Titik Temu dan Titik Pisah Antara Asy'ariyah dan Wahabi-Taymiy
Sebenarnya mudah mempertemukan akidah Wahabi-Taymiy yang mengaku Hanbali dengan Ahlussunnah wal Jamaah (Asy'ariyah-Maturidiyah) selama akidah Syaikh Ibnu Taymiyah belum terlalu masuk ke dalam alam bawah sadarnya. Paling mentok di kesalahan redaksional doang sehingga Wahabi-Taymiy menolak istilah Asy'ari padahal maksud mereka juga sama atau Asy'ari menolak istilah Wahabi-Taymiy padahal maksudnya sama. Jadinya ketika ditahqiq bisa saling toleran seperti dilakukan Syaikh as-Saffarini al-Hanbali yang akhirnya memasukkan Hanabilah sebagai Aswaja ke-tiga setelah Asy'ariyah dan Maturidiyah.
Tapi kalau sudah terkontaminasi akidah Syaikh Ibnu Taimiyah terlalu banyak, maka pasti jadinya seperti Karramiyah yang meyakini Allah sebagai pribadi yang berbadan, bervolume dan punya organ-organ tapi di waktu yang sama tidak mau berkata bahwa Allah itu jisim dan bahkan kadang menyalahkan orang yang berakidah tajsim. Padahal, keyakinan yang seperti itu sendiri adalah hakikat tajsim sehingga beda antara mulut dan hati. Kalau ditahqiq, pasti mbulet dan muter seperti gasing seolah istilah jisim itu "mutasyabihat"yang tidak diketahui definisinya kecuali oleh Allah.
Tapi ada lucunya ketika proses tahqiq makna jisim yang seolah diposisikan sebagai "mutasyabihat" itu; Ketika dipaksa menjelaskan apakah Allah itu jisim, mereka tidak akan membahas tentang Allah tapi akan membahas tentang udara dan air. hhhh...
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad