Menelan sisa air kumur yang masih terasa sehabis wudhu
Dalam Mawsu'ah Fiqhiyyah disebutkan :
مِمَّا لاَ يُفْسِدُ الصَّوْمَ الْبَلَل الَّذِي يَبْقَى فِي الْفَمِ بَعْدَ الْمَضْمَضَةِ إِذَا ابْتَلَعَهُ الصَّائِمُ مَعَ الرِّيقِ، بِشَرْطِ أَنْ يَبْصُقَ بَعْدَ مَجِّ الْمَاءِ، لاِخْتِلاَطِ الْمَاءِ بِالْبُصَاقِ، فَلاَ يَخْرُجُ بِمُجَرَّدِ الْمَجِّ، وَلاَ تُشْتَرَطُ الْمُبَالَغَةُ فِي الْبَصْقِ، لأِنَّ الْبَاقِيَ بَعْدَهُ مُجَرَّدُ بَلَلٍ وَرُطُوبَةٍ، لاَ يُمْكِنُ التَّحَرُّزُ عَنْهُ. انتهى.
"Termasuk perkara yang tidak membatalkan puasa adalah basah-basah yang tersisa di mulut setelah berkumur ketika mana orang puasa menelannya bersamaan dengan ludah. Tapi dengan syarat harus meludahkannya terlebih dahulu setelah membuang air kumur dari mulut. (Meludah itu perlu dilakukan) karena air kumur bercampur dengan ludah, (karena air bercampur dengan ludah itu) maka air itu tidak bisa keluar semua hanya dengan mengeluarkannya dari mulut (seperti biasa mengeluarkan air kumur). Dan tidak disyaratkan harus melebih-lebihkan dalam meludah, karena yang tersisa setelah meludah itu hanyalah basah-basah dan kelembapan yang tidak mungkin bisa dihindari."
Simpelnya, habis kumur jangan langsung di telan. Ludahkan dulu satu dua atau tiga kali, setelahnya telan tidak apa-apa walaupun dingin air terasa di mulut misalnya. Dan tidak perlu berlebihan semisal sampai mengelap rongga mulut.
Majmu'.
قَالَ الْمُتَوَلِّي وَغَيْرُهُ إذَا تَمَضْمَضَ الصَّائِمُ لَزِمَهُ مَجُّ الْمَاءِ وَلَا يَلْزَمُهُ تَنْشِيفُ فَمِهِ بِخِرْقَةٍ وَنَحْوِهَا بِلَا خِلَافٍ قَالَ الْمُتَوَلِّي لِأَنَّ فِي ذَلِكَ مَشَقَّةً قَالَ وَلِأَنَّهُ لَا يَبْقَى فِي الْفَمِ بَعْدَ الْمَجِّ إلَّا رُطُوبَةٌ لَا تَنْفَصِلُ عَنْ الْمَوْضِعِ إذْ لَوْ انْفَصَلَتْ لَخَرَجَتْ فِي الْمَجِّ وَاَللَّهُ تَعَالَى أَعْلَمُ
Syarwani.
(فَائِدَةٌ) لَا يَضُرُّ بَلْعُ رِيقِهِ إثْرَ مَاءِ الْمَضْمَضَةِ وَإِنْ أَمْكَنَهُ مَجُّهُ لِعُسْرِ التَّحَرُّزِ عَنْهُ اهـ ابْنُ عَبْدِ الْحَقِّ
Wallahu ta'ala a'lam bis shawab
Sumber FB Ustadz : M Syihabuddin Dimyathi