Negeri Tanpa Unta
Dr. Ahmad Sarwat, Lc.MA
Banyak ayat Qur'an yang terkait penyembelihan hewan qurban terkait dengan unta.
Surat Al-Hajj misalnya menyebut kata Budna yang artinya unta.
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ
Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi´ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya. (QS. Al-Hajj : 36)
Juga dlam surat Al-Kautsar misalnya, perintahnya adalah melakukan nahr (نحر).
فصل لريك وانحر
Memang diterjemahkan jadi menyembelih, padahal aslinya nahr itu hanya dilakukan pada unta, bukan pada kambing atau sapi. Keduanya cukup disembelih saja tidak perlu dengan cara nahr.
* * *
Lalu nahr itu apa?
Menusuk pada bagian antara leher dan dada hewan yang berleher panjang yaitu unta.
Bahkan Mazhab Maliki mewajibkan cara nahr ini pada unta. Kalau unta disembelih dalam pandangan Mazhab Maliki dianggap tidak sah.
Bisa kita baca dalam kitab fiqih mereka seperti Syarah Kifayatu At-Thalib.
* * *
Namun kita yang hidup di Indonesia, tiap tahun hanya bisa sembelih kambing atau sapi. Sedangkan unta sama sekali tidak pernah.
Entah bagaimana kok bisa sampai ada negeri berpenduduk muslim, penduduknya terbesar di dunia bahkan, tapi Allah tidak ciptakan unta disini?
Padahal ayat-ayat Qur'an itu bolak balik ngomongin unta lagi unta lagi. Dan asal tahu aja, hewan berleher panjang itu disebut-sebut dalam Al-Quran bukan hanya sekali dua kali, tapi berkali-kali.
Bahkan ada begitu banyak penamaan dan sebutan untuk unta dalam Al-Quran. Setidaknya ada 10 penuyebutan unta dalam Al-Quran :
1. Jamal (جَمَل)
Jamal adalah sebutan unta jantan.
وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ
Tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. (QS. Al-Araf : 40)
2. Jimalah (جِمَالت)
Bentuk lain dari jamal adalah jimalah. Allah SWT sebutkan jimalah ketika menggambarkan betapa besarnya bunga api di dalam neraka yang sebesar dan setinggi istana. Penggambarannya dengan membandingkannya dengan tubuh unta yang amat besar.
كَأَنَّهُ جِمَالَتٌ صُفْرٌ
Seolah-olah ia iringan unta yang kuning. (QS. Al-Mursalat : 33)
3. Naqah (نَاقَة)
Naqah adalah unta betina, sebagai lawan dari jamal. Di dalam Al-Quran terulang-ulang sampai 7 kali, semuanya mengacu kepada unta Nabi Shalih alihissalam yang disembelih.
هَٰذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً ۖ فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ ۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih". (QS. Al-Araf : 73)
فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ
Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. (QS. Al-Araf : 77)
وَيَا قَوْمِ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً
Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu (QS. Hud : 64)
وَآتَيْنَا ثَمُودَ النَّاقَةَ مُبْصِرَةً
Dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat. (QS. Al-Isra’ : 59)
قَالَ هَذِهِ نَاقَةٌ لَهَا شِرْبٌ وَلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَعْلُومٍ
Shaleh menjawab: "Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu. (QS. Asy-Syuara : 155)
إِنَّا مُرْسِلُوا النَّاقَةِ فِتْنَةً لَّهُمْ فَارْتَقِبْهُمْ وَاصْطَبِرْ
Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah (tindakan) mereka dan bersabarlah. (QS. Al-Qamar : 27)
فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ نَاقَةَ اللَّهِ وَسُقْيَاهَا
lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka: ("Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya". (QS. Asy-Syams : 13)
4. Ibil (إِبِل)
وَمِنَ الْإِبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِ
Dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu (QS. Al-Anam : 144)
أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, (QS. Al-Ghasyiyah : 17)
5. Ba’ir (بَعِير)
قَالُوا نَفْقِدُ صُوَاعَ الْمَلِكِ وَلِمَنْ جَاءَ بِهِ حِمْلُ بَعِيرٍ وَأَنَا بِهِ زَعِيمٌ
Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya". (QS. Yusuf : 72)
6. Dhaamir (ضَامِر)
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, (QS. Al-Hajj : 27)
7. Budn (بُدْنَ)
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ
Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi´ar Allah. (QS. Al-Hajj : 36)
8. Rikab (رِكَاب)
وَمَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ مِنْهُمْ فَمَا أَوْجَفْتُمْ عَلَيْهِ مِنْ خَيْلٍ وَلَا رِكَابٍ
Dan apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor untapun. (QS. Al-Hasyr : 6)
9. Al-Bahirah, As-Saaibha, Al-Wasilah, Ham.
مَا جَعَلَ اللَّهُ مِنْ بَحِيرَةٍ وَلَا سَائِبَةٍ وَلَا وَصِيلَةٍ وَلَا حَامٍ ۙ وَلَٰكِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ ۖ وَأَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ
Allah sekali-kali tidak pernah mensyari´atkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti. (QS. Al-Maidah : 103)
Bahirah adalah unta betina yang telah beranak lima kali dan anak yang kelima itu jantan. Lalu, unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi, dan tidak boleh diambil air susunya.
Saibah adalah unta betina yang dibiarkan pergi ke mana saja karena suatu nazar. Misalnya, jika orang Arab Jahiliah akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, dia biasa bernazar akan menjadikan untanya sā’ibah jika maksud atau perjalanannya berhasil dan selamat.
Waṣilah adalah seekor domba betina yang melahirkan anak kembar yang terdiri atas jantan dan betina. Unta jantan disebut waṣīlah, tidak boleh disembelih dan diserahkan kepada berhala.
Ham adalah unta jantan yang tidak boleh diganggu-ganggu lagi karena telah dapat membuntingkan unta betina sepuluh kali.
Perlakuan terhadap bahīrah, sā’ibah, waṣīlah dan ḥām ini adalah kepercayaan Arab Jahiliah.
10. ‘Isyar (عِشَار)
وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ
dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan) (QS. At-Takwir : 4)
Semua itu kalau kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi unta saja. Padahal makna dan pengertiannya berbeda-beda.
Dan semuanya tidak ada di Indonesia, kecuali di taman safari atau kebun binatang sebagai sample.
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat