Sifat Yang Layak Bagi Allah
Apakah dengan mengatakan kami menetapkan sifat Allah sesuai dengan yang layak bagi-Nya merupakan akidah Ahlussunnah wal Jamaah? Jawabannya, belum tentu. Itu masih global sehingga maknanya tergantung pada siapa yang berkata.
Kristen meyakini Allah layak punya anak dan bahkan layak menjadi Tuhan dalam bentuk trinitas. Bagi muslm, Allah tidak layak demikian sebab itu sifat makhluk.
Jahmiyah meyakini Allah layak berada di mana-mana meliputi segalanya seperti udara yang meliputi bumi. Bagi Aswaja, Allah tidak layak demikian sebab itu sifat makhluk.
Mujassimah meyakini Allah layak berupa jisim, punya tubuh dan organ-organ yang berukuran super besar serta layak duduk-duduk di tempat tertinggi dan kadang berpindah tempat naik turun sesukanya. Bagi Aswaja, Allah tidak layak demikian sebab itu sifat makhluk.
Mereka yang sesat selalu bersembunnyi di balik kata "layak bagi-Nya" untuk mempromosikan akidahnya. Supaya terkesan tanzih dan tidak menodai kesucian Tuhan, padahal mereka mengotorinya.
Bila ulama Aswaja yang mengatakan bahwa ia menetapkan sifat yang layak bagi Allah, maka itu baru benar-benar menyucikan Allah sebab hanya Aswaja yang betul-betul meniadakan segala unsur persamaan antara Allah dan makhluk. Kriteria kelayakan itu adalah wujud, qidam, baqa', mukhalafah lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi, wahdaniyah, qudrah, iradah, ilmu, hayah, sama', bashar, kalam.
Jadi, jangan polos ketiika membaca klaim menyifati Allah dengan sifat yang layak bagi-Nya. Tidak sesederhana itu.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad