JUJUR DALAM MENYAMPAIKAN ILMU ITU PENTING
Abdul Wahid Al-Faizin
Dalam beberapa kajian saya selalu menyampaikan berbagai pendapat ulama' terkait satu masalah jika dirasa perlu. Bahkan tidak jarang saya sampaikan pendapat Syaikh Ibnu Taimiyah, Al-Albani dan Al-'Utsaimin beberapa ulama' Arab Saudi lainnya karena jama'ah yang hadir adalah majmuk.
Karena itulah sering sekali merasa geram pada kelompok yang hanya memotong cuplikan pendapat ulama' dengan tujuan untuk menguatkan pendapatnya dalam menyerang kelompok lain. Salah satunya seperti dalam poster yang mengaku pengikut salaf tapi jauh dari adab salaf ini.
Poster tersebut hanya menyampaikan pendapat Ibnu Hajar Ibnu Hajar yang menyatakan bahwa tidak ada hadits shahih yang menerangkan keutamaan puasa Rajab (yang dikasih garis merah dalam SS kitab). Namun tidak menyampaikan pendapat Ibnu Hajar setelahnya yang menyatakan bahwa telah masyhur di kalangan ulama' yang memberikan keringanan menyampaikan hadits-hadits berkaitan keutamaan ibadah (فضائل الأعمال) meskipun lemah (dha'if) selagi tidak mencapai derajat maudhu' dengan beberapa catatan yang beliau sampaikan setelahnya. Karena itulah di bab selanjutnya di kitab تبيين العجب, beliau kemudian menyampaikan beberapa hadits dhaif dan maudhu' terkait puasa Rajab.
Bahkan setelah itu beliau menyampaikan hadits Nasa'i yang dianggap kuat yang secara tidak langsung menunjukkan puasa Rajab. Ibnu Hajar menjelaskan bahwa ketika Rasulullah puasa Sya'ban beliau beralasan karena bulan Sya'ban adalah bulan yang sering dilupakan manusia yang berada di tengah-tengah antara Rajab dan Ramadhan.
Hadits tersebut menurut Ibnu Hajar menunjukkan bahwa Rajab menyerupai Ramadhan dan manusia sibuk melakukan ibadah sebagaimana ibadah dalam Ramadhan (di antaranya adalah puasa).
Sebenarnya andaikan masing-masing kelompok mau jujur dan menghargai pendapat ulama' niscaya tidak akan terjadi perdebatan panjang seperti yang selama ini terjadi...
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahid Alfaizin