Karena Bukan Wahhabi
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Pada saat umat islam dunia memberikan sedikit pertolongan kepada saudara kita di palestina, anakan wahhabi sibuk mencari dalih untuk tidak menolong, diantaranya dengan mempertanyakan akidah mereka, ketika tidak sesuai dengan akidah wahhabi maka secara tegas mereka tidak mau menolongnya.
Ketika beredar foto para mujahid yang syahid di medan perang, ada yang tersenyum indah, ada yang jari telunjuknya menunjukkan esa dan ada yang berbau wangi, kembali anakan wahhabi mencari dalih, bahwa itu tidak bisa dijadikan ajuan bahwa mereka syahid, dengan alasan orang kafir ada juga yang tersenyum, dan yang bisa memastikan seseorang itu syahid hanya nabi.
Betul, yang bisa memastikan hanya nabi, tetapi syariat memerintahkan kita untuk berbaik sangka dan berdoa untuk sesama muslim, baik yang hidup maupun yang sudah meninggal dunia.
Pada hakikatnya, bukan masalah tersenyum dan berbau wangi para mujahid yang syahid tetapi yang menjadi persoalan, karena para mujahid tidak ikut akidah wahhabi.
Coba seandainya satu akidah dengan wahhabi, hitam gosong pun wajah mereka maka akan tetap dibela mati - matian, sebagai contoh, ketika umat islam mengkritik pemerintah saudi, maka anakan wahhabi pasang badan, dengan mengatakan yang membenci saudi sama dengan membenci tanah suci, padahal tidak ada hubungannya, tetapi dihubung hubungkan, begitulah perilaku anakan wahhabi.
Salafi wahhabi mengatakan, jika salah menetapkan seseorang itu syahid maka akan berat disisi Allah, karena menetapkan sesuatu yang tidak benar, maka berdusta atas nama Allah.
Jika logikanya seperti itu, maka berat juga bagi anakan wahhabi, ketika mengatakan seseorang itu ahli bidah, karena kepastiannya hanya Allah yang tau, apabila tidak sesuai dengan kehendak Allah, maka mengada ngada atas nama Allah, bukankah ini lebih berbahaya karena ada konsekuensinya.
Ketika vonis bidah tidak sesuai dengan yang dituju, maka vonis tersebut kembali kepada yang menuduh, dialah yang sesungguhnya ahli bidah.
Berbeda dengan kita mengatakan, si fulan baik, sholeh, dan syahid ketika tidak sesuai dengan kenyataannya, maka ucapan kita tersebut kembali kepada kita dalam berupa kebaikan - kebaikan, karena masuk dalam bab doa dan husnu zhon.
Karena mendoakan saudara kita di saat dia tidak tau merupakan sunnah nabi dan sarana doa mustajab yang diamini oleh para malaikat.
Mendoakan kebaikan untuk muslim dan non muslim merupakan ajaran syariat nabi, sebagai mana wahhabi selalu mengucapkan Allah yahdik الله یهدیك
Maka lebih baik salah menilai seseorang itu baik, karena menjadi doa untuknya, dari pada salah menilai seseorang itu sudah jelas benar, tetapi dianggap salah, maka akan menjadi dosa.
Ketika ulama aswaja setelah meninggal dunia jasadnya masih tetap utuh setelah sekian tahun, para anakan wahhabi akan mencari dalih, dengan mengatakan jasad firaun dan jasad orang kafir yang lain juga utuh di daerah tertentu.
Padahal nabi di dalam beberapa haditsnya telah menyebutkan ciri dan tanda orang yang mati syahid, sehingga ulama membagi syahid berdasarkan sabda nabi menjadi tiga, syahid dunia, syahid akhirat dan syahid dunia dan akhirat.
Anakan wahhabi tidak mau mengakui, bukan karena mereka tidak tau ciri dan tanda mati syahid, tetapi lebih kepada karena yang mati syahid bukan dari golongan wahhabi.
Kesimpulannya, wahhabi hanya mengakui yang satu barisan dengan wahhabi, jika ada yang baik di tengah umat islam tetapi tidak diakui itu baik, faktor utamanya cuma satu karena bukan wahhabi.
Dalu - dalu, Minggu 3 Desember 2023
Yuk umroh yang minat hubungi kami AZKIA GROUP #PembimbingBersertifikat
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa