FALSIFIKASI, SEBUAH PEMALSUAN ILMIAH YANG DIBUDAYAKAN WAHABI
Dalam dunia akademik memotong sebagian informasi dari sumber untuk menggiring opini baru merupakan suatu pemalsuan akademik, para akademisi menyebut "Penyimpangan" ini dengan istilah falsifikasi, suatu istilah yang berasal dari kata inggris False yang artinya PALSU, kalau dalam khazanah islam perbuatan seperti ini dikenal dengan istilah Tadlis.
Meskipun termasuk penyimpangan (pembohongan) ilmiah tapi anehnya hal ini seperti menjadi tradisi para pemuka wahabi (khususnya di Indonesia).
Seperti contohnya di bawah ini, akun ini menggiring opini seolah Buya Hamka hanya mengakomodir aqidah Ibnu Taimiyah padahal di halaman lanjutannya (Lihat Gambar 2) Buya Hamka menjelaskan bahwa hendaknya memadukan antara 2 aqidah (Salaf dan Khalaf).
Sudah jamak ditemui perbuatan yang semisal oleh wahabi, menggambil ungkapan tokoh terpandang yang permisif (mengakomodir) pemikiran wahabi lantas sengaja tidak menyampaikan dan membuang pendapat lanjutannya yang tidak sesuai seleranya, tujuannya untuk mencari simpati masyarakat luas dengan membawa bawa tokoh berpengaruh umat islam Indonesia.
Hal seperti ini jauh dari manhaj Rasulullah ﷺ, karena meskipun Rasulullah ﷺ pernah melakukan tipu daya namun itu saat perang namun dalam dakwahnya Rasulullah ﷺ sangat menjunjung kejujuran sehingga beliau dijuluki Al Amin (yang terpercaya).
Begitu juga Ibnu Taimiyah, meskipun aqidahnya banyak dikritik namun soal kejujuran mengutip beliau perlu diapresiasi sampai Imam Suyuthi mengatakan bahwa sebagian besar kitab Ar Radd Ala Mantiqiyyin karya Ibnu Taimiyah isinya adalah kutipan.
Artinya tradisi pembohongan ilmiah dengan cara falsifikasi ini bukanlah Manhaj Ibnu Taimiyah apalagi Rasulullah ﷺ tapi Mentalitas Wahabi sendiri yang tidak jujur.
Wallahu'alam.
Sumber FB Ustadz Muhammad Salim Kholili
Saya bilang, wahabi adalah kelompok yang tidak punya akar di Indonesia, sehingga mereka berusaha sekuat tenaga mengklaim tokoh-tokoh besar negeri ini agar serupa dengan manhaj mereka, termasuk Buya Hamka.
Banyak karya para ulama mereka palsukan, banyak kalam ulama mereka distorsi maksudnya.
by Ustadz : Fakhry Emil Habib