dalam Sirah Nabawiyah.
Begitu juga sang mertua, Abu Sufyan. Gara-gara dia pakai acara masuk Islam, anak keturunannya malah jadi pembesar Islam dan mendirikan khilafah Bani Umayyah dua kali dalam sejarah Islam.
Sama saja sih. Jenggis Khan itu kejam, pernah menyerbu negeri Islam. Lha kok cucunya malah masuk Islam?
Kesimpulannya apa nih?
Jangan terlalu larut dengan alur cerita. Siapa tahu tokoh antagonis pada dapat hidayah malah jadi tokoh protagonis.
Apakah tokoh protagonis bisa jadi tokoh antagonis?
Hmm . . .
Kalau ngikutin kisah Iblis kayaknya iya bisa sih. Coba saja, awalnya Iblis itu tokoh baik lah. Tapi bisa berubah jadi tokoh jahat, cuma gara-gara dengki, iri hati dan sirik tanda tak mampu kepada Adam.
So, mari kita bercermin, lihat dalam-dalam wajah di cermin itu. Itu wajah antagonis atau protagonis?
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
1 Juni 2021