Quran dan Iramanya
Seni melantunkan ayat Al-Quran itu banyak jenisnya. Salah satunya Ilmu Nagham. Guru saya menyebutnya tarannum.
Sebenarnya Ilmu Nagham ini merupakan bagian dari seni suara atau seni vokal yang mengalami pengaruh besar dari berbagai negeri muslim.
Nama-nama seperti Hijaz, Nahawand, Rass, dan lainnya konon merupakan nama daerah tempat asalnya nada-nada itu.
Tentunya nada-nada ini bukan wahyu yang turun dari langit. Malaikat Jibril alaihissalam ketika membacakan ayat-ayat Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW tidak ada penjelasannya dengan memakai nada yang mana.
Namun saking terkenalnya nada-nada itu, di kemudian hari dianggap sebagai nada yang baku untuk baca Al-Quran.
Mirip dengan kaligrafi Arab yang kemudian identik dengan ayat Quran. Seolah-olah semua kaligrafi Arab itu ayat Al-Quran.
Sampai dosen saya ngejoke begini : Di mushalla ada kaligrafi bertuliskan :
عجلوا بالصلاة قبل الفوت وعجلوا بالتوبة قبل الموت
Segerakan shalat sebelum waktunya terlewat dan segerakan taubat sebelum kematian.
Maka oleh imam dibacalah lafazh itu setelah bacaan Al-Fatihah. Dia kira itu ayat Quran, padahal bukan. Mentang-mentang ditulis dalam bentuk kaligrafi khas.
Kembali ke masalah nada bacaan Al-Quran, bahkan ada sebagian kalangan yang mengharamkan nada selain yang sudah dikenal baku. Padahal tiap negeri punya nada khas yang tidak dibikin-bikin, tetapi memang sudah dari sononya.
Salah satu contoh adalah nada yang sering dilantunkan saudara kita dari Afrika. Mereka punya nada yang khas, hanya ada di mereka saja.
Atau Pak Lik saya di Jogja, kalau baca Quran ngimami shalat 5 waktu di masjid kami itu punya nada khas. Setidaknya beda dengan nada orang Betawi kalau ngaji baca Quran.
Dulu waktu kecil saya malah dengan lugu menyebutnya dengan lagu Jawa. Karena nadanya memang khas Jawa.
Walau pun dari segi sifatul huruf, makharijul huruf, tajwid, izhar, idgham, iqlab, ikhfa' dan semua hukum terkaitnya tetap terpenuhi syaratnya.
Tapi nadanya itu nada khas Jawa, jauh dari nada baku dalam ilmu Nagham.
Sumber FB : Ahmad Sarwat sedang di Home.
19 September 2020 pada 13.08 ·