KENAPA MALAS MEMBAYAR UTANG?
Dulu ketika tinggal di Mesir, kami menemukan banyak sekali perbedaan karakter antara orang Mesir dan orang Indonesia. Tapi uniknya meski terdapat perbedaan karakter yang cukup mencolok antar dua bangsa ini, orang Mesir dan orang Indonesia itu sama-sama kurang bertanggung jawab terhadap utang. Alias sama-sama malas bayar utang.
Padahal mati meninggalkan utang itu sama seperti mati meninggalkan dosa. Nabi shallallahu alayhi wasallam sampai tidak mau menshalatkan jenazah orang yang mati membawa utang.
أنَّ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ أُتِيَ بجَنَازَةٍ لِيُصَلِّيَ عَلَيْهَا، فَقالَ: هلْ عليه مِن دَيْنٍ؟، قالوا: لَا، فَصَلَّى عليه، ثُمَّ أُتِيَ بجَنَازَةٍ أُخْرَى، فَقالَ: هلْ عليه مِن دَيْنٍ؟، قالوا: نَعَمْ، قالَ: صَلُّوا علَى صَاحِبِكُمْ
"bahwasanya Nabi shallallahu alayhi wasallam didatangkan jenazah agar Nabi menshalatkan nya. Nabi bertanya: apakah dia memiliki utang? Para sahabat menjawab: tidak. Maka Nabi menshalatkan orang tersebut. Kemudian didatangkan kembali jenazah yang lain. Nabi bertanya kembali: apakah dia memiliki utang? Para sahabat menjawab: Iya. Maka Nabi mengatakan: shalatkan oleh kalian sendiri teman kalian ini." (HR. al-Bukhari No. 2295)
Para ulama mengatakan bahwa keengganan Nabi menshalatkan jenazah orang yang memiliki utang, merupakan bentuk peringatan bagi yang masih hidup bahwa utang mesti dibayar. Utang itu berkaitan dengan hak terhadap sesama manusia, sehingga doa seorang Nabi pun akan tertahan bila urusan dengan sesama manusia belum terselesaikan.
✍🏻 Ust. Muhammad Rivaldy Abdullah
Sumber FB Ustadz Muhammad Rivaldy Abdullah