Dzikir Berjamaah Bakda Shalat Berjamaah Dalam Perspektif Syekh Abdul Karîm Bayyârah
Mufti Syâfi'iyyah Irak
Setelah menyebutkan beberapa redaksi dzikir, beliau menjelaskan bahwa:
ولكل منها تلك الأذكار أحاديث صحاح او حسان واذا كان في بعضها ضعف في حديثه يتقوى بمتابع او شاهد او بعمل اهل العلم به وسواء في ذلك الانفراد او الجماعة ولكنها في الجماعة أفضل وأثوب لتظاهر القلوب وتوافقها في استفاضة الخير من الله الكريم.
Dan pada tiap-tiap dzikir itu terdapat hadits-hadits shahih atau hasan. Dan jika pun ada pada sebagian dzikir itu hadis dhaif, akan menjadi kuat dengan adanya mutâbi', syâhid, atau dengan amal ulama. Dan sama saja kedudukan dzikir itu baik itu dilakukan secara mandiri maupun berjamaah, tetapi dzikir yang dilakukan secara berjamaah itu afdhal (lebih utama) dan atswab (lebih berpahala) (dengan alasan) karena menampakkan dan menyatukan hati dalam menyebarluaskan kebajikan dari Allah.
وقد عمل بما ذكرناه اسلافنا الكرام من العلماء الاعلم فلنقتد بهم فإن الاقتداء بالكرام كرامة.
Dan tokoh-tokoh ulama salaf kami yang mulia telah mengamalkan dzikir/amaliyah yang telah kami tuturkan, sehingga hendaknya kita mengikuti mereka, karena mengikuti orang yang mulia merupakan kemuliaan.
وقد اعتاد المسلمون انهم يختمون الاذكار بالدعاء لهم وللمسلمين وبإهداء ثواب سورة الفاتحة اي ثواب قراءتها مع سورة الإخلاص الى روح النبي سيدنا محمد ﷺ وأمته والأدلة متوفرة على وصوله اليهم.
Sementara itu, kaum muslimin mentradisikan mengakhiri dzikir-dzikir itu dengan doa kebaikan untuk mereka sendiri dan untuk kaum muslimin yang lain, dan (mengakhirinya dengan) menghadiahkan pahala surah al-Fâtihah dalam arti pahala membacanya beserta surah al-ikhlas pada ruh Baginda Nabi Sayyidinâ Muhammad ﷺ dan ummat beliau. Adapun dalil-dalil sampainya pahala kepada mereka itu ada.
إرشاد الأنام ص ٧٩
Sumber FB Ustadz : Nur Hasim
29 Mei 2021