MEMAHAMI ISTILAH AL-QUR'AN DAN KALAMULLAH
Perkataan mas Muhammad Atim di SS ini tidak cermat dan mencampur dua proposisi yang berbeda, yakni antara:
(1) al-Qur'an di mana pun berada adalah kalamullah, dan
(2) al-Qur'an bukan makhluk.
Akhirnya susunan seperti itu secara logika tidak bisa menghasilkan kesimpulan yang valid. Kalau pun dipaksa untuk disimpulkan, maka akan sampai pada kesimpulan sesat, semisal:
a. al-Qur'an adalah kalamullah yang berada di mana-mana. Dengan kata lain, ada banyak kalamullah dan tempatnya ada di mana-mana
b. Kalamullah yang ada di mana-mana itu bukan makhluk. Dengan kata lain, ada entitas bukan makhluk (tapi entitas Tuhan atau bagian tak terpisahkan dari Tuhan) yang ada banyak dan ada di mana-mana. Memangnya Tuhan ada berapa?
c. Kalamullah adalah sifat Allah sehingga bukan makhluk, tapi ada di mana-mana, termasuk di tas, di lemari, di mulut, di dada dan seterusnya. Dengan kata lain, sifat Allah yang qadim bertempat di banyak makhluk. Ini adalah akidah hulul yang disepakati sesat.
Redaksi yang benar oleh para ulama salaf adalah sebagai berikut:
القرآن كلام الله غير مخلوق
Redaksi di atas tersusun dari dua proposisi yang nyambung, berupa:
(1) al-Qur’an adalah kalamullah
(2) Kalamullah adalah bukan makhluk
Dengan demikian, yang dimaksud ulama salaf adalah al-Qur’an yang dalam arti sebagai kalamullah adalah bukan makhluk. Inilah poin utama yang diajarkan ulama salafus shalih seluruhnya, baik Asy'ariyah-Maturidiyyah maupun selain keduanya. Kalam adalah salah satu sifat dari Allah, sama seperti qudrah, iradah dan lain sebagainya yang tentu saja semua itu bukan makhluk.
Ada pun istilah al-Qur’an yang dalam arti mushaf, maka jelas makhluk. Masak mushaf cetakan mesin percetakan bukan makhluk? Demikian juga istilah al-Qur’an yang dalam arti tulisan dari tinta atau suara yang keluar dari mulut, maka itu semua jelas makhluk. Masak tinta produksi pabrik dan suara produksi pita suara bukan makhluk?
Dengan demikian, istilah "al-Qur’an" dan istilah "kalamullah" adalah dua istilah yang musytarak (mempunyai makna ganda):
- Kata "Al-Qur'an" bisa bermakna salah satu sifat Allah yang berupa kalam, itu jelas bukan makhluk. Tapi kata "al-Qur'an" juga bisa berarti buku yang kita kenal dengan judul "al-Qur’an" tersebut, itu jelas makhluk.
- Demikian juga istilah "kalamullah" bisa merujuk pada sifat Allah yang qadim, itu jelas bukan makhluk. Tapi kata "kalamullah juga bisa merujuk pada teks yang tertulis di mushaf itu, teks yang kita baca (suarakan), teks yang kita ingat di memori kita, dan yang kita tulis di media lain, teks tersebut jelas merupakan makhluk yang disimpan dalam media makhluk.
Hanya aliran sesat Hululiyah yang meyakini bahwa makhluk bisa memuat entitas yang bukan makhluk. Adapun menurut Aswaja, makhluk hanya bisa memuat makhluk lain. Dengan demikian, semua media makhluk pastilah memuat makhluk juga, baik yang dimuat adalah teks kalam manusia atau teks firman Allah. Dalam beberapa ayat al-Qur’an disebutkan kecurangan Yahudi yang suka mendistorsi kalamullah, tentu yang dimaksud adalah mendistorsi teks kalamullah, bukan mendistorsi salah satu sifat yang melekat pada diri Allah sebab itu mustahil.
Pembahasan ini sebenarnya sederhana asal mengetahui bahwa istilahnya musytarak (mempunyai makna ganda). Tapi seperti saya tulis sebelumnya, Wahabi-Taymiy langka yang mengetahui kemusytarakan ini sehingga terus menerus rancu.
Kalau masih ada yang mau mengikuti langkah para Hasyawiyah yang ngeyel berkata bahwa pokoknya semua tentang al-Qur’an adalah bukan makhluk dan tidak ada celah untuk mengatakan makhluk, baik itu suara pembaca, hurufnya, tulisannya, atau apa pun!, maka silakan foto saja yang mana yang dimaksud bukan makhluk itu dan tunjukkan pada dunia seperti apa wujud yang bukan makhluk itu!!!!
Semoga bermanfaat.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad
_--**tema tuhan**--_
Ada zat padat, cair dan gas. Kita, manusia, dan semua yang kita lihat di semesta ini masuk ke salah satu kategori itu.
Karena Allah laisa kamitslihi syaiun, berarti Dia bukan zat padat, bukan zat cair dan bukan gas. Dia adalah Tuhan yang pastinya di luar semua kategori makhluk.
Akidah Ahlussunah wal Jamaah sesimpel itu. Tapi tampaknya Wahabi-Taymiy takkan paham meskipun simpel. Mereka adalah kawan kita yang butuh hidayah.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad
_-**Tuhan & makhluk**-_
Hubungan lokasi antara makhluk satu dan makhluk lain adalah adakalanya atas-bawah, depan-belakang atau kanan-kiri.
Nah, Allah kan bukan makhluk, jadi tidak punya hubungan atas-bawah, depan-belakang atau kanan-kiri itu. Inilah yang dimaksud oleh ulama salaf seperti Imam Thahawi ketika berkata bahwa Maha Suci Allah dari enam arah.
Akidah Ahlussunah wal Jamaah sesimpel itu. Tapi tampaknya Wahabi-Taymiy takkan paham meskipun simpel. Mereka adalah kawan kita yang butuh hidayah.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad
_--**tema kalamullah**--_
Wahabi-Taymi sedikit sekali yang tahu bahwa menurut Asy'ariyah, istilah "Kalamullah" adalah musytarak (punya makna ganda). Tapi jangankan para awamnya, para tokoh ulama kibarnya saja sedikit yang tahu. Akhirnya mereka menyebar hoax bahwa Asy'ariyah meyakini al-Qur’an yang ada di dunia ini bukan kalamullah sebab katanya (berdasarkan kebodohan mereka), dalam keyakinan Asy'ari kalamullah hanyalah kalam nafsi sehingga di dunia ini tidak ada kalamullah. Jangan kaget, selevel Syaikh Ibnu Qudamah juga salah paham kok.
Andai mereka membaca kitab-kitab Asy'ariyah sendiri, padahal mudah untuk menemukan keterangan bahwa kalam nafsi yang qadim disebut kalamullah, dan konten al-Qur’an yang ditulis di mushaf dan didengar telinga itu juga kalamullah. Dua hakikat yang berbeda, tapi keduanya adalah kalamullah. Musytarak berarti dua-duanya adalah makna hakikat, bukan majas.
Jadi, asli saya sudah sampai pada titik jenuh ngomong panjang lebar dengan orang-orang yang tidak paham lalu main tuduh berdasar kutipan hoax dari ulama anti Asy'ariyah yang tak paham ajaran Asy'ariyah.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad