Takbiran Pada Hari Raya Idul Fitri
Takbiran idul fitri termasuk kategori takbir mursal. Takbir mursal ini artinya kita dianjurkan bertakbir secara jahar dimanapun kita berada. Baik di rumah, di masjid, di jalanan, di pasar, semenjak tenggelamnya matahari hari terakhir Ramadan, kita dianjurkan bertakbir untuk menampakkan syiar ‘id. Takbir mursal adalah lawan dari takbir muqayyad. Takbir muqayyad adalah takbir yang secara khusus dianjurkan diucapkan setelah salat. Pada hari raya idul fitri yang dianjurkan adalah takbir mursal, bukan takbir muqayyad
Namun yang menjadi catatan penting di sini, meskipun yang dianjurkan pada malam id adalah takbir mursal, bukan berarti takbir setelah salat tidak dianjurkan, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang. Yang benar, kita tetap dianjurkan takbir selesai salat. Karena anjuran takbir mursal tidak bertentangan dengan takbir selesai salat. Sebagaimana kita takbir di rumah-rumah, di jalanan dan di berbagai tempat kita juga takbir setelah salat
Adapun ibarat ulama yang zahirnya menafikan takbir muqayyad pada malam idul fitri, itu bukan berarti takbir setelah salat tidak dianjurkan. Karena meskipun takbir setelah salat tidak dianjurkan dari sisi takbir muqayyadnya, ia tetap dianjurkan dari sisi ia adalah salah satu afrad dari takbir mursal. Inilah yang ditegaskan oleh Sayyid Umar Al-Bashri dan imam Baijuri
Dalam Tuhfah imam Ibnu Hajar dan Hasyiahnya:
(ولا يسن ليلة الفطر عقب الصلوات في الأصح) إذ لم ينقل، وقيل يستحب وصححه في الأذكار وأطال غيره في الانتصار له وأنه المنقول المنصوص
(ولا يسن ليلة الفطر إلخ) أي من حيث كونه مقيدا بالصلاة إذ لا مقيد له فلا ينافي أنه يسن من حيث كونه مرسلا في ليلة العيد انتهى اهـ شيخنا وبصري
Kemudian kalaupun dipahami bahwa takbir muqayyad tidak dianjurkan pada malam idul fitri sesuai zahir ibarat, ini bukanlah satu-satunya pendapat ulama. Ada pendapat kedua dalam mazhab, yang juga merupakan nash imam Syafi’i, dipilih oleh Syeikh Abu Ishak dalam Al-Tanbih dan imam Nawawi dalam Al-Adzkar yang menyatakan bahwa takbir muqayyad juga dianjurkan di malam idul fitri sebagaimana takbir mursal. Bahkan ulama menjelaskan inilah amalan kaum muslimin semenjak dulu dan tidak pernah ada pengingkaran bahkan oleh ulama yang menafikan takbir muqayyad
Dalam Najmul Wahhaj imam Damiri:
والثاني: يسن كالأضحى، فيكبر خلف المغرب والعشاء والصبح، واختاره المصنف في (الأذكار)، وهو مذهب أهل العراق، وعليه العمل بالاتفاق
Dalam Mughni Khatib Syirbini:
والثاني يسن واختاره في الأذكار ونقل البيهقي في كتاب فضائل الأوقات عن نص الشافعي، وعليه عمل غالب الناس، وعلى هذا فيكبر ليلة الفطر عقب المغرب والعشاء والصبح
Kesimpulannya tradisi takbiran pada malam idul fitri setelah salat magrib, isya dan subuh yang sudah biasa diamalkan oleh kaum muslimin dimanapun berada adalah tradisi yang benar secara syariat dan tidak perlu dipermasalahkan
Wallahu ta’ala a’la wa a’lam
Sumber FB Ustadz : Khalil Kapeh Panji