Siapa yang pertama kali mengingat hari kelahiran Nabi?
Ada yang bertanya tentang hal ini, saya jawab dengan satu hadits dari sahabat Abi Qatadah Al-Anshari R.A yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Nabi ditanya tentang puasa pada hari Isnain (senin) Beliau menjawab : Pada hari itu aku dilahirkan, aku diutus, dan diturunkan Al-qur'an kepadaku.
Jadi, Nabi mengigat hari kelahirannya dengan berpuasa, Allah memilih hari itu sebagai hari istimewa buat Nabi pada hari isnain itu diberikan beberapa kejadian atau peristiwa untuk diingat atau dikenang. Jelas bahwa hari itu diingat Nabi setiap pekannya dengan cara beramal yakni puasa sunnah.
Apakah Nabi pernah merayakan hari kelahirannya (Maulid) seperti yang kita lakukan hari ini? sependek pengetahuan saya belum saya temukan. Akan tetapi untuk mengigatnya kita memang sudah melakukannya setiap pekan dengan cara berpuasa juga. Adapun mengigatnya dengan cara yang kita lakukan sekarang, itu kita lakukan di bulan kelahirannya.
Istimewanya Rabiul Awwal karena Nabi, isinya sudah jamak kita tahu ya ngaji, baca sejarah perjalanan Nabi (Bioghrafi) dari sejak Nabi lahir hingga beliau wafat, ada ceramah, ada juga yang membaca kitab al-Barzanji yang isinya juga menceritakan tentang Nabi itu sendiri. Ya sama juga dengan kajian yang kita adakan setiap pekan, bulan atau tahunnya.
Akan tetapi bedanya pada acara Maulid Nabi kita lebih banyak membahas terkait perjalan hidup Nabi, karena momentnya memang di bulan kelahiran Nabi. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelajaran kepada kita, anak-anak keturunan kita, serta berharap keberkahan dari Allah sebagaimana Allah memuliakan Nabinya.
Begitu yang dapat saya tangkap terkait Maulid Nabi, tidak ada yang patut kita perdebatkan sebenarnya karena memang isi kegiatannya tidak ada yang melanggar aturan agama. Baca Qur'an, baca sejarah hidup Nabi, baca sholawat, doa, kumpul di masjid, saling berbagi, kira-kira dalam kegiatan ini mana yang melanggar.
Bahkan dalam hal ini juga tidak ada pemaksaan yang ikut silahkan yang tidak ikut ya tidak masalah, karena banyak cara kita untuk memuliakan bulan kelahiran Nabi, mungkin bisa dengan baca sejarah Nabi di rumah, bersedekah, bersilaturrahmi dan kegiatan-kegiatan baik lainnya. Kenapa pula hanya karena kulit kita bertengkar toh isinya kajian juga.
Saya pribadi suka kegiatan ini, andai ada yang tidak merayakannya dengan cara yang jamak dilakukan hari ini ya silahkan, yang keliru itu jika sampai berasumsi bahwa kegiatan ini bid'ah dhalalah "kegiatan sesat." Wah! kalau ini berat, sebab akibat dari asumsi itu juga berat.
Maka ucapan yang sering digunakan :
لو كان خيرا ما سبقونا اليه atau لو كان خيرا لسبقونا اليه
Sekiranya itu baik sungguh kami (orang-orang terdahulu) lebih dahulu melakukannya,
Ini tidak tepat dipasangkan untuk melarang Maulid Nabi, karena ungkapan itu adalah ucapan orang-orang musyrik tempo dulu terhadap orang-orang yang beriman kepada Al-Qur'an. Ucapan itu merupakan potongan ayat dalam surat al-Ahqaf ayat 11 lihat dan bacalah kembali.
Maka jabawan dari pertanyaan di atas siapa yang pertama kali mengingat maulid Nabi? ya Nabi sendiri. Wallahu a'lam.
Baca juga kajian tentang Maulid berikut :
- Keagungan Yang Menyinari, Tidak Memadamkan
- Adab Dalam Maulid Nabi Muhammad SAW
- Perayaan Maulid Nabi di Makah
- Fakta Tentang Maulid Dari Ulama-Ulama Besar
- Maulid Nabi Meniru Syiah?
Sumber FB Ustadz : Pardi Syahri