Guru Syaikh Yasin Al-Fadani dari Sadah Ba'alawi
Syaikh Yasin bin Isa al-Fadani adalah ulama berdarah Padang Indonesia yang berkiprah luar biasa di al-Haramain dan seluruh al-Alam al-Islami. Beliau terkenal dengan julukan Musnid al-'Ashr atau Musnid ad-Dunya. Musnid al-'Ashr memiliki arti ahli sanad pada masanya. Sedangkan Musnid ad-Dunya adalah ahli sanad dunia (internasional).
Intisab kepada Syaikh Yasin al-Fadani menjadi kebanggaan tersendiri bagi orang-orang yang menekuni dunia kesanadan. Misal, "Alhamdulillah, saya pernah meriwayatkan langsung dari Syaikh Yasin al-Fadani", atau "antara saya dengan Syaikh Yasin al-Fadani hanya melewati satu orang", dan lain sebagainya.
Para pengasuh pesantren di Nusantara pun ketika mengijazahkan kitab-kitab kepada para santri seringkali meriwayatkan lewat Syaikh Yasin al-Fadani.
Seperti di Kajen Pati ada Alm. KH. M. A. Sahal Mahfudz yang sering meriwayatkan langsung dari Syaikh Yasin al-Fadani.
Di Sarang ada Alm. KH. Maimun Zubair dan KH. Najih Maimun hafidzohullah.
Di Jakarta ada KH Ahmad Marwazie hafidzohullah.
Di Kalimantan ada Pondok Darussalam Martapura yang masyayikhnya juga meriwayatkan dari Syaikh Yasin al-Fadani.
Di Madura ada KH. Barizi Fathullah, KH. Ghazali Fathullah, dan KH. Thaifur Ali Wafa.
Dan masih banyak lagi para ulama yang meriwayatkan dari Syaikh Yasin al-Fadani, baik secara langsung maupun lewat perantara.
Syaikh Yasin al-Fadani tercatat memiliki guru lebih dari 700 ulama dari seluruh penjuru dunia. Tak banyak orang tahu, ternyata banyak di antara guru Syaikh Yasin dari kalangan Sadah Ba'alawi. Sebut saja misalnya Sayyid Muhsin al-Musawa Palembang, Sayyid Abdullah bin Umar bin Ahmad asy-Syathiri Tarim, Sayyid Abdurrahman bin Abdullah bin Muhsin Assegaf Seiwun, Sayyid Salim bin Hafidz Tarim (Kakek Habib Umar bin Hafidz), dan masih banyak lagi.
Ketika membaca kitab al-Kawakib ad-Darari (masih manuskrip) karya Syaikh Yasin al-Fadani, kita akan menemukan informasi beliau juga memiliki tiga guru dari kalangan Sadah Ba'alawi yang haul mereka selalu diperingati masyarakat Indonesia tiap tahunnya.
Ketiga Sadah Ba'alawi guru Syaikh Yasin al-Fadani tersebut adalah:
Pertama, al-Mudaddits Habib Abdul Qadir Bilfaqih (w. 1382 H / 1962 M), seorang habib yang berjasa dalam mensyiarkan Islam di wilayah Malang dan sekitarnya.
Syaikh Yasin al-Fadani menyebutkan:
ومنهم العلامة المحدث الفقيه النبيه السيد المشارك الإمام الداعي الواعظ الشهير بالسيد عبد القادر بن أحمد بن محمد بن علي بن عبد الله بن علوي بن عبد الله بن عمر الحسيني التريمي ... المعروف بلفقيه كأسلافه المولود بتريم سنة ١٣١٦ هـ، قدم مكة للحج سنة ١٣٦١ هـ، وصاحب مالان بجاوى الشرقية.
"Di antara guru-guru saya dari Asia Tenggara adalah al-'Allamah al-Muhaddits al-Faqih an-Nabih al-Musyarik al-Imam ad-Da'i al-Wa'idh yang terkenal dengan panggilan Sayyid Abdul Qadir bin Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Alawi bin Abdullah bin Umar al-Husaini at-Tarimi .. yang terkenal dengan sebutan Bilfaqih sebagaimana pendahulunya. Dilahirikan di Tarim pada tahun 1316 H. Beliau berkunjung ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 1361 H. Beliau adalah shohibu wilayah Malang Jawa Timur."
Kedua, al-Habib al-Quthb Abu Bakar bin Muhammad bin Umar Assegaf Gresik (w. 1367 H/1957 M).
Syaikh Yasin al-Fadani mencatat:
ومنهم الإمام العلامة المحدث العارف بالله قطب زمانه السيد أبو بكر بن محمد بن عمر بن أبي بكر بن عمر بن سقاف الشهير بالسقاف كأسلافه، المولود بمدينة بسوكي سنة ١٢٨٢ هـ، ونزيل قرسيء أخيرا.
"Di antara guru saya dari Asia Tenggara adalah al-Imam al-'Allamah al-Muhaddits al-'Arif Billah Quthb pada zamannya, yaitu Sayyid Abu Bakar bin Muhammad bin Umar bin Abu Bakar bin Umar bin Seggaf Assegaf, yang terkenal dengan sebutan Assegaf seperti para pendahulunya. Dilahirkan di daerah Besuki (Situbondo) pada tahun 1282 H. Lalu terakhir tinggal di Gresik."
Yang menarik, Syaikh Yasin memberi catatan kaki pada dawuh beliau "al-Muhaddits" yang membahas sisi ahli haditsnya Habib Abu Bakar Gresik. Syaikh Yasin menulis:
قرئت «الكتب الستة» عنده مرارا كما أن له المجالس في قراءة كتب المسانيد والسنن، وكان مشغوفا بقراءة «الإحياء» للغزالي.
"Berulang kali telah dibacakan di hadapan Sayyid Abu Bakar Assegaf Gresik al-Kutub as-Sittah (6 kitab induk hadits).
Sebagaimana beliau juga memiliki banyak majelis dalam pembacaan kitab-kitab musnad dan sunan. Dahulu beliau sangat gandrung membaca kitab Ihya Ulumiddin karya al-Ghazali."
Ketiga, Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang Jakarta (w. 1968 M).
Syaikh Yasin al-Fadani mencatat:
ومنهم العلامة الداعي إلى الله الواعظ الكبير السيد أبو الحسنات نور الدين علي بن عبد الرحمن بن عبد الله بن محمد الحبشي الكويتاني الجاكرتاوي المولود بجاكرتا (بتاوي) ليلة الأحد ٢٠ جمادى الآخرة سنة ١٢٨٦ هـ.
"Di antara guru saya dari Asia Tenggara adalah al-'Allamah ad-Da'i ila Allah al-Wa'idh al-Kabir Sayyid Abu Barakat Nuruddin Ali bin Abdurrahman bin Abdullah bin Muhammad al-Habsyi Kwitang Jakarta. Dilahirkan di Jakarta (Betawi) pada Malam Ahad, 20 Jumadil Akhir 1286 H."
Perhatikan bagaimana pujian Syaikh Yasin al-Fadani terhadap tiga ulama dari Sadah Ba'alawi di atas. Maka kita bakal tahu bagaimana ulama Nusantara memuliakan Sadah Habaib.
Alhamdulillah, hingga sekarang ketiga habaib tersebut sangat dicintai masyarakat Indonesia. Terbukti dengan majelis haul mereka yang diadakan setiap tahunnya selalu dipenuhi dengan para hadirin. Tak hanya ribuan, bahkan puluhan ribu, atau mungkin sampai ratusan ribu. Bahkan kabar yang saya terima tiap tahunnya jamaah yang hadir tambah membludak.
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan hati muslimin Indonesia penuh dengan rasa cinta kepada dzurriyyah Rasulullah صلى الله عليه وسلم, tak terkecuali para Sadah Habaib dari Alu Ba'alawi.
Semoga rasa cinta ini kelak dapat menjadi bekal kita di akhirat hingga mendapat syafaat Kanjeng Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan para dzurriyyahnya. Aamin🤲
Nanal Ainal Fauz
Pati, 22 April 2024/13 Syawwal 1445 H
Sumber FB Ustadz : MuMu Bsa