Isra Mikraj; Ujian Kesucian
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Perjalanan suci yang diperjalankan oleh yang maha suci terhadap hambanya yang suci, di tanah suci, yang didampingi makhluknya yang suci dan hanya orang yang berhati suci yang bisa menerima peristiwa suci ini.
Dikatakan " perjalanan suci " karena perjalanan ke hadirat Allah, yang tidak ada campur tangan makhluk, tidak ada keserupaan dengan perjalanan makhluk yang lainnya dan bersih dari pengaruh makhluk.
Disebutkan " diperjalankan oleh yang maha suci " karena tidak ada yang serupa dengan perbuatan Allah, bersih dan suci dari unsur makhluk, jika ada campur tangan makhluk berarti Allah lemah, dan mustahil Allah lemah, serta mensucikan Allah dari tempat dan arah, karena Allah tidak butuh kepada tempat dan arah, sebab tempat dan arah Allah yang menciptakannya.
Dan yang maksud " Terhadap hambanya yang suci " adalah hambanya yang sejak lahir sampai dewasa tidak pernah melakukan salah dan dosa, dan diakui oleh manusia pada masanya sebagai Al Amin, sebagai bukti bahwa ia bersih dari noda.
" Di tanah suci " menunjukkan bahwa terjadinya peristiwa tersebut di tempat yang mulia, di mekah dan palestina, yang kesuciannya diakui oleh dua agama besar pada masanya.
Adapun dikatakan " didampingi makhluk yang suci", makhluk yang bersih dari hawa nafsu dan unsur duniawi, yang hanya melakukan ketaatan kepada Allah, sehingga perjalanan tersebut bersih dari kebohongan, manipulasi dan dapat dipertanggung jawabkan, karena umat manusia telah sepakat bahwa malaikat bersih dari kemaksiatan.
Dan yang dikatakan "hanya orang yang berhati suci yang bisa menerima peristiwa yang suci ini," karena perjalanan ini perjalanan di luar kebiasaan, jika tidak bersih dari debu dan kerak dunia, maka hati nya tak akan mampu menangkap sinyal keimanan dan nur kenabian.
Kesucian menjadi kata kunci peristiwa agung ini, yang terambil dari kata pertama dalam surat al isra, walaupun pada hakikatnya menunjukkan kepada yang maha suci yaitu Allah, tetapi Allah ingin mengingatkan bahwa jangan kalian ukur peristiwa tersebut dengan nalar dan standar duniawi, sehingga kesuciannya iman kalian akan pudar.
Jika ada yang mengaku telah melakukan perjalanan suci persis seperti yang dialami oleh nabi maka akidahnya rusak dan menyimpang.
Hakikatnya isra mikraj merupakan ujian kesucian, yaitu kesucian Allah, kesucian Nabi, kesucian tanah, kesucian malaikat, dan kesucian hati.
Ujian akan Kesucian Allah bagi manusia, diantaranya tidak berkeyakinan Allah bertempat diatas, mengganggap Allah butuh kepada tempat, duduk di atas tempat dan menyerupakan Allah dengan makhluk, berbentuk dan berfisik.
Ujian akan kesucian nabi bagi manusia, diantaranya mengatakan isra mikraj terjadi dalam mimpi, meyakini isra mikraj hanya ruh nabi bukan jasad, dan mengganggap peristiwa isra mikraj hanya dongeng dan khayalan nabi.
Ujian akan kesucian tanah suci bagi manusia, diantaranya membolehkan non muslim memasukinya, menganggap tanah suci sama dengan tanah yang lainnya, tidak membela kehormatan tanah suci dan menghilangkan bukti sejarah perjalanan nabi di tanah suci.
Ujian akan kesucian malaikat, diantaranya mengaku mendapat wahyu dari jibril, mengetahui dan mengaku pernah masuk ke kehidupan para malaikat, menjadikan malaikat sebagai tuhan dan mengatakan malaikat itu tidak ada.
Dan yang terakhir ujian kesucian hati, diantaranya menolak peristiwa isra mikraj, beriman sebagian ayat tetapi mengingkari sebagian ayat, mengaku muslim tetapi kafir terhadap peristiwa isra mikraj, menyampaikan syubhat - syubhat kepada umat islam yang lain, agar ragu dengan peristiwa isra mikraj dan membi'dahkan orang yang mengingatkan peristiwa isra mikraj.
Dalu - dalu, Rabu 7 Februari 2024
Bagi yang mau umroh bersama Azkia Group, dapat hubungi kami.
#SpesialisUmrohRokanHulu
#MenjadiPelayanTamuAllahKemuliaanBagiKami
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa