Dicari Tersalaf Dari Klan Salafi
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Efek cuci otak ala salafi, mengaku perwakilan tunggal penerus ajaran salaf, adalah setiap salafi mengaku paling tersalaf, sehingga terbentuk banyak klan salafi dengan corak sendiri, antara satu klan dengan yang lain punya komunitas sendiri dengan kepala suku tersendiri.
Sehingga ustad di klan salafi A tidak boleh mengisi di masjid klan salafi B, ustad di komunitas salafi klan A tidak bisa mengisi tausiah di stasiun televisi di komunitas klan salafi B.
Sangat berbeda dengan aswaja tidak ada pengkotakan, walau pun ada perbedaan tetapi tetap satu jalan, tidak membatasi dirinya dengan kelompok - kelompok, dan boleh menimba ilmu kepada ustad mana pun, hatta kepada ustad salafi.
Akibat doktrin mengaku pemegang tunggal pemahaman salaf, adalah setiap salafi merasa paling berhak dengan pemahaman salaf, sehingga antara satu klan salafi dengan klan yang lain, merasa lebih paham terhadap konsep salaf.
Sehingga klan salafi di yaman dengan klan salafi di arab saudi tidak sejalan dan saling tahzir, karena klan salafi di yaman mengganggap pemahaman salaf klan saudi tidak sesuai dengan pemahaman salaf, karena yang benar adalah yang mereka bawa, dan begitu pula sebaliknya.
Sedangkan ahlus sunnah wal jamaah sampai hari ini, tidak dijumpai diantara pengikutnya mengaku paling mengikuti salaf, sebagai contoh di kalangan ulama mazhab, tidak ada saling klaim paling mengetahui pemahaman salaf, hatta mazhab hanafi yang paling tua sekali pun tidak mengaku paling salaf.
Pendiri Mazhab hanafi, Imam Abu hanifah salah seorang tabiin, tabiin mereka yang hidup setelah masa sahabat, pengikutnya sampai hari ini tidak mengaku paling paham tentang pemahaman salaf, walaupun pendirinya seorang ulama pada masa salaf, masa salaf adalah yang hidup tiga abad pertama dari masa nabi muhammad dan sahabat nabi.
Pastilah pemahaman yang dibawa oleh Imam Abu hanifah adalah pemahaman asli salaf yang diambil langsung dari sahabat nabi, lalu disusun oleh Imam Hanafi biar mudah dipelajari oleh umat islam.
Beda dengan klan salafi yang mengaku mengambil pemahaman salaf dari jalur Imam Ibnu Taimiyah yang hidup di abad ke enam, yang digadangkan sebagai penerus tunggal pemahaman salaf, yang lucunya bukan hidup di masa salaf, bukankah ini penipuan umat ?
Dan efek terbesar akibat mengaku paling tersalaf, adalah menimbulkan sifat tidak saling percaya kepada sesama pendaku salafi, sehingga pemangku salafi mendoktrin setiap pengikut klannya untuk berhati - hati mengambil ilmu kepada ustad dari klan salafi yang lainnya.
Coba pikirkan, sesama mereka saja saling berhati - hati apalagi dengan di luar klan salafi, terutama ulama aswaja, maka jangan heran ada diantara pemangku salafi mendoktrin pengikutnya jangan ambil ilmu dari ustad si fulan dan fulan.
Dan puncak terakhir akibat tidak saling percaya di kalangan klan salafi, maka yang tidak percaya lagi kepada klan lamanya akan membentuk klan baru, dan begitu seterusnya, sehingga bermunculan varian klan salafi dengan corak masing - masing, tetapi tetap dengan konsep dasarnya paling tersalaf.
Sehingga sulit mencari yang tersalaf karena semua klan salafi mengaku tersalaf, maka timbul pertanyaan bolehkah kita mengaku tersalaf ? Sedangkan Allah telah mengingat dalam Al Quran,
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
“Apakah kami tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah mensucikan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun” (QS. An-Nisa: 49).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ
“Janganlah kalian merasa diri kalian suci, Allah lebih tahu akan orang-orang yang berbuat baik diantara kalian” (HR. Muslim).
Dalu - dalu, Kamis 9 Mei 2024
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa