Planet dan Bintang
(Problem Terjemah Al-Quran #2)
by. Dr. Ahmad Sarwat, Lc.MA
Planet dan bintang itu seringkali nampak sama di mata kita. Padahal dari banyak segi planet berbeda dengan bintang.
Planet itu tidak memancarkan cahaya dan panas sendiri, kalau pun terlihat bercahaya di malam hari, karena hasil pantulan dari cahaya matahari. Mirip seperti bulan kita tapi umumnya dalam ukuran yang lebih besar.
Sedangkan bintang itu jelas panas dan memancarkan cahaya ke berbagai penjuru, termasuk ke planet-planet yang mengelilinginya. Namun karena posisinya yang amat jauh, sehingga sekilas di mata kita, bintang itu seperti planet, setidaknya untuk mata awam kita. Bintang terdekat dari kita berjarak 4,2 tahun cahaya bernama Proxima Centaury.
Yang menarik ternyata Al-Quran membedakan penyebutan antara planet dan bintang. Planet dalam Al-Quran disebut dengan kaukab (كوكب) dan bentuk jamaknya adalah kawakib (كواكب). Sedangkan bintang itu najm (نجم) dan bentuk jamaknya nujum (نجوم).
Namun kadang penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia kita temukan tidak terlalu ketat. Ketika Al-Quran menyebut kaukab yang artinya planet, tapi sering diterjemahkan begitu saja menjadi 'bintang'. Mungkin karena planet di mata awam nampak seperti bintang, jadi diterjemahkan saja dengan bintang, biar gampang barangkali.
Contohnya mari kita buka Al-Quran Terjemah surat Yusuf ayat keempat dengan menggunakan versi Kemenag RI yang terbaru, yaitu edisi revisi 2019. Disana dituliskan sbb :
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku". (QS. Yusuf : 4)
Perhatikan Teks Arab Al-Quran aslinya menggunakan kata 'kaukab' (كوكب) dan bukan 'najm' (نجم).
Sayangnya nyaris hampir semua versi terjemahan Qur'an memaknai kaukab di ayat itu dengan bintang dan bukan planet. Dalam Tafsir Al-Mishbah, Prof. Dr. Quraish Shihab pun menerjemahkannya dengan bintang.
Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, sesungguhnya aku telah melihat sebelas bintang, serta matahari dan bulan; telah kulihat semuanya kepadaku-dalam keadaan sujud. (QS. Yusuf : 4)
Alhamdulillah selama ini tidak pernah ada komplain, apakah kaukab itu mau diterjemahkan planet atau bintang, pokoknya di mata kita orang awam sama saja sih memang. Bahkan kalau dalam imajinasi kita bintang itu kecil ukurannya pun tidak perlu dikomplain.
Makanya lagu anak-anak bintang kecil itu tidak pernah ada yang protes sampai hari ini.
Bintang kecil
Di langit yang tinggi
Amat banyak
Menghias angkasa
Aku ingin
Terbang dan menari
Jauh tinggi
Ke tempat kau berada
Padahal terbang ke bintang itu jauh, lama dan nggak sampai-sampai. Yang paling dekat kalau naik pesawat dengan kecepatan cahaya, butuh 4,2 tahun. Tapi kalau pakai pesawat terbang biasa dengan kecepatan rata-rata 800 kilometer per jam, akan memakan waktu sekitar 50 miliar jam atau lebih dari 5,7 juta tahun.
Belum sempat sampai bintang kita sudah berpulang ke rahmatullah. Apalagi sampai menari segala.
Tapi ya sudah lah, namanya juga imajinasi pencipta lagu anak-anak. Masak mau disomasi?
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat