Semua muslim non-wahabi tahu betul bahwa makna syirik adalah menyekutukan Allah. Menyekutukan Allah artinya mengakui ketuhanan Allah tetapi di saat yang sama juga mengakui ketuhanan selain Allah. Para musyrikin jahiliah dari suku Quraisy adalah contoh yang sering kali disebut oleh al-Qur’an. Mereka mengenal Allah dan mengakui ketuhanannya sebagai pencipta langit dan bumi, pemberi manfaat dan bahaya dan seterusnya sebab mereka adalah keturunan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Namun di saat yang sama mereka mengakui ketuhanan para berhala setelah ajaran luar masuk dan generasi yang bertauhid meninggal.
Namun bagi Wahabi, orang musyrik jahiliah itu disebut bertauhid dalam satu sisi dan syirik dalam sisi lain. Ini adalah absurditas paling konyol yang pernah ada dalam sejarah manusia sebab menggabung antara "tidak menyekutukan" sekaligus "menyekutukan". Wahabi mengira Musyrikin Jahiliah menyembah berhala tanpa meyakini bahwa berhalanya mempunyai sifat ketuhanan (kekuatan untuk mencipta manfaat dan bahaya) yang dalam istilah wahabi adalah sifat rububiyah. Sebab itu, para masyayikh mereka dengan lucunya mengatakan bahwa musyrikin jahiliah bertauhid rububiyah.
Padahal al-Qur’an terang benderang mengabarkan bahwa berhala itu disembah orang musyrik sebab mereka menjadikannya sebagai partner dan saingan Allah. Tentu saja yang dimaksud adalah saingan dalam hal rububiyah sebagai pencipta manfaat dan bahaya sehingga mereka bersujud padanya, memberikan sesajen, meminta berbagai kebutuhan dan mohon perlindungan pada para berhala itu.
Al-Qur’an dalam berbagai ayat menyatakan bahwa musyrikin jahiliyah sebagai orang yang menyekutukan Allah dalam aspek rububiyah sedangkan wahabi menyatakan bahwa mereka bertauhid rububiyah. Mau ikut al-Qur’an atau ikut wahabi?
***Kalau ada yang tanya ayatnya yang mana, artinya belum khatam membaca al-Qur’an. Apa yang saya tulis ini sudah maklum bagi semua muslim, kecuali wahabi.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad