Menyoal Lempar Jumrah Sebelum Zuhur Di Hari Tasyriq
Waktu saya datang pertama di tempat lempar jumrah ada 2 tempat yang diberi police line yang tidak boleh dilempar, yakni Jumrah Shughra dan Wustho. Maka semua jemaah haji mengarah untuk melempar jumrah Aqabah atau Kubra. Karena memang dalil hadisnya Nabi hanya melempar Aqabah di hari Idul Adlha.
Pada hari tasyriq police line sudah tidak ada. Sudah boleh dilempari. Sejak kapan? Sejak pagi dini hari. Makanya jadwal melempar jumrah yang disebarkan oleh penyelenggara haji Indonesia adalah berdasarkan edaran dari Arab Saudi. Kok tidak sama dengan kitab dahulu? Hampir tidak ada yang sama. Sa'i ada Mas'a yang diperluas. Mina ada Mina Jadid, dan sebagainya. Tetapi yang saya ketahui semua sudah difatwakan oleh ulama Saudi.
Bagaimana dengan melempar jumrah, bukankah Nabi melempar jumrah setelah zuhur selama hari tasyriq? Betul. Tapi ada beberapa ulama dari kalangan Tabiin yang membolehkan. Berikut kutipan sebagian ulama Mazhab:
1. Mazhab Syafi'i
Imam Nawawi menjelaskan:
ﻭﺃﻣﺎ ﺃﻳﺎﻡ اﻟﺘﺸﺮﻳﻖ ﻓﻤﺬﻫﺒﻨﺎ ﻭﻣﺬﻫﺐ ﻣﺎﻟﻚ ﻭﺃﺣﻤﺪ ﻭﺟﻤﺎﻫﻴﺮ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ اﻟﺮﻣﻲ ﻓﻲ اﻷﻳﺎﻡ اﻟﺜﻼﺛﺔ ﺇﻻ ﺑﻌﺪ اﻟﺰﻭاﻝ ﻟﻬﺬا اﻟﺤﺪﻳﺚ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻭﻗﺎﻝ ﻃﺎﻭﺱ ﻭﻋﻄﺎء ﻳﺠﺰﺋﻪ ﻓﻲ اﻷﻳﺎﻡ اﻟﺜﻼﺛﺔ ﻗﺒﻞ اﻟﺰﻭاﻝ
Melempar Jumrah selama Hari Tasyriq menurut Mazhab kita, Malik dan Ahmad serta mayoritas ulama adalah tidak boleh dilakukan pelemparan jumrah di hari tasyriq kecuali setelah zawal (zuhur), berdasarkan hadis sahih. Thawus dan Atha' mengatakan lempar jumrah sebelum zuhur sudah mencukupi/sah. (Syarah Muslim, Bab Haji 6/46)
2. Mazhab Hambali
Ibnu Qudamah berkata:
ﻓﺼﻞ: ﻭﻻ ﻳﺮﻣﻲ ﻓﻲ ﺃﻳﺎﻡ اﻟﺘﺸﺮﻳﻖ ﺇﻻ ﺑﻌﺪ اﻟﺰﻭاﻝ، ﻓﺈﻥ ﺭﻣﻰ ﻗﺒﻞ اﻟﺰﻭاﻝ ﺃﻋﺎﺩ. ﻧﺺ ﻋﻠﻴﻪ. ﻭﺭﻭﻱ ﺫﻟﻚ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ. ﻭﺑﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ، ﻭاﻟﺜﻮﺭﻱ، ﻭاﻟﺸﺎﻓﻌﻲ، ﻭﺇﺳﺤﺎﻕ، ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ اﻟﺮﺃﻱ. ﻭﺭﻭﻱ ﻋﻦ اﻟﺤﺴﻦ، ﻭﻋﻄﺎء،
Tidaklah diperbolehkan melempar jumrah di hari tasyriq kecuali setelah zuhur. Jika melempar sebelumnya maka harus mengulang. Imam Ahmad sudah menjelaskan hal ini. Juga diriwayatkan dari Ibnu Umar, Malik, Tsauri, Syafi'i, Mazhab Rasional, Hasan dan Atha'
ﺇﻻ ﺃﻥ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ اﻟﺮﺃﻱ، ﺭﺧﺼﻮا ﻓﻲ اﻟﺮﻣﻲ ﻳﻮﻡ اﻟﻨﻔﺮ ﻗﺒﻞ اﻟﺰﻭاﻝ، ﻭﻻ ﻳﻨﻔﺮ ﺇﻻ ﺑﻌﺪ اﻟﺰﻭاﻝ. ﻭﻋﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﻣﺜﻠﻪ. ﻭﺭﺧﺺ ﻋﻜﺮﻣﺔ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺃﻳﻀﺎ. ﻭﻗﺎﻝ ﻃﺎﻭﺱ: ﻳﺮﻣﻲ ﻗﺒﻞ اﻟﺰﻭاﻝ، ﻭﻳﻨﻔﺮ ﻗﺒﻠﻪ . المغني لابن قدامة ٣/٣٩٩
Hanya saja Ishaq dan Mazhab Rasional memberi keringanan di hari nafar untuk melempar sebelum zuhur. Ada riwayat dari Ahmad. Ikrimah juga memberi keringanan. Thawus berkata bahwa boleh melempar jumrah sebelum zawal dan nafar sebelumnya (Al-Mughni, 3/399)
Bagi jemaah haji Indonesia bukan cuma soal jam melempar, tapi antrian bus menuju Makah yang sampai berjam-jam karena jumlahnya ratusan ribu jemaah haji. Sudah maklum jika belum keluar dari Mina sampai Maghrib berarti harus melanjutkan ke nafar kedua di hari besoknya atau 13 tasyriq. Artinya tahallul kedua tertunda sehari. Waktu sehari di Mina sama serasa menunda malam pertama setelah akad nikah. Understan?
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin