Gunung Bergerak Laksana Awan
Beberapa kalangan yang ingin menampilkan Al-Quran seolah tidak ketinggalan zaman, banyak yang memainkan perasaan umat Islam lewat kajian ayat-ayat sains.
Misalnya terkait dengan ayat yang menyebutkan bahwa gunung itu bergerak seperti awan berikut ini :
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (QS. An-Naml : 88)
Ayat ini oleh banyak kalangan, termasuk saya sendiri, dijadikan sebagai ayat saintifik. Bergeraknya gunung seperti bergeraknya awan sering kita jelaskan terkait pergeseran lempeng bumi.
Lempeng-lempeng bumi itu ibarat perahu dan gunung-gunung itu ibarat penumpangnya. Lalu perahu ini bergerak sehingga si gunung pun ikut bergerak.
Walaupun kecepatannya hanya 5 cm per tahun. Itu sama saja tidak bergerak kalau dalam pengamatan kita.
Pokoknya keren banget lah itu. Bedah ayat al-Quran sampai ke penjelasan bagaimana pergeseran lempeng bumi.
Tapi banyak yang lupa bahwa dalam ilmu tafsir kita tidak bisa melupakan konteks (siyaq) dan keterkaitan antara satu ayat dengan ayat lain (munasabah).
Kontek pembicaraan ayat ini sebenarnya lagi membicarakan apa sih? Jawabannya bisa kita teropong lewat munasabah ayat ini dengan ayat sebelum atau sesudahnya. Coba kita cek ke ayat sebelumnya.
Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (QS. An-Naml : 87)
Wah, ternyata Allah SWT secara konteksnya lagi bicara terkait hari kiamat. Gunung yang bergerak seperti ini awan itu rupanya menjadi fenomena hari kiamat.
Dan kalau munasabahnya lewat ayat-ayat yang lainnya lagi, kita menemukan benang merahnya juga. Misalnya ayat berikut :
Hari Kiamat. Apakah hari kiamat? Tahukah kamu apa itu hari kiamat? Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran. Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (QS. Al-Qariah : 1-5)
Jadi dikatakan gunung bergerak seperti awan itu adalah kejadian nanti sewaktu terjadi hari kiamat. Bukan penjelasan terkait dengan lempeng-lempeng bumi yang saling bergerak. Setidaknya begitulah menurut siyaq dan munasabahnya.
Lagian Al-Quran diturunkan kepada Nabi SAW dan orang Arab di masanya, sehingga menantang orang-orang Arab untuk bisa menandingi Al-Quran.
Terus buat apa pula Allah bercerita terkait lempeng bumi yang bergeser itu kepada mereka? Kan gak akan paham juga.
Tapi kalau Allah SWT bicara kepada mereka terkait kejadian yang akan disaksikan pada hari kiamat nanti, jelas masuk akal dan logis.
Sumber FB : Ahmad Sarwat
4 Februari 2021·