Benarkah Syekh Sya’rawi Mengingkari Azab Kubur?
Di awal-awal tahun 2000-an pernah tersebar sebuah foto yang katanya foto mayat yang disiksa di kuburnya. Ceritanya, ada barang berharga salah seorang keluarga si mayat yang terjatuh ke dalam kubur. Setelah kubur itu digali, mereka menyaksikan mayat dalam keadaan yang sangat mengenaskan dan mengerikan. Foto itu segera tersebar disertai dengan narasi yang menerangkan bagaimana beratnya siksa kubur. Penyebar foto mengajak kaum muslimin untuk bertaubat dari segala dosa dan maksiat.
Isi narasi tersebut tentu saja baik. Tapi yang jadi pertanyaan, benarkah foto itu fakta? Apakah benar siksa kubur dalam bentuk seperti itu ; bersifat fisik dan bisa dilihat bekasnya?
Tidak hanya foto, berbagai cerita juga banyak tersebar di tengah-tengah masyarakat tentang si fulan yang diazab di kubur karena dosa A, jenazah si fulan yang berubah jadi ular karena dosa B, dan seterusnya.
***
Syekh Sya’rawi dalam salah satu durus tafsirnya pernah menyatakan bahwa azab kubur itu benar adanya, tapi bukan seperti yang dipahami sebagian besar masyarakat.
Yang disebut azab kubur itu sesungguhnya adalah muqaddimah (pengantar) dari azab yang sesungguhnya di akhirat kelak. Azab yang sesungguhnya akan diberikan di akhirat di hari penghisaban. Sementara alam barzakh hanyalah alam persinggahan, bukan alam penghisaban.
Tapi kemudian sebagian orang keliru memahaminya. Ada yang menganggap Syekh Sya’rawi mengingkari azab kubur.
Sebagai sebuah masalah akidah, Syekh Sya’rawi mendasarkan uraiannya pada ayat al-Quran:
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ (غافر : 46)
“Neraka itu ditampakkan pada mereka di waktu pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat (diperintahkan pada malaikat) “Masukkanlah keluarga (pengikut) Fir’aun ke dalam azab yang sangat keras.”
Dalam ayat ini disebutkan bahwa yang terjadi di alam barzakh itu adalah عرض (penampakan).
Imam Thahir Ibnu ‘Asyur menjelaskan:
معنى عرضهم على النار أن أرواحهم تشاهد المواضع التي أعدت لها في جهنم، وهو ما يبينه حديث عبد الله بن عمر في «الصحيح» قال: قال رسول الله: «إن أحدكم إذا مات عرض عليه مقعده بالغداة والعشي إن كان من أهل الجنة فمن أهل الجنة، وإن كان من أهل النار فمن أهل النار فيقال: هذا مقعدك حتى يبعثك الله يوم القيامة» (التحرير والتنوير 24/159).
Maksud “mereka ditampakkan ke neraka” adalah ruh mereka menyaksikan tempat yang telah disiapkan untuk mereka nanti di Jahannam, dan ini yang dijelaskan oleh hadits Abdullah bin Umar dalam Shahih (Bukhari dan Muslim), ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya salah seorang diantaramu apabila mati ditampakkan padanya tempatnya di waktu pagi dan petang, jika ia ahli surga maka akan menjadi ahli surga, dan jika dari ahli neraka maka akan menjadi ahli neraka, lalu dikatakan padanya: “Inilah tempatmu sampai Allah membangkitkanmu di hari kiamat kelak.”
Ini mirip dengan seorang yang tidur dan mengalami mimpi buruk. Ia memang tidak disiksa secara fisik tapi batinnya sangat tersiksa. Dan memang orang yang mati itu seperti orang tidur. Sehingga ketika mereka dibangkitkan mereka berkata:
مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا
“Siapa yang membangkitkan kami dari tidur kami…”.
Penampakan neraka di alam kubur itu juga merupakan azab tersendiri, meskipun bukan azab seperti yang digambarkan di beberapa riwayat yang tidak bisa dijadikan pijakan dalam akidah. Karena sekali lagi, alam kubur bukan alam penghisaban, melainkan sekedar perpindahan dari dunia ke akhirat.
Secara lebih gamblang, Syekh Sya’rawi menjelaskan dalam tafsirnya:
والعذاب إنما يكون بأحد اثنين: إما عرض ما يعذب به، أو دخول فيما يعذب به، وهذا يكون في الآخرة. أما عرض العذاب فهو القبر كأنه يقول لك: انظر ما ينتظرك. وما دام الإنسان يرى الشر الذي ينتظره، أليس هذا عذاباً؟ إنه عذاب مؤكد. (تفسير الشعراوي جـ 9 ص 5457)
“Azab itu satu dari dua bentuk; ditampakkan sesuatu yang akan menjadi azab baginya, atau masuk ke dalam azab itu secara langsung, dan ini hanya terjadi di akhirat. Adapun penampakan azab itu terjadi di alam kubur. Seolah-olah dikatakan padanya: “Lihatlah azab yang menantimu.” Selama seseorang melihat keburukan (azab) yang menantinya, bukankah ini juga sebuah azab? Tentu, ini azab yang pasti.”
والله أعلم وأحكم
[YJ]
Sumber FB Ustadz : Yendri Junaidi