ORANG ALIM HARUS PUNYA MUSUH
Imam Sya'rawi menjelaskan:
إن الأسوة في رسول الله ﷺ تقتضي أنه ما دام قد تحمل بجلادة بلاغ الناس في رسالته، فعلينا أيضًا أن نقتدي به لقد ناضل رسول الله ﷺ وعلى أتباع رسول الله أن يناضلوا في سبيل نشر الدعوة، فإن رأيت أهل الدين في استرخاء وترهل وعدم قدرة على النضال في سبيل البلاغ عن الله فلتعلم أن هؤلاء القوم لن يأخذوا ميراث النبوة. ولذلك إذا رأيت عالما من علماء الإسلام ليس له أعداء فاعلم أنه قد نقص ميراثه من ميراث الأنبياء..
"Sesungguhnya teladan dari Rasulullah ﷺ mengajarkan kita bahwa selama beliau bertahan dengan tekad untuk menyampaikan risalah kepada manusia, maka kita juga harus meneladaninya. Rasulullah ﷺ telah berjuang, dan para pengikut Rasulullah harus berjuang dalam menyebarkan dakwah. Jika kamu melihat para ahli agama dalam keadaan santai, lemah, dan tidak mampu berjuang dalam menyampaikan ajaran Allah, ketahuilah bahwa mereka tidak mengambil warisan kenabian. Oleh karena itu, jika kamu melihat seorang ulama Islam yang tidak memiliki musuh, ketahuilah bahwa warisannya dari kenabian telah berkurang." (Tafsir asy-Sya'rawi)
Ketika seseorang berjuang dengan keras dalam amar ma'ruf nahi munkar dan menegakkan amanat ilmunya, maka sangat wajar apabila ia mempunyai musuh yang tidak suka terhadap apa yang ia lakukan. Para nabi telah melakukan hal ini sehingga mereka dimusuhi. Sudah sepantasnya apabila orang alim yang notabene adalah pewaris para nabi melakukan hal yang sama dan mendapatkan reaksi yang sama dari orang-orang yang tidak suka.
Yang tidak wajar adalah ketika seorang alim selalu berbicara yang manis-manis untuk merebut hati semua pihak; Kepada pihak yang benar dia manis dan kepada yang salah dia juga manis; Kepada yang baik dia manis dan kepada yang jahat dia juga manis; Kepada orang sholeh dia manis dan kepada ahli maksiat dia juga bermanis-manis; Kepada pejuang agama dia manis dan kepada penista agama dia juga manis. Yang seperti ini bukan meniru nabi tapi meniru politikus yang butuh suara.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad