Membahas al-Qur’an Sebagai Kalamullah Dan Bukan Kok Bisa Ribet Sih?
Saya tak habis pikir kenapa sebagian orang terlihat sulit dan ribet ketika membahas suara manusia yang sedang membaca al-Qur’an. Apakah suara yang berupa gelombang yang membentuk bunyi huruf-huruf itu makhluk? Jawabannya mudah: suara manusia itu pasti dan secara faktual adalah makhluk dan tidak qadim. Ini tak bisa dibantah.
Coba kita pakai contoh lain:
Seseorang menulis surat yang isinya: "Ini adalah rasa cintaku padamu". Apakah kertas dan tinta itu adalah rasa cintanya? Jelas bukan. Rasa cintanya melekat dalam diri penulisnya, bukan berupa kertas bergores tinta yang diterima pembaca. Jelas bukan?
Begitu pula ketika dikatakan al-Qur’an adalah kalamullah dan kalamullah adalah qadim, bukan makhluk. Ya itu benar, kita sepakat ini. Tapi ketika seorang manusia menuliskan kalamullah di selembar kertas, maka kertas beserta tulisannya itu jelas tidak qadim, jelas itu makhluk sebab dibuat manusia. Beda jauh antara YANG DITULIS dengan TULISANNYA. Yang ditulis itu bukan makhluk, tapi tulisannya adalah makhluk.
Sama dengan ketika kita menulis lafadz "Allah", yang kita tulis itu adalah Tuhan Pencipta alam semesta yang Qadim, bukan makhluk. Tapi tulisan kita yang terdiri dari huruf A, l, l, a, h ini beda lagi; tulisan ini tak menciptakan apapun, justru kita yang membuat dan merangkainya.
Demikian juga suara manusia yang membaca al-Qur’an. Al-Qur’annya sendiri kalamullah, bukan makhluk. Tapi bacaan manusia terhadap kalamullah itu makhluk sebab itu suara manusia. YANG DIBACA adalah qadim, bukan makhluk, tapi BACAANNYA adalah makhluk.
Kalau pakai bahasa Arab, maka bedakan antara al-maktub dan kitabah; antara al-matluw dan tilawah; antara al-maqru' dan qira'ah.
Gampang bukan?
Sebagai pelengkap saja, saya nukil akidah Imam Bukhari dan Imam Ahmad seperti dinyatakan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani berikut :
وَصَرَّحَ الْبُخَارِيُّ بِأَنَّ أَصْوَاتَ الْعِبَادِ مَخْلُوقَةٌ وَأَنَّ أَحْمَدَ لَا يُخَالِفُ ذَلِكَ (فتح الباري لابن حجر - ج: ١٣ - ص: ٤٩٣ )
"Imam Bukhari menyatakan dengan jelas bahwa suara manusia adalah makhluk dan sesungguhnya Imam Ahmad tidak menyelisihi itu".
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad