Saatnya Mencari Guru Aqidah untuk Anak
Siapa saja yang mempunyai anak SMA dan dia berniat melanjutkan kuliah, apalagi keluar negeri, usahakan ajarkan mereka aqidah yang kuat, usahakan dia khatam buku aqidah yang simpel seperti aqidah sughra-sughra atau ummul barahin atau aqidatul awam, cari ustad sekitar yang mampu menjelaskan dengan baik, kalau perlu privat, 10 pertemuan paling lama insyaallah udah selesai. Cuma beberapa lembar kok. Gak perlu bisa bahasa arab, karena guru bisa ngejelasinnya dengan bahasa indonesia, yang penting bukan nerjemahin kitab atau sampai kayak ustad yang ngaji nahwu sharaf, tapI memahami isinya melalui penjelasan ustad dalam bahasa kita. Tapi jangan mencuri hati ustad ya hahaha
Kata habib ali aljufri yang artinya tantangan anak-anak kita dimasa depan itu bukan lagi soal mereka ikut mazhab a atau mazhab B tapi apakah ada jaminan jika mereka masih beriman dimasa depan? Itu semua sebuah tantang dalam mengerjakan wasiat abadi para nabi kepada anak-anaknya "janganlah kalian mati kecuali kalian itu muslim, itu cita-cita dan harapan seorang nabi pada anaknya, gak muluk-muluk, karena disitu ada kunci kebahagian dunia dan akhirat, kita sebagai pengikut ajaran nabi juga seharusnya berpikir sesuai anjuran para nabi, soalnya kita tahu bahwa gak ada manusia di dunia yang memahami hakikat kehidupan dunia ini melebihi para nabi. Maka sudah seharusnya kita mengikuti jalan mereka.
Kenapa penting ditekankan masalah belajar aqidah secara khusus? Sebenarnya sampai 20 tahun lalu ngaji aqidah dari buku-buku diatas tidak seberapa urgen. Soalnya kedepan itu tantangannya adalah masih berimankah seorang anak? Beda dengan zaman sebelum kita, gak banyak syubhat aqidah disekitar kita, sedangkan zaman ini hampir disetiap bidang study itu mempermasalahkan dalam biologI meragukan penciptaan adam, dalam ilmu fisika meragukan terciptanya alam, dalam ilmu politik memisahkan islam dari kehidupan, dalam ilmu hukum tidak menerima lagi batasan tuhan, dalam ilmu matematika meragukan adanya kebenaran, bahkan dalam ilmu agama meragukan kebenaran muhammad saw sebagai utusan, dll. Dimana hampir semua ilmu dalam universitas dunia mebuat ragu dengan kebenaran islam. Karena memang ada perbedaan filsafat didalamnya. Karena kalau sama berarti cocok, kalau cocok berarti jodoh dooonk hahahah
Belajar aqidah dari buku diatas dapat membantu meminimalisir dampaknya, karena disana kita diajarkan bagaimana seharusnya seorang muslim melihat ilmu-ilmu itu, dengan cara apa? Memahami metode berfikir yang benar dan prakteknya dalam mempelajari aqidah, disana diajarin dimana titik temu dan titik perbedaan antara sudut pandang islam dan sudut pandang filsafat yang diajarkan disekolah formal, memahami ini, walau gak bisa seorang anak menjawab secara detail syubhat yang datang sebagaimana para pakar menjawabnya, tapi dia bisa merasakan bahwa ada kesalahan ilmiyah pada syubhat itu, maka dia tidak akan mudah terpengaruh, kemampuan merasakan kesalahan pada syubhat ini dinamakan mempunyai dasar aqidah yang kuat. Kalau yang memiliki kesabaran yang kuat ya kaum tertindas seperrlti para jomblo ahhaha
Disaat dia memahami itu maka dia sadar aqidah yang dia pilih itu mempunyai dasar ilmiyah yang kuat. Nilai lebih belajar buku diatas, itu membantu dia tau kemana harus mencari jawaban ilmiyah jika masalah yang dihadapi makin besar, ini penting ketidaktahuan mencari rujukan ilmiyah ini membuat seorang menjadi buta dan nggak tau tempat mencari solusi, akhirnya dia mengambil kesimpulan sendiri tanpa petunjuk ilmiyah, dan saat itu terjadi dia akan semakin jauh dengan harapan orang tua "jangan kalian mati kecuali kalian dalam keadaan islam", makanya bahkan jika sulit menemukan ustad yang mengajar cuma-cuma, mengorbanan sedikit uang untuk minta tolong njajar privat secara berbayar seperti uang kursus pun harus dilakukan(walau saya gak menyukai fakta ini), karena kadang sedikit pengorbanan bisa menjaga aqidah anak kita sepanjang hidupnya hingga bertemu lagi di akam barzakh.
Sedikit tambahan, memang untuk anak penting, tapi sebenarnya untuk kita pribadi ga kalah penting, khususnya yang memang belum pernah belajar, karena ada kewajiban untuk itu. Apalagi kalau pengajar ilmu agama, bukan sekedar pernah baca, tapi juga paham, kar na mereka bertanggungjawab untuk mengajarkannya, kalau memang merasa diri ga yakin dengan kemampuan mengajar, jangan gengsi untuk belajar lagi sampai paham, kalau ga punya waktu lagi untuk kitab-kitab besar, minimal kitab-kitab dasar, jangan sampai kita yang mengajar malah jadi biang masalah, jadi kalau ada kesempatan belajar, ya manfaatkan sebisanya
#ilmukalam
baca juga kajian tentang parenting berikut :
- Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anaknya
- Uang THR Haram Digunakan Orang Tua?
- Pengamanan Anak di Masjid
- Anak-Anak Ribut Di Masjid, Solusinya?
- Rambu Canda dan Permainan Anak
Sumber FB Ustadz : Fauzan Inzaghi