Ulama Aswaja Jasadnya Utuh
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Saking muaknya kita melihat perangai pengikut wahhabi, karena tidak hentinya mereka membidahkan, mensyirikkan, dan memposisikan umat islam sebagai ahli neraka, maka perlu pembuktian, salah satu caranya membongkar kuburan ulama wahhabi dan kuburan ulama aswaja, siapa yang jasadnya yang masih utuh.
Kalau untuk ulama aswaja sudah sering disaksikan oleh murid - murid mereka bahwa sebagian jasad ulama aswaja masih utuh, kalau seandainya sesuai tuduhan wahhabi sebagai pelaku syirik, apa mungkin Allah jaga jasad mereka.
Pada tingkatan pengikut aswaja saja sering diberitakan oleh penggali kubur, mereka menjumpai jasadnya masih utuh, sedangkan mereka belum mengenal ajaran wahhabi, kalau diukur dengan standar kebenaran ajaran wahhabi yang suka membidahkan amalan mayoritas umat islam, mana mungkin jasadnya utuh.
Belakangan viral imam meninggal sedang sholat, Qori sedang membaca Al Quran, dan seorang Ustadz meninggal sedang ceramah, jika dilihat dari penampilannya, mereka pengikut aswaja, seandainya mereka pelaku syirik, sebagaimana tuduhan wahhabi, mana mungkin mereka mati dalam keadaan beribadah, bukankah meninggal dalam ibadah dan beramal sholeh tanda husnul khatimah.
Ketika bukti di atas disampaikan, bahwa jasad ulama aswaja masih utuh setelah sekian tahun meninggal dunia, wahhabi akan mengatakan jasad firaun juga masih utuh, dan di beberapa daerah ada tradisi mengawetkan jasad orang yang sudah meninggal dunia. Wahhabi tidak pernah mau kalah, tetap akan mencari pembenaran, akan pemahamannya, walaupun dengan mengambil contoh dari orang kafir.
Padahal jika ingin sedikit memperhatikan perbedaan jasad yang utuh yang diridhoi Allah dengan yang dilaknat Allah pasti dijumpai perbedaan yang sangat jauh, jasad yang diridhoi Allah tidak terjadi sedikit pun perubahan pada fisiknya, malahan sebagian semakin membaik, berbeda dengan jasad firaun terjadi perubahan drastis, diantaranya kulit mengering.
Kenapa harus dibuktikan dengan keutuhan jasad, karena seribu dalil tidak mereka hiraukan, sebab dalil yang benar hanya milik mereka yang sudah disesuaikan dengan standar doktrin dan klaim. Seandainya mereka mau merubah cara pandang mereka sedikit saja, sebagai contoh, jika ada satu amalan, ulama berbeda dalam menetapkan hukumnya, yang sama - sama punya dalil, maka cukup bagi kita mengikuti yang kita yakin benar, tanpa menyalahkan yang lain karena masih mempunyai dalil, maka tidak akan sampai menuduh orang lain sebagai pelaku bidah.
Dalil terakhir keutuhan jasad pelaku yang tertuduh bidah, ternyata tidak bisa juga untuk meyakinkan para pengikut wahhabi, mereka tetap mencari perbandingan sampai kepada jasad firaun, agar ajaran wahhabi tetap di hati pengikutnya.
Jika seandainya dilakukan sebaliknya, dibongkar jasad ulama wahhabi, apakah masih utuh atau tidak, sebagai perbandingan, apakah antara tuduhan mereka terhadap ulama aswaja sebagai pelaku bidah, berbanding lurus dengan jasad mereka masih utuh, tetapi sampai hari ini belum pernah penulis mendapat informasi, bahwa ulama wahhabi dan pengikutnya ada yang jasadnya masih utuh sampai sekarang.
Kita tidak menuduh mereka sesat, tetapi sebagai perbandingan atas tuduhan bidah, syirik, penyembah kubur dan syiah terhadap ulama aswaja, yang ternyata dilihat dari kualitas jasadnya saja masih utuh, artinya tak sesuai dengan tuduhan wahhabi.
Jika dalil tidak mampu meyakinkan, cukup akal yang bersih sebagai pengukur dalam melihat fenomena yang terjadi, karena di dalam setiap kejadian ada hikmah dan kebenaran atas amalan yang dikerjakan ribuan tahun oleh umat islam.
Dalu - dalu, Sabtu 13 Januari 2024.
baca juga kajian tentang ulama berikut :
- Tafwid Ulama Salaf Disesatkan oleh Orang di Abad Ke-8
- Antara Ulama dan Keluarga Nabi
- Kemuliaan Nasab atau Kemuliaan Ilmu?
- Hadits vs Ulama Dalam Masalah Kirim Pahala Kepada Mayit
- Pak Haji vs Ulama
Sumber FB Ustadz Abee Syareefa