Catatan Seputar Shalat Witir

Catatan Seputar Shalat Witir

Catatan Seputar Shalat Witir

Oleh : M. Syihabuddin Dimyathi 

1. Shalat witir termasuk sunah mu'akkadah, sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Bahkan menurut Imam Hanafi, hukumnya wajib. 

2. Waktu shalat witir adalah setelah mengerjakan shalat isya' sampai terbit fajar. 

Dalam pendapat lain waktunya sama dengan shalat isya', dalam artian mengerjakan witir sebelum shalat isya', sah, menurut pendapat ini.

3. Shalat witir minimal 1 raka'at, maksimal 11 raka'at. Dalam pendapat kedua, 13 raka'at.

4. Shalat witir tidak boleh di lakukan dua kali dalam satu malam. 

5. Shalat witir khusus saat bulan ramadhan boleh dilakukan lebih dari satu kali secara jamaah. Pembahasan ini sama dengan shalat iadah. 

6. Shalat witir 3 raka'at setelah jamaah tarawih, boleh di sempurnakan setelah sahur. Jadi setelah sahur bisa menambah 8 raka'at.

7. Salam setiap dua raka'at kemudian ditutup 1 raka'at salam adalah lebih utama. Boleh juga mengerjakan 3 raka'at, 4 raka'at, 5 raka'at, atau bahkan 11 raka'at sekali salam.

8. Ketika mengerjakan lebih dari dua rakaat sekali salam, maka tasyahudnya boleh sekali saja di raka'at terakhir, boleh juga dua kali di dua raka'at terakhir.

Lebih dari dua tasyahud, tidak diperbolehkan.

Dalam pendapat lain boleh tasyahud tiap dua raka'at, salah satu ulama' yang meriwayatkan pendapat ini adalah Imam Rafi'i.

9. Khusus untuk shalat witir 3 raka'at sekali salam dengan dua tasyahud (praktek yang sama dengan shalat Maghrib) hukumnya makruh dalam madzhab Syafi'i. Jadi kalau shalat witir 3 raka'at sekali salam, lebih baik satu tasyahud di raka'at akhir saja.

10. Shalat witir yang dalam niatnya tidak menyebutkan jumlah rakaat, boleh di kerjakan berapapun. Misal langsung 9 raka'at atau bahkan 11 raka'at sekali salam. 

11. Shalat witir yang dalam niatnya sudah menyebut raka'at, tidak boleh merubahnya. Jika niatnya 2 raka'at, maka harus 2 raka'at.

12. Shalat witir sebagai penutup shalat malam hukumnya sunah, dalam artian setelah shalat witir boleh saja untuk shalat lainnya, misal tahajud ataupun shalat tasbih, dan ga makruh sama sekali seperti keterangan Imam Nawawi dalam Majmu'.

13. Shalat witir secara aslinya tidak sunah dikerjakan secara berjamaah, tapi ketika dikerjakan pada bulan ramadhan dan setelah shalat tarawih, maka sunah.

14. Sunah melakukan qunut dalam shalat witir pada tanggal 16 keatas bulan Ramadhan.

15. Bagi orang yang lupa melakukan shalat witir di malam hari, sunah mengqodzo'nya di lain waktu.

16. Setelah shalat witir, disunahkan membaca tasbih 3 kali :

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

dan saat tasbih ketiga lebih dibaca agak keras, mengikuti kaifiyah Rasulullah SAW.

Setelah itu membaca :

اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ.

Kedua bacaan ini berdasarkan hadits-hadits sahih dalam Sunan Ibnu Dawud dan lainnya.

Tulisan dua tahun lalu dengan sedikit pengubahan. Izin minta koreksinya Habib Amang Muthohar 🙏

Sumber FB Ustadz :  M Syihabuddin Dimyathi

---===#####################===---

Seputar Tentang Mengulang Sholat Witr

✏️ Abdurrahman Bin Farid Al Mutohhar

1.Bolehkah melakukan sholat witr dua kali dalam satu malam? Dalam arti mengulangi sholat witr yang sudah dia lakukan secara sempurna (11 rokaat)

- Diluar bulan romadhon : 

Hukumnya tidak diperbolehkan,

Sehingga jika mengulangi witr dengan diniati sholat witr dalam keadaan sengaja dan tahu akan hukumnya, maka tidak sah, bahkan haram hukumnya, karena nabi mengatakan : “tidak ada 2 witr dalam satu malam”

- Didalam bulan romadhon : 

1. Menurut Imam Ibnu Hajar : 

Hukumnya sunnah, karena sholat witr di bulan romadhon termasuk sholat-sholat sunnah yang disunnahkan untuk berjamaah, dan salah satu syarat disunnahkannya sholat untuk diulangi adalah sholat nya berupa fardhu atau sunnah yang disunnahkan untuk berjamaah (termasuk sholat witr)

2. Menurut Imam Romli :

Tidak disunnahkan bahkan tidak sah, witr hanya dilakukan sekali saja dalam satu malam baik didalam bulan romadhon ataupun diluar bulan romadhon (min bab awla)

NB : Jika kita katakan boleh untuk diulang witrnya, maka hanya diulangi sekali saja menurut pendapat yang kuat

Namun menurut pendapat kedua boleh diulang tanpa batas sampai waktunya keluar 

Adapun untuk sholat tarowih, maka disunnahkan untuk diulang walaupun menurut imam romli sekalipun 

Lalu, Bolehkah diulang sampai 100 rokaat tarowihnya?

Menurut pendapat yang kuat tidak boleh, hanya boleh sekali saja (20 rokaat+20 rokaat=40 rokaat)

Menurut pendapat kedua boleh karena diperbolehkan untuk diulang tanpa batas

2.Jika sudah melaksanakan sholat witr 3 rokaat sebelum tidur, kemudian hendak menyempurnakan jumlah nya hingga 11 rokaat diwaktu tahajjud (dengan menambah 8 rokaat), apakah diperbolehkan?

Dalam masalah ini ada 2 pendapat :

-Menurut Imam Ibnu Hajar, Imam Al Bakriy dan Imam Al ‘Amudi : Hukumnya boleh

-Menurut Imam Romli : Hukumnya tidak diperbolehkan 

3.Jika sholat witr dan niat dalam sholat witrnya mutlaq tanpa menyebutkan bilangan rokaat, lalu berapakah bilangan rokaat yang harus dikerjakan?

Dalam hal ini ada 2 pendapat :

- Menurut imam ibnu hajar, abu qusyair dan syaikh zakariya al anshori : Maka dia diperbolehkan untuk memilih bilangan rokaatnya dari 1 rokaat sampai 11 rokaat 

- Menurut Imam Romli : Harus dilakukan dengan bilangan 3 Rokaat

Perbedaan pendapat ini jika witrnya tidak dinadzari (witr yang sunnah)

Adapun jika bernadzar sholat witr secara mutlaq tanpa menyebutkan bilangan rokaat maka wajib melakukan witrnya 3 rokaat tanpa ada perbedaan pendapat 

Jika bernadzar sholat witr dengan bilangan yang dia sebut maka wajib dilakukan dengan bilangan yang dia sebut, misal nadzar sholat witr 5 rokaat maka wajib dilaksanakan 5 rokaat

4.Apakah sholat witr bisa disebut tahajjud?

Jika dilakukan setelah tidur, maka dapat kesunnahan tahajjud

Jika dilakukan sebelum tidur maka tidak disebut tahajjud

Karena pengertian tahajjud adalah sholat yang dilakukan setelah sholat isya dan setelah tidur

(Ini menurut pendapat yang kuat)

Referensi :

بغية المسترشدين ١/٤٦٥ دار المنهاج

(مسئلة ) أحرم بالوتر ولم يذكر عددا اقتصر على ما شاء من واحدة إلى إحدى عشرة وترا ، قاله ابن حجر وأبو قشير قال وقياسه الضحى ، وقال م ر يقتصر على ثلاث ، 

ولو نذر الوتر لزمه ثلاث لأنه أقل الجمع اهـ ع ش 

ولو أوتر بثلاث ثم أراد التكميل جاز قاله البكري وابن حجر والعمودي ، وقال م ر لا يجوز

بشرى الكريم ٣٣٠

وإنما تسن بشروط: كونها فرضاً أو نفلاً تشرع فيه الجماعة ولو وتراً عند (حج)

فتح المعين/٢٩٢/١

ثم ان فعل الوتر بعد النوم حصل له به سنة التهجد أيضا وإلا كان وترا لا تهجدا 

إعانة الطالبين /٢٩٢/١

(قوله: ولا يندب إعادته) أي لا تطلب إعادته، فإن أعاده بنية الوتر عامدا عالما حرم عليه ذلك، ولم ينعقد لخبر: لا وتران في ليلة. اه نهاية. ومثله في التحفة.

Yang ingin lebih lengkap lagi dalam masalah sholat witr bisa dilihat di postingan beliau M Syihabuddin Dimyathi , sangat bermanfaat

Sumber FB Ustadz : Amang Muthohar

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Catatan Seputar Shalat Witir - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®