Siapa Imam Thahawi?
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Imam Thahawi lahir di mesir tepatnya di kampung thaha termasuk wilayah sha'idi pada tahun 239 H. Nama lengkapnya Abu Jakfar bin Ahmad bin Muhammad bin Salaamah bin Salamah bin Abdul Malik Masri Thahawi Al Hanafi.
Beliau lahir dari keluarga pecinta ilmu, ibunya tercatat salah seorang murid yang selalu hadir di majlis Imam Syafii, ayahnya yang pertama mengajarkan dasar fiqih Syafii kepadanya dan dilanjutkan oleh pamannya Imam al muzani sahabat dan murid terbaik Imam Syafii.
Ketika dewasa beliau pindah ke Mazhab hanafi, diriwayatkan sebab beliau pindah ke mazhab hanafi, karena beliau selalu melihat pamannya Imam al muzani mempelajari kitab Abu Hanifah maka dia pun pindah ke mazhab Hanafi.
Beliau mempelajari mazhab Hanafi kepada Imam Abi jakfar bin Abi Amran Al Hanafi sampai menjadi ahli dalam madzhab hanafi dan meneruskan Mazhab hanafi.
Imam Thahawi salah satu ulama ahlus sunnah wal jamaah yang meninggalkan karangan di bidang akidah, yang dikenal dengan Akidah Thahawiyah, yang merupakan penjabaran dari akidah Imam hanafi, tetapi Imam Thahawi tidak seberuntung Imam Abu mansur Al Maturidi dan Imam Abu Hasan Al Asyari yang memiliki murid yang menyebarkan akidahnya.
Akibat tidak ada murid yang meneruskan Akidah Imam Thahawi, kesempatan bagi kalangan salafi, menjadikan kitab akidah beliau sebagai standar dalam memahami akidah salafus sholeh, yang anehnya, yang dijadikan standarnya bukan teks matan Akidah Thahawiyah asli tulisan Imam Thahawi tetapi syarah penjelasan Imam Abi Izz atas matan akidah Thahawiyah yang sudah tidak sesuai lagi dengan teks akidah Thahawiyah.
Imam Abi Izz banyak dipengaruhi oleh akidah Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim Jauziyah, sehingga antara teks matan Imam Thahawi bertolak belakang dengan syarah Abi Izz, karena konsep akidah yang disusun oleh Imam Thahawi sangat jauh berbeda dengan mereka berdua dalam menyifati Allah.
Para penggiat salafi berbondong bondong membuat syarah atas teks matan akidah Thahawiyah diantaranya Syekh Soleh fauzan dan Al Bani, sehingga seolah - olah Imam Thahawi mewakili pemahaman salafi yang hidup di tiga abad pertama, padahal hasil penelitian Doktor Hazim Hasan Abdul Basir dalam disertasi nya , setelah melakukan perbandingan antara syarah ulama salafi dengan syarah ulama Asyari dan Al Maturidi maka yang lebih dekat dengan akidah Imam Thahawi adalah ulama Aswaja dari kalangan Asyari dan Al Maturidi.
Salafi sengaja membuat framing, seolah akidah mereka sesuai dengan ulama yang hidup di tiga abad pertama, karena konsep akidah mereka tidak punya tempat di kalangan Asyari dan Al Maturidi, maka jalan satu - satunya melalui Akidah Thahawiyah, yang kebetulan Imam Thahawi tidak punya murid yang meneruskan akidahnya, kesempatan ini dijadikan salafi untuk mengklaim bahwa Akidah mereka sesuai dengan Akidah ulama yang hidup di tiga abad pertama.
Mereka lupa bahwa Imam Thahawi bermazhab hanafi, yang secara umum akidahnya sama dengan Imam Abu hanifah, yang tertuang di dalam kitab Fiqih Akbar, yang kemudian dikembangkan oleh Imam Abu Mansur Al Maturidi, sehingga antara konsep akidah Imam Thahawi dengan Imam Abu Mansur tidak ada perbedaan, karena sama - sama bermazhab Hanafi.
Di samping itu, Imam Thahawi diasuh langsung oleh ibunya yang belajar kepada Imam Syafii, dan dibawah pengawasan ayah dan pamannya pakar Mazhab Syafii, maka sedikit banyaknya akidah yang dibawanya mengikuti akidah kedua orang tuanya, yang mengikuti madzhab Imam Syafii.
Maka tidak dikatakan salafi wahhabi jika tidak mengklaim, tujuannya tak lain tak bukan untuk pembenaran ajarannya, seolah - olah direstui oleh ulama salaf, padahal kenyataannya tidak ada satu ulama salaf yang bisa tempat mereka bersandar, kecuali yang terpapar paham mujassimah dan musyabbihah tetapi mereka tidak mau mengakuinya.
Dalu - dalu, Minggu 17 Maret 2024
Yuk umroh, yang minat hubungi Azkia Group #MelayaniTamuAllahKemuliaanBagiKami
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa