Alasan Sayidina Umar Memecat Khalid III

Alasan Sayidina Umar Memecat Khalid III

𝗔𝗟𝗔𝗦𝗔𝗡 𝗦𝗔𝗬𝗜𝗗𝗜𝗡𝗔 𝗨𝗠𝗔𝗥 𝗠𝗘𝗠𝗘𝗖𝗔𝗧 𝗞𝗛𝗔𝗟𝗜𝗗

(Bagian Akhir)

Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq 

𝟯. 𝗠𝗲𝗻𝗷𝗮𝗴𝗮 𝗔𝗾𝗶𝗱𝗮𝗵 𝗨𝗺𝗮𝘁

 Diantara pertimbangan selanjutnya mengapa amirul mukminin Umar bin Khattab sampai memberhentikan sayidina Khalid adalah karena pertimbangan tauhid. Ini nampak tersirat kuat dari kalimat yang pernah beliau ucapkan saat ditanya apa alasan memecat Khalid :

 ولكن الناس فتنوا به فخفت ان يوكلوا اليه

“Sungguh manusia telah terfitnah dengannya, dan aku takut manusia akan bertawakal kepadanya.”

Hal ini terjadi karena sebagian orang mulai menganggap sebuah kemenangan dalam jihad bisa diraih karena adanya Khalid, dan tidaklah kekalahan menimpa kecuali karena Khalid tidak ada di dalamnya. 

Sampai orang banyak seperti tidak lagi terlalu bersungguh-sungguh dalam mendoakan para mujahidin yang sedang bertempur melawan musuh, karena menganggap pasti mereka menang karena adanya Khalid. Dan ini menjadi salah satu kekhawatiran sayidina Umar bisa mencemari aqidah masyarakat kala itu.

Demikian juga beliau mengirimkan surat kepada para gubernurnya untuk menjelaskan mengapa Khalid diberhentikan ,yang diantara isinya adalah :

ﺇﻧﻲ ﻟﻢ ﺃﻋﺰﻝ ﺧﺎﻟﺪﺍً ﻋﻦ ﺳﺨﻄﺔ ﻭﻻ ﺧﻴﺎﻧﺔ ، ﻭﻟﻜﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓُﺘﻨﻮﺍ ﺑﻪ ﻓﺄﺣﺒﺒﺖ ﺃﻥ ﻳﻌﻠﻤﻮﺍ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻫﻮ ﺍﻟﺼﺎﻧﻊ

“Sesungguhnya aku tidak mencopot Khalid bin Walid karena marah ataupun karena dia berkhianat, tetapi karena pertimbangan manusia telah terfitnah dan aku ingin manusia tahu bahwa Allah-lah yang membuat kemenangan.”

𝟰. 𝗠𝗲𝗻𝗷𝗮𝗴𝗮 𝗞𝗵𝗮𝗹𝗶𝗱 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗿𝗮𝘀𝗮 𝗸𝗮𝗴𝘂𝗺 𝘁𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝗱𝗶𝗿𝗶 𝘀𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶

Orang dengan prestasi luar biasa seperti Khalid bin Walid radhiyalahu’anhu, yang mana beliau terlibat hampir 100 kali pertempuran besar dan tidak pernah sekalipun kalah, baik sebelum Islam maupun setelah Islam, tentu sangat mungkin terjatuh ke dalam penyakit ghurur dan membanggakan diri.

Hal ini ditambah dengan pujian dan sanjungan manusia kepadanya. Bahkan bukan hanya sekedar sanjungan tapi sebagiannya sudah sampai pada tingkat mengagungkannya secara berlebihan. Maka sudah barang tentu sayidina Umar sebagai pemimpin tertinggi kaum muslimin saat itu, merasa punya tanggung jawab untuk menyelamatkan saudaranya ini dari  tertimpa penyakit ghurur yang berbahaya.

Meskipun apa yang dikhawatirkan oleh Umar tidaklah terjadi. Hal ini terbukti setelah diturunkan jabatannya, Khalid tetap berjuang di bawah komando panglima yang baru.  

Tidak ada pembangkangan apalagi keinginan memberontak dari keputusan khalifah atas dirinya. Ini semua menunjukkan kepada kita sebuah keteladanan agung dari sang jenderal legendaris yang jarang ada bandingannya ini tentang beningnya hati dan salamatussadr (Dada yang lapang dan jauh dari kebencian).

Khalid pernah berkata tentang diri sayidina Umar saat ia menjenguk Abu Darda’ yang sedang sakit :

إن عمر ابن الخطاب كان يريد الله بكل ما فعل وكان يغلظ على غيري مثل غلظته عليّ ولا يبالي قريباً ولا لوم لائم في غير الله

“Sesungguhnya Umar bin Khattab adalah orang yang selalu menginginkan ridha Allah dalam setiap perbuatannya. Dia telah bersikap tegas kepada orang lain sebagaimana ia juga telah bersikap tegas kepadaku. Dia tidak peduli meski itu adalah orang dekatnya dan ia tidak peduli celaan orang-orang yang mencelanya karena keputusannya.

𝗣𝗲𝗻𝘂𝘁𝘂𝗽

Demikianlah sekelumit jawaban atas alasan mengapa Khalid diberhentikan oleh amirul mukminin Umar bin Khattab. Dan hendaknya kita mencukupi dengan apa yang telah dijelaskan oleh ulama tersebut, serta membuang isu-isu negatif dari sumber yang tidak valid yang dikatakan sebagai motif Umat memecat Khalid. 

Seperti adanya dendam Umar kepada Khalid karena beliau pernah dikalahkan dalam pertandingan bela diri antara keduanya. Riwayat ini jelas batilnya. 

Bagaimana mungkin kita mensifati manusia-manusia mulia itu dengan buruknya akhlaq berupa dendam dan kebencian sesama mereka, sedangkan para shahabat terutamanya lagi sosok seperti sayidina Umar adalah termasuk orang-orang yang Allah sifati dengan firmanNya :

 أَشِدَّاءُ عَلَى الكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

“Mereka keras kepada orang-orang kafir, namun saling berkasih sayang diantara sesama mereka.”(QS. Al Fath : 29)

Dan firmanNya :

يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِينَ آمَنُوا....

“Orang-orang yang mereka berdoa  : ‘Ya Tuhan kami berilah ampunan kepada saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam keimanan. Dan jangan jadikan di dalam hati kami adanya perasaan mengganjal kepada orang-orang yang beriman... (QS. Al Hasyr : 10)

Dan sayidina Umar pernah berkata kepada Khalid pasca pemberhentian :

 يا خالد والله إنك عليّ لكريم وإنك إليّ لحبيب

“Wahai Khalid demi Allah engkau dalam penilaianku adalah orang yang mulia, dan engkau adalah orang yang aku cintai.”

Semoga Allah merahmati sayidina Umar dan juga sayidina Khalid radhiyallahu’anhuma, dan semoga Allah menempatkan keduanya di dalam syurga tertinggi di sisiNya.

Wallahu a’lam.

_______

Ref : Al Bidayah Wan Nihayah (7/81), Fash al Khattab fi Sirah Umar bin Khattab hal. 372-378, Siyar A’lam Nubala (1/378).

Sumber Facebook Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Alasan Sayidina Umar Memecat Khalid III - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®