Gampang Mencaci
Penyakit gampang mencaci-maki orang (ujaran kebencian) di medsos menurut hemat saya adalah penyakit kekanak-kanakan yang menunjukkan proses kematangan jiwa yang belum selesai.
Tindakan usil ketika tidak ada orang itu bisa dimaklumi, kalau dilakukan oleh kanak-kanak. Maklumlah namanya juga kanak-kanak, belum bisa mempertimbangkan akhlak baik dan buruk.
Kalau diingat-ingat, kita semua pernah mengalaminya juga. Dulu waktu masih jadi kanak-kanak.
Tapi kalau sampai dewasa, sikap usil kekanak-kanakan masih terus dikerjakan juga, jelas ada perkembangan psikologis yang perlu dicermati.
Mencaci-maki orang di medsos itu secara psikologis agak menipu. Karena secara fisik, orang yang kita caci memang tidak nampak di mata kita. Sehingga kita merasa amat leluasa mempertontonkan sikap dan perilaku tidak terpuji.
Mungkin pihak yang kita caci-maki memang tidak tahu secara langsng. Tapi biar bagaimana pun juga, apa yang kita lakukan dilihat banyak orang. Dan orang itu suka sekali dengan yang namanya adu domba.
Yang banyak tidak kita sadari bahwa tidak ada yang bisa ditutupi di medsos. Meski nama kita samaran, akun kita palsu, tapi siapa sebenarnya kita ini justru mudah sekali dilacak.
Buktinya orang yang terjerat kasus hukum gara-gara cuitan di medsos. Jumlahnya tidak berkurang malah terus bertambah.
Sebenarnya semua perkataan dan tindak-tanduk kita di medsos justru harus kita jaga dengan baik. Kita harus hati-hati dengan medsos ini.
Karena akan jadi media untuk mempertimbangkan nilai kita di mata orang. Calon mertua kalau mau tahu macam mana kelakuan calon mantu, cukup melihatnya di medsos. Semua perilaku akan jadi bahan penilaian.
Direktur HRD sebelum menentukan siapa pelamar yang akan diterima, akan menelusuri tindak-tanduk kita di medsos.
Pengurus masjid dan kajian, kalau rapat menentukan siapa ustadz yang dianggap layak dijadikan Nara sumber dan menguasai cabang ilmu tertentu, bisa dengan mudah mengenalinya lewat medsos si ustadz.
Kamu adalah medsosmu. Kamu akan dinilai orang lewat tindak-tandukmu di medsos. Kalau dulu nasehatnya : jagalah lidahmu karena lebih tajam dari pedang, sekarang sedikit disempurnakan menjadi : Jagalah medsosmu, karena bisa lebih tajam dari golok algojo.
Sumber FB : Ahmad Sarwat
4 Februari 2021 pada 10.31 ·