✅ 𝗠𝗘𝗟𝗘𝗧𝗔𝗞𝗞𝗔𝗡 𝗠𝗨𝗦𝗛𝗔𝗙 𝗤𝗨𝗥'𝗔𝗡 𝗗𝗜 𝗟𝗔𝗡𝗧𝗔𝗜
𝘜𝘴𝘵𝘢𝘥𝘻 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘵𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘭 𝘘𝘶𝘳𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘭𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘨𝘪, 𝘵𝘦𝘳𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘪𝘬𝘢𝘱 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘰𝘳𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘢𝘭 𝘘𝘶𝘳𝘢𝘯 ?
✔️𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯𝗮𝗻
𝘖𝘭𝘦𝘩 Ustadz : 𝘈𝘩𝘮𝘢𝘥 𝘚𝘺𝘢𝘩𝘳𝘪𝘯 𝘛𝘩𝘰𝘳𝘪𝘲
Ulama sepakat tentang wajibnya untuk memuliakan mushaf al Quran dan menjauhi segala hal yang bisa menjatuhkan pada perendahan terhadapnya. Berkata al Imam Nawawi rahimahullah :
أجمع العلماء على وجوب صيانة المصحف واحترامه فلو ألقاه والعياذ بالله في قاذورة كفر
“Ulama telah bersepakat atas kewajiban menjaga mushaf dan memuliakannya. Apabila ada orang yang dengan sengaja membuang al Qur’an di tempat kotor maka ia jatuh kepada hukum kafir.”[1]
Meletakkan mushaf al Qur’an di lantai adalah salah satu perbuatan yang berpotensi menjatuhkan kepada hukum merendahkan syiar-syiar agama meskipun tanpa diiringi niat demikian ketika melakukannya. Hanya saja ulama berbeda pendapat tentang hukumnya, mayoritas ulama mengharamkan sedangkan sebagiannya yang lain memakruhkan atau minimal memandang perbuatan yang menyelisihi keutamaan. Berikut fatwa-fatwa para ulama dalam masalah ini :
Al imam Ibnu Hajar al Haitami rahimahullah berkata :
أنه يحرم عليه وضع المصحف على الأرض
“Sungguh diharamkan atas seseorang meletakkan mushaf al Qur’an di atas lantai.”[2]
Syaikh Sulaiman al Bujairami rahimahullah berkata :
ويحرم وضع المصحف على الأرض بل لا بد من رفعه عرفا ولو قليلا
“Dan diharamkan meletakkan mushaf al Qur’an di atas lantai, hendaknya seseorang meletakkannya di tempat yang lebih tinggi meskipun sekedar lebih tinggi sedikit.”[3]
Al imam Ramli rahimahullah berkata :
أنه يحرم عليه وضع المصحف على الأرض
“Sungguh diharamkan atas seseorang meletakkan mushaf al Qur’an di atas lantai.”[4]
Syaikh Abu Abdillah al Maliki rahimahullah berkata :
لا تجوز كتابة البسملة ولا شيء من القرآن ولا من أسماء الله تبارك وتعالى على الأرض الطاهرة لأنه تنقيص ...ولقول الفقهاء وضع المصحف على الأرض الطاهرة استخفافا به ردة، فعلم منه أن وضعه عليها بلا استخفاف ممنوع
“Tidak boleh menulis basmallah atau apapun potongan dari al Qur’an atau dari nama-nama Allah di atas lantai meskipun lantai itu suci, karena ini termasuk perbuatan yang kurang baik... Dan telah berkata para ulama tentang meletakkan mushaf al Qur’an di lantai meskipun bersih dengan niat merendahkan al Qur’an maka pelakunya dihukumi murtad. Dan jika melakukannya bukan karena hendak merendahkan Quran hukumnya tetap terlarang.”[5]
𝗗𝗮𝗹𝗶𝗹-𝗱𝗮𝗹𝗶𝗹𝗻𝘆𝗮
Berikut diantara riyawat yang dijadikan dalil oleh para ulama dalam membuat kesimpulan hukum tentang masalah ini.
