Kalau sekadar mengaku-ngaku Ahlussunnah, semua orang bisa!
Imam Subki sudah menjelaskan bahwa Ahlussunnah wal Jama'ah direpresentasikan oleh tiga kelompok : kelompok pertama: Al-Asy'ariyah (murid dan pengikut Imam Abu Hasan Al Asy'ari) dan Maturidiyah (murid dan pengikut Imam Abu Mansur al-Maturidi) yang berargumen dengan konsepsi rasional. Kelompok kedua: Ahl al-Atsar (pengikut Imam Ahmad bin Hanbal) yang hanya berargumen dengan nash syariat. Kelompok ketiga: Ahl al-Wujdan (para pengamal Tasawuf Sunni) yang memakai konsepsi dzauq (rasa).
Wahabi mengikut kelompok yang manakah diantara ketiga kelompok itu?!
Tidak ada yang mereka ikut!
Jika tidak mengikuti Ahlussunnah wal Jama'ah, maka Wahabi yang membangun brand diri mereka dengan Salafi adalah ahlul bid'ah
Jika Wahabi yang mengklaim diri Salafi mengikut Imam Ahmad bin Hanbal, kenapa kalian tidak menamakan diri dengan Hanbali atau Hanabilah? Kenapa ajaran kalian berbeda dengan Imam Ahmad dan pengikut beliau?
Jika Wahabi/Salafi mengklaim diri mengikut al-Qur'an dan Sunnah. Apakah kelompok-kelompok yang disebutkan Imam Subki tidak mengikuti Al-Qur'an dan Sunnah?
Jika sama-sama mengikuti Al-Qur'an dan Sunnah; mana yang lebih ilmiah pendapat kelompok yang disebutkan Imam Subki dalam menyimpulkan al-Qur'an dan Sunnah dibanding orang-orang yang kalian klaim sebagai rujukan kalian; Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim, Muhammad bin Abdul Wahhab, bin Baz, bin Utsaimin, Al Albani, Shalih Fauzan, dan para pegiat propaganda ajaran Wahabi/Salafi lainnya?
Jika pendapat para ulama yang disebutkan oleh Imam Subki lebih ilmiah, kenapa kalian ikuti kelompok yang keluar dari tiga kelompok itu? Jika pendapat Imam kalian lebih ilmiah; apa buktinya?! Mari kita uji dengan pendekatan ilmu transformasi berita (ilmu hadis), ilmu kebahasaan untuk memahami maksud nash syariat, dan konsepsi ilmu ilmu untuk menyimpulkan maksud al-Qur'an dan Sunnah (Ushul Fiqh)!
Fakta lapangan, pembuat konsepsi Ilmu kebahasaan, ilmu transformasi berita (musthalah hadis), dan ilmu penalaran nash (Ushul Fiqh), penulis kitab-kitabnya, adalah ulama Ahlussunnah wal Jama'ah seperti yang disebutkan Imam Subki. Kalian berkontribusi bagian yang mana? Setahu saya, kalian hanya merusak konsepsi yang sudah ada!
Sumber FB Ustadz : Alnofiandri Dinar
Tanya jawab di komentar : (Wahabi VS Aswaja)
Niko Abul Faruq : Sejak kapan dalil dlm ilmu Ushul fiqih itu ada qoul kholaf seperti imam assubki??? Bukankah dalil itu Al-Qur'an,Sunnah,ijma' dan qiyas shohih? Qoul shohabiy saja masih diperselisihkan oleh ulama..
Alnofiandri Dinar : Niko Abul Faruq kalau menulis itu yang jelas!
Tidak ada yang mengatakan perkataan Imam Subki adalah dalil?
Imam Subki karena seorang imam mujtahid, perkataannya dirujuk. Ente karena menulis saja tidak jelas, apalagi berbicara, tidak patut dirujuk, meskipun menyanyah tiap hari dan rajin sok menantang debat para santri Ahlussunnah wal Jama'ah! Debat dengan ente yang pengecut hanya membuang waktu, apalagi sampai gagal! Semakin ketahuan gadang sarawa!
Kalau membawa-bawa Ushul Fiqh coba kaji bab ijtihad dan taqlid, ente akan mengerti kenapa saya mengutarakan komentar Imam Subki! Tidak tahu Ushul Fiqh, jangan sok pakai Ushul Fiqh!
Alnofiandri Dinar : Niko Abul Faruq Imam Subki semasa dengan Ibnu Taimiyah, jika kalian tidak terima kesimpulan beliau hujjah bagi orang awam, Ibnu Taimiyah juga tidak bisa dijadikan hujjah bagi orang awam.
Pertanyaan saya, siapa Salaf yang mengatakan bahwa kelompok kalian adalah Ahlussunnah?
Danu ElJawy : Niko Abul Faruq jikalau anda mengatakan qoul shohabiy masih diperselisihkan, lantas bagaimana dengan qoul tokoh wahabi yg bukan shohabiy? status Salaf saja bukan apalagi status sebagai shohabiy?!
Ibnu taimiyyah, bergelar Salaf saja tidak, apalagi shohabiy!! Tentu lebih layak utk diperselisihkan. Dan itu terbukti dengan konsep tri tauhidnya menimbulkan banyak perselisihan.
Alnofiandri Dinar : Danu ElJawy orang Wahabi itu sering tidak paham dengan narasi mereka sendiri, ustadz. Makanya mereka biasa kontradiksi dengan diri mereka sendiri. Mereka tidak ada kaidah baku dalam memahami maksud Al Qur'an dan Sunnah. Setiap mereka digiring oleh nafsu mereka. Tapi setiap mereka merasa paling benar dalam beragama, seperti khawarij.
Danu ElJawy : Alnofiandri Dinar tepat sekali ustadz. Ditambah lagi mereka selalu membuat narasi bohong yg dituduhkan kepada kita ahlussunnah, seperti contohnya mereka menuduh kita menolak sifat2 Allah, menolak firman Allah surah Thoha ayat 5, dan menuduh kita membatasi sifat2 Allah.
Padahal ketika kita sodorkan kitab2 yg kita pelajari tak ada 1 pun tuduhan mereka yg benar. Justru sebaliknya.
Bahkan kita tegaskan ke mereka Menolak sifat2 yg layak bagi Allah, menolak ayat alQur'an adalah kekufuran.
Namun tetap saja, namannya nafsu & kebencian terhadap ahlussunnah sudah membara di diri mereka maka menjadikan mata dan hati mereka buta.
Siluang Tapparan : Kelompok pertama Asy'ariyah dikatakan murid dan pengikutnya imam abul hasan al asy'ari..
Tapi jauh menyelisihi akidah imam Asy'ari.
Asy'ari KW
Alnofiandri Dinar : Siluang Tapparan
1. Tinggal buktikan KW atau aslinya. Kalau sekedar melempar fitnah, orang gila juga bisa!
2. Kalau tidak mengerti, jangan mudah dibodoh bodohi oleh orang bodoh dan orang sakit hati kepada umat penganut Ahlussunnah wal Jama'ah. Mubazir ente dikasih Allah nalar untuk bisa berpikir kritis. Sayang sekali, hidup selama ini hanya ditipu orang!
3. Jika mampu bersabar, sebaiknya bertanya kepada kami, yang pengikut Imam Abu Hasan Al Asy'ari sebagai Imam Ahlussunnah wal Jama'ah, yang merepresentasikan akidah Rasulullah dan Sahabat
4. Kalau ada otak, berpikir sedikit saja; apa masuk akal Wahabi yang tidak ada hubungan sama sekali dengan Imam Abu Hasan Al Asy'ari bisa sama akidahnya dengan imam Abu Hasan Al Asy'ari sedangkan pengikut dan muridnya tidak sama?! Biasanya pemilik rumah yang tahu isi rumah dari pada orang yang tidak pernah masuk rumah.
5. Kalau ada kuota internet, coba dengarkan penjelasan santri pengikut Imam Abu Hasan Al Asy'ari ini
https://youtu.be/geuTdiKVz74?si=EO1W9IdFNnIxW3wq
Siluang Tapparan : Alnofiandri Dinar
Yang fakta2 aja...buya
Kenapa gak sering dibahas 3 kitab terakhir beliau yaitu al ibanah an ushul ad diyanah, Maqolat islamiyin dan Risalah ila ahli tsagr
Alnofiandri Dinar : Siluang Tapparan itu pembahasan kalangan ahli. Untuk masyarakat awam dan ente yang tidak tahu apa-apa tentang akidah Ahlussunnah wal Jama'ah gak akan kuat.
Alnofiandri Dinar : Siluang Tapparan ulama mengajarkan umatnya mengukur kemampuan umat. Kitab-kitab Imam Abu Hasan Al Asy'ari adalah ibarat bahan mentah. Bahan mentah biarlah diolah oleh cheef yang ahli. Masyarakat awam tinggal santap menu instan saja.
Kitab-kitab Imam Abu Hasan Al Asy'ari sudah dikaji oleh ulama setelah beliau sampai ulama hari ini. Sebagian kitab hasil pengkajian terhadap kitab Imam Abu Hasan Al Asy'ari dijadikan sebagai referensi belajar, sebagian kitab sebagai referensi saat dibutuhkan saja pengayaan literasi saja.
Dendeng itu enak, tapi anak bayi tidak tahu itu enak dan tidak akan menyantapnya, apalagi menikmatinya. Tapi kalau Anda berikan kepada orang dewasa, mereka akan menikmatinya.
Begitu juga dengan kitab-kitab yang ditulis langsung oleh Imam Syafi'i dan murid-murid langsung Imam Syafi'i dalam ranah Fiqh.
Alnofiandri Dinar : Siluang Tapparan
Ente langsung beramal dengan Al-Qur'an dan Sunnah? Apa setiap amalan ente, langsung ente kaji dalilnya kepada Al-Qur'an dan Sunnah?! Atau guru ente, setiap akan beramal dia akan langsung kaji al-Qur'an dan Sunnah?
Jika ente mengikuti Manhaj Salaf, kitab Imam siapa yang ente jadikan referensi agar terjamin kesalafan ente saat beramal?!