AKHLAK ASWAJA
Diantara akhlak Aswaja yang saya demen adalah mereka tidak enggan mendoakan saudara non Aswaja, semisal Salafi Wahabi saat mereka wafat. Perbedaan akidah, manhaj fikih dan amaliyah tidak menghalangi mereka untuk saling mendoakan. Alhamdulillah.
Ustadz Maheer at-Tuwailibi [semoga Allah memaafkan dosa-dosanya dan menempatkan disyurga-Nya] misalnya, walaupun beliau masih tercatat sebagai Salafi Wahabi yang keras dan cenderung ngawur, tetapi ketika wafat banyak sekali kawan² Aswaja yang mendoakan, baik di FB ataupun di WAG. Mungkin juga di Instagram dan Telegram. Kebetulan saya tidak menggunakan keduanya.
Hingga kini, saya tidak pernah mendengar lontaran kalimat tahmid dari kawan-kawan Aswaja karena ada seseorang yang dianggap ahli bid'ah yang wafat.
Termasuk saya pribadi, yang walaupun beberapa kali pernah berdebat dan berbeda pendapat dengan beliau di FB dan menulis buku untuk mencounter beliau, saya tetap mendoakan beliau.
Bahkan ketika saya SS komentar Kyai Idrus Ramli di WAG beliau di salah satu group, bahwa Ustadz Maheer at-Tuwailibi masih Salafi Wahabi dan pernah mencaci maki beliau dan UAS beberapa bulan yang lalu saya malah diingatkan sebagian kawan Aswaja. Dikiranya saya mencaci maki beliau yang dilarang oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Padahal hanya mengatakan beliau Salafi Wahabi khan bukan mencaci maki. Ajib bukan akhlak Aswaja?! Aswaja benar-benar mengamalkan hadits Nabi:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «لاَ تَسُبُّوا اْلأَمْوَاتَ, فَإِنَّّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلىَ مَا قَدَّمُوْا». رَوَاهُ اْلبُخَارِيّ
“Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mencela orang-orang yang sudah mati, karena mereka itu sudah sampai kepada apa yang telah mereka lakukan“. (HR. Bukhâri).
Semoga Allah memberi kebaikan, kesabaran, dan ketabahan kepada keluarga Ustadz Maheer at-Tuwailibi.
Sumber FB : Hidayat Nur
Kajian · 9 Februari 2021 pada 00.49 ·