Dari shahabat yang mulia Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma beliau berkata :
أَتَى نَفَرٌ مِنْ يَهُودٍ، فَدَعَوْا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْقُفِّ، فَأَتَاهُمْ فِي بَيْتِ الْمِدْرَاسِ، فَقَالُوا: يَا أَبَا الْقَاسِمِ: إِنَّ رَجُلًا مِنَّا زَنَى بِامْرَأَةٍ، فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ، فَوَضَعُوا لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وِسَادَةً فَجَلَسَ عَلَيْهَا، ثُمَّ قَالَ: «بِالتَّوْرَاةِ»، فَأُتِيَ بِهَا، فَنَزَعَ الْوِسَادَةَ مِنْ تَحْتِهِ، فَوَضَعَ التَّوْرَاةَ عَلَيْهَا، ثُمَّ قَالَ: «آمَنْتُ بِكِ وَبِمَنْ أَنْزَلَكِ» ثُمَّ قَالَ: «ائْتُونِي بِأَعْلَمِكُمْ»، فَأُتِيَ بِفَتًى شَابٍّ، ثُمَّ ذَكَرَ قِصَّةَ الرَّجْمِ، نَحْوَ حَدِيثِ مَالِكٍ، عَنْ نَافِعٍ
"Sekelompok orang Yahudi datang kepada Rasulullah ﷺ. Mereka mengundang Nabi untuk ke daerah Quf (suatu daerah yang ada di Madinah). Kemudian Nabi ﷺ mendatangi mereka di Baitul Midras (tempat yang digunakan orang Yahudi untuk mengkaji kitab Taurat). Mereka kemudian mengadu kepada Nabi ﷺ. ‘wahai Abul Qasim, sesungguhnya seorang laki-laki di antara kami ada yang berzina dengan wanita, maka jelaskanlah tentang hukumnya kepada mereka.
Orang-orang yahudi ini kemudian meletakkan sebuah bantal untuk Rasulullah ﷺ. Beliau pun lalu duduk di situ. Nabi ﷺ berkata ‘Ambilkan aku Taurat.’ Taurat pun diserahkan kepada Nabi ﷺ. Lalu beliau melepaskan kasur duduk yang berada di bawahnya.
Nabi ﷺ lalu mengganti dengan meletakkan taurat di atas kasur tersebut. Lalu Nabi ﷺ mengatakan kepada Taurat itu dengan pernyataan ‘Aku iman kepadamu dan iman kepada Tuhan yang menurunkanmu.’ Lalu beliau bersabda : ‘Tolong datangkan kepadaku orang yang paling mengerti (tentang Taurat) di antara kalian. Nabi ﷺ didatangkan seorang pemuda. Ia membaca taurat tersebut dengan mengisahkan tentang rajam.” (HR. Abu Dawud)
Sisi pendalilannya adalah jika kepada kitab Taurat yang mana isinya sudah bercampur antara wahyu Allah dengan adanya sisipan perkataan manusia di dalamnya Rasulullah ﷺ demikian memuliakannya, lalu bagaimana lagi dengan kitab suci yang terjaga dan murni isinya seperti al Qur’an.
Riwayat yang kedua disebutkan bahwa ada seseorang yang menulis di lantai tulisan yang mengandung dzikir atau menyebut nama Allah, maka rasulullah ﷺ bertanya siapa orang yang telah menulisnya. Ketika disebutkan pelakunya, Rasulullah ﷺ kemudian bersabda :
لَعَنَ اللَّهُ مَنْ فَعَلَ هَذَا، لَا تَضَعُوا ذِكْرَ اللَّهِ فِي غَيْرِ مَوْضِعِهِ
“Allah akan melaknat pelakunya. Jangan kalian meletakkan tulisan yang mengandung penyebutan kepada Allah bukan pada tempatnya.”[6]
Disebutkan juga bahwa anak dari sayidina Umar bin Abdul Aziz menulis sesuatu yang mengandung nama Allah di lantai, maka beliau memukulnya.”[7]
𝗞𝗲𝘀𝗶𝗺𝗽𝘂𝗹𝗮𝗻
Meletakkan mushaf al Qur’an di atas lantai adalah perbuatan yang buruk dan tidak beradab terhadap syiar-syiar agama. Hukumnya haram menurut sebagian ulama, dan makruh menurut ulama yang lainnya.
📚 Wallahu a’lam
•┈┈•••○○❁༺αѕт༻❁○○•••┈┈•
[1] Majmu’ Syarh al Muhadzdzab (2/71)
[2] Tuhfatul Muhtaj (1/155)
[3] Hasyiah al Bujairami (1/376)
[4] Nihayatul Muhtaj (1/128)
[5] Fathul ‘Aliy (2/360)
[6] Al Mashahif hal. 448
[7] Ibid
Sumber WAG : SUBULANA I