Proses Turunnya al-Qur'an:
Membahas Al-Qur'an Tidak Serumit Kalamullah Yang Lain
Membahas kalamullah yang tanpa suara dan huruf tetapi dapat dimengerti oleh Jibril, penduduk langit, penduduk surga, Nabi Musa dan Nabi Muhammad saat Mi'raj adalah sesuatu yang rumit. Perlu analogi, penyederhanaan dan beragam istilah agar nalar yang sempit mampu memahami bahwa hal ini mudah bagi Allah. Saya sudah mencoba menjelaskannya dengan berbagai cara, beragam contoh dan analogi komunikasi yang tidak berupa suara dan huruf. Yang hatinya terbuka mengaku sangat tercerahkan dan yang tertutup tetap saja mengaku tidak paham sebab maunya agar Allah berbicara seperti manusia; bersuara, berhuruf dan berbahasa.
Tetapi tidak perlu serumit itu ketika membahas tentang al-Qur'an sebab proses turunnya al-Qur'an itu jauh lebih sederhana. Dalam kitab-kitab babon Ulumul Qur'an, terserah pilih saja yang mana kitabnya, dijelaskan bahwa al-Qur'an berasal dari firman Allah yang ditulis di Lauh Mahfudh sebagaimana disinggung dalam ayat:
بَلۡ هُوَ قُرۡءَانࣱ مَّجِیدࣱ (21) فِی لَوۡحࣲ مَّحۡفُوظِۭ (22)
Bahkan (yang didustakan itu) ialah Al-Qur`ān yang mulia yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lauḥ Maḥfuẓ).[Surat Al-Buruj: 21-22]
Jadi, secara singkat urutan turunnya al-Qur'an seperti ini:
1. Lauh Mahfudh mencatat semua kejadian hingga kiamat. Salah satu catatannya adalah ayat al-Qur’an
2. Jibril menghafalkan seluruh catatan ayat al-Qur’an itu secara komplit lengkap 30 juz dalam bentuk bahasa Arab seperti yang kita baca itu.
3. Jibril menurunkan al-Qur’an secara lengkap ke Baitul Izza di langit dunia. Ulama berbeda pendapat tentang teknisnya, ada yang mengatakan bahwa Malaikat Jibril mewahyukannya pada Malaikat Safarah al-Katibin di Baitul Izza dan ada pendapat lainnya.
4. Jibril menyampaikan wahyu al-Qur’an secara berangsur sesuai perintah Allah dalam kurun waktu 23 tahun kepada Nabi Muhammad. Tentu sudah dalam bentuk suara, huruf dan bahasa Arab yang dipahami oleh manusia sebab sejak awal memang demikian. Hanya saja beberapa ayat mempunyai beberapa versi dialek yang berbeda dan semuanya disampaikan oleh Jibril ke Nabi Muhammad dan disampaikan oleh Nabi Muhammad ke para Sahabat.
5. Saat kodifikasi al-Qur’an pertama di masa Khalifah Abu Bakar, semua dialek tersebut ditulis oleh Zaid bin Tsabit.
6. Saat kodifikasi al-Qur’an kedua di masa Khalifah Utsman, tim kodifikasi hanya menulis satu dialek saja, yakni dialek Quraisy. Hasil kodifikasi ini yang kita baca hingga sekarang.
Ada beberapa detail yang berbeda disebutkan dalam kitab-kitab turats, tetapi yang saya tulis di atas adalah yang paling populer. Semua ulama sepakat bahwa dalam proses turunnya al-Qur'an tidak ada campur tangan Jibril atau Nabi Muhammad yang meredaksikannya sendiri seperti dinyatakan oleh orang-orang liberal, tidak menjadikan al-Qur'an sebagai makhluk sebagaimana dinyatakan Muktazilah dan juga tidak melibatkan suara Allah seperti yang dibayangkan oleh kaum mujassimah.
Semoga bermanfaat.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad