Metode Ngaji Sorogan
Di Pesantren ada beberapa metode mengajar. Paling populer memang guru membaca kitab dan santri mendengar ditambah memaknai perkata dari kosa kata Arab. Metode ini disebut Bandongan, juga dikombinasi ceramah karena sesekali menjelaskan kandungan kitab.
Ada lagi metode lainnya yang disebut ngaji sorogan. Model Ngaji Sorogan adalah metode mengaji kitab kuning secara bergiliran dengan cara menyodorkan pemahaman kepada guru untuk disimak, dikoreksi, dan ditashihkan. Kata sorogan berasal dari kata Jawa sorog yang artinya menyodorkan.
Dari mana metode Sorogan dalam pembelajaran Islam? Tidak lain dan tidak bukan dari Sayiduna Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Imam Al-Bukhari meriwayatkan:
ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﻟﻲ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «اﻗﺮﺃ ﻋﻠﻲ» ﻗﻠﺖ: ﺁﻗﺮﺃ ﻋﻠﻴﻚ ﻭﻋﻠﻴﻚ ﺃﻧﺰﻝ؟ ﻗﺎﻝ: «ﻓﺈﻧﻲ ﺃﺣﺐ ﺃﻥ ﺃﺳﻤﻌﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻱ»
Dari Abdullah (Ibnu Mas'ud), ia berkata bahwa Nabi bersabda kepadaku: "Bacalah Al-Qur'an untukku". Ibnu Mas'ud berkata: "Bagaimana aku membacakan Al-Qur'an, padahal Al-Qur'an diturunkan padamu?" Nabi menjawab: "Aku senang jika aku mendengar dari orang lain".
Ibnu Mas'ud berkata: "Lalu aku bacakan surat An-Nisa' kepada Nabi sampai ayat:
ﻓﻘﺮﺃﺕ ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻮﺭﺓ اﻟﻨﺴﺎء، ﺣﺘﻰ ﺑﻠﻐﺖ: {ﻓﻜﻴﻒ ﺇﺫا ﺟﺌﻨﺎ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺃﻣﺔ ﺑﺸﻬﻴﺪ ﻭﺟﺌﻨﺎ ﺑﻚ ﻋﻠﻰ ﻫﺆﻻء ﺷﻬﻴﺪا}
"Bagaimanakah (keadaan manusia kelak pada hari Kiamat) jika Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka". (An-Nisa' ayat 41)
¤ Foto saat Ngaji Sorogan Kitab karya Syaikhona Kholil, Al-Matnu Asy-Syarif. Sore saya bacakan teks kitabnya dengan Bahasa Jawa. Pelajaran ini kemudian diulang dalam kelompok kecil, juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Setiap pagi menyetor bacaan dan terjemahan. Alhamdulillah semuanya lancar baik secara susunan Gramatika Arab maupun pemahaman isi kitab. Untuk para kiai pesantren yang telah menerapkan metode ini yang puncaknya kehadirat Nabi yang mengajarkan semua kebaikan untuk umatnya....
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin