Asy'ariyah Tidak Memedulikan Isu Syirik?
Bicara dengan Wahabi-Taymiy seperti bicara dengan anak kecil yang percaya bahwa bulan adalah keju besar yang melayang di angkasa. Dulu, di banyak daerah ada dongeng bahwa bulan terbuat dari keju hingga dibuatlah beberapa fabel tentang itu dan banyak anak kecil mempercayainya. Ketika anda bicara dengan anak seperti itu dan menjelaskan fakta sebenarnya, mungkin tidak akan semudah yang anda kira sebab pikiran si anak sudah terlanjur rusak sehingga dia bisa percaya hal konyol semacam itu.
Seperti itu juga bicara dengan Wahabi-Taymiy, mereka terlanjur percaya hoax bahwa Asy'ariyah sesat karena berbagai alasan yang dikarang bebas oleh para ulamanya. Ya, para ulamanya adalah sumber hoax tentang Asy'ariyah dan Maturidiyah tapi sayangnya para pengikutnya percaya begitu saja.
Cara membuktikan hoaxnya sangat mudah, apalagi di era teknologi informasi seperti sekarang. Coba misalnya anda buka situs mereka yang berjudul islamweb dot net. Dalam salah satu artikelnya yang menurut mereka sedang menjelaskan "kesesatan" Asy'ariyah, mereka bilang bahwa dalam akidah Asy'ariyah, kesyirikan tidak dipedulikan dalam bahasan tauhid. Sebagaimana di SS, mereka berkata:
التوحيد عندهم؛ نفي التثنية أو التعدد، ونفي التبعيض والتركيب والتجزئة، أما التوحيد وما يقابله من الشرك كما هو الشأن عند السلف الصالح فليس لهم عناية به
"Tauhid menurut Asy'ariyah dan Maturidiyah adalah menafikan dualisme dan pluralisme ketuhanan, menafikan pembagian, penyusunan dan pemisahan. Adapun tauhid dan lawannya, yaitu Syirik, seperti yang dipahami Salafus Shalih, mereka tidak memedulikannya"
Kalau anda pernah belajar akidah Asy'ariyah dari sumbernya langsung, anda akan tertawa membaca pernyataan itu yang seolah-oleh dalam ajaran tauhid Asy'ariyah tidak diajarkan larangan menyembah selain Allah (syirik). Padahal, anak kecil yang belajar kitab Asy'ariyah paling dasar pun dikenalkan bahwa tauhid yang benar mencakup dua sisi, yakni:
1. Menafikan adanya saingan bagi Allah (kamm munfashil) dalam aspek dzat, sifat mau pun perbuatan-Nya.
2. Menafikan adanya susunan atau kemajemukan (kamm muttashil) dalam aspek dzat, sifat mau pun perbuatan-Nya.
Dengan menafikan keduanya, seorang Asy'ari menjadi mustahil menyembah apa pun selain Allah dan itulah hakikat Tauhid yang diajarkan Salafus Shaleh. Poin pertama tauhid di atas adalah poin yang dibilang tidak dipedulikan padahal justru itu salah satu point utama ajaran Tauhid menurut Asy'ariyah-Maturidiyah. Kok bisa disimpulkan bahwa Asy'ariyah-Maturidiyah tidak peduli pada isu syirik dari mana asalnya?
Bahkan nukilan Wahabi-Taymiy itu sendiri yang menyatakan bahwa Asy'ariyah menafikan dualisme dan pluralisme Tuhan, adalah bukti bahwa Asy'ariyah melarang penyembahan selain Allah (syirik). Dualisme ketuhanan adalah meyakini bahwa ada dua tuhan di dunia, misalnya meyakini bahwa ada Tuhan baik dan Tuhan jahat, ada Yesus sebagai pihak baik dan ada Lucifer sebagai pihak jahat, ada cahaya dan ada gelap, ada ying dan ada yang, dan sebagainya. Pluralisme ketuhanan adalah meyakini bahwa di dunia ada banyak Tuhan, baik dalam satu sosok (seperti trinitas) atau dalam banyak sosok seperti dalam legenda dewa-dewa Yunani. Itu semua dinafikan dalam akidah Asy'ariyah dan diyakini bahwa yang layak disebut Tuhan hanya satu, yakni Allah. Inilah tauhid yang diajarkan para Nabi dan salafus shaleh. Bagaimana bisa hal segamblang ini malah disimpulkan sebagai ketidak pedulian terhadap syirik?
Jadi, jangankan memahami ungkapan ulama Asy'ariyah-Maturidiyah, memahami ucapannya sendiri yang ditulis sendiri pun jelas mereka tidak mampu. Yang saya contohkan hanya satu poin dalam tulisan ini, poin lainnya sama dengan kasus ini yang sejatinya hanya kesalahpahaman konyol. Karena itu tak usah kaget ketika diskusi dengan mereka jadinya seperti diskusi dengan anak kecil yang percaya bahwa bulan terbuat dari keju.
Kalau ingin tahu bagaimana ajaran Asy'ariyah yang asli dari sumbernya, anda bisa mendaftar di kelas Ilmu Tauhid saya nanti.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad