Tipe Pelaku Hijrah
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Istilah hijrah sebelum sepopuler sekarang biasa dipakai oleh aliran sempalan untuk mendoktrin pengikutnya, bahwa untuk kembali kepada islam kaffah harus hijrah meninggalkan keluarga, teman dan pekerjaan, karena belum dianggap islam dan belum sesuai dengan syariat islam.
Zaman dahulu banyak korban dari konsep hijrah ala aliran sempalan, mereka menghilang tidak diketahui oleh keluarga keberadaannya, setelah dicuci otaknya, mereka pulang, lalu menuduh orang tuanya belum sempurna islamnya, maka harus ikut hijrah ala mereka.
Para pemangku aliran sempalan mendoktrin bahwa negara terbagi dua ; negara islam dan negara kafir, yang berlaku sekarang adalah negara kafir, walaupun penduduknya mayoritas islam, tetapi karena tidak menerapkan syariat islam, maka harus hijrah ke kelompok mereka.
Doktrin yang selanjutnya bahwa umat islam sekarang masih di periode mekah, maka tidak perlu sholat, puasa, zakat dan haji, cukup hijrah secara sembunyi - sembunyi tidak boleh menampakkan keislaman, karena yang lain masih kafir, sehingga gerakan mereka susah untuk dideteksi.
Hari berganti bulan berubah, istilah hijrah tidak hanya dipakai oleh aliran sempalan, tetapi sudah menyeluruh di kalangan umat islam, yang bermakna hijrah dari dosa, meninggalkan maksiat kepada ibadah dan perbaikan diri.
Hijrah terambil dari bahasa arab yang bermakna pindah dan meninggalkan, orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan maksiat kepada ketaatan, pindah dari lingkungan buruk kepada lingkungan yang baik dalam rangka perbaikan diri.
Niat hijrah mempengaruhi sikap dan karakter seorang yang hijrah, yang terlihat dari tingkah lakunya, maka menguatkan niat sangat penting, jika tidak maka hijrahnya separoh hati setengah jiwa.
Dan lingkungan tempat hijrah juga sangat mempengaruhi, jika salah tempat hijrahnya maka akan kelihatan dari ucapannya yang selalu menyalahkan orang lain, yang benar hanya dirinya dan kelompoknya.
Tipe pelaku hijrah yang terlihat di tengah masyarakat islam, sesuai dengan tempat hijrahnya :
1. Sombong dan angkuh, menganggap dirinya paling suci, telah bersih dari dosa, karena banyaknya ibadah yang telah dilakukan setelah hijrah. Tipe pelaku hijrah ini sangat bersemangat beribadah tetapi ucapan dan perilakunya tidak mengesankan orang yang ahli ibadah, tetapi merendahkan ibadah orang lain. Karena hanya sibuk memperbaiki sisi zahir, dan lupa memperbaiki sisi batin dan hati.
2. Merasa paling benar, terutama mereka yang hijrah mengambil ilmu di komunitas yang suka menyalahkan amalan orang lain, sehingga di matanya hanya mereka di atas kebenaran, sedangkan yang lain pelaku bidah, syirik, penyembah kubur, syiah, sesat dan kafir. Tipe pelaku hijrah ini mereka tertutup terhadap diluar kelompoknya, fanatik, tidak mau mengambil ilmu kecuali dari gurunya, karena dari awal telah didoktrin jangan berteman dengan pelaku bidah.
3. Radikal dan keras, menganggap pelaku dosa dan maksiat harus dimusnahkan, akibat salah tempat hijrah, sehingga dicuci otaknya, diantaranya, jika ingin dosa masa lalu mu dihapus, maka engkau harus membunuh pelaku dosa yang sekarang, akhirnya menjadi teroris. Tipe perilaku hijrah ini orang yang punya jiwa yang kasar dan emosional, dan ingin instan.
4. Liberal dan sekuler, yang dulu tidak pernah beribadah, sekarang rajin beribadah tetapi pemikiran tidak berubah, dalam pandangannya hijrah itu hanya dalam hal sholat, puasa, zakat dan haji, sedangkan dalam urusan pendidikan, politik dan ekonomi mengikuti konsep barat. Tipe pelaku hijrah ini egois hanya mementingkan diri sendiri,dan tidak ada amar makruf dan nahi mungkar.
5. Fokus perbaiki diri sendiri, sehingga tidak sempat mengurus ibadah orang lain, karena dalam pandangannya orang lain lebih baik dari pada dirinya, bersemangat mendatangi ulama dan tidak memilah milih guru, jika ajaran gurunya membuat hatinya keras maka dicarinya guru yang bisa melembutkan hatinya. Tipe pelaku hijrah ini sungguh - sungguh dalam bertaubat, tawadhu, mencintai ulama dan berhati - hati menerima ajaran guru. Karena takut pindah dari mulut buaya ke mulut harimau, dulu berkubang dengan dosa zahir lalu pindah ke dosa batin ; merasa suci, benar, ujub, riya, sombong, angkuh, iri dengki dan merendahkan amalan orang lain.
Hakikat hijrah adalah meninggalkan apa yang dilarang Allah, merasa paling benar termasuk dilarang, maka orang yang rajin ibadah tetapi masih suka merendahkan orang lain maka hijrahnya belum sampai kepada yang diinginkan Allah. Karena yang dikatakan muslim saja adalah mereka yang menyelamatkan orang lain dari lisan dan tangannya.
Dalu - dalu, Selasa 26 Desember 2023.
Yuk umroh yang minat hubungi kami AZKIA GROUP #PembimbingBersertifikat
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa