Apakah Gading Gajah Najis?

APAKAH GADING GAJAH NAJIS?

APAKAH GADING GAJAH NAJIS?

Abdul Wahid Al-Faizin 

Ngaji Kitab Sidogiri (NKS) tadi malam salah satunya membahas tentang penggunaan gading gajah. Di mana dalam Fathul Mu'in dijelaskan

ويحل مع الكراهة، استعمال العاج في الرأس واللحية حيث لا رطوبة

"Menggunakan gading gajah di kepala atau jenggot hukumnya halal namun makruh jika tidak dalam kondisi basah (baik kepala atau jenggot nya atau gading gajahnya yang basah)" 

Kenapa halal jika tidak basah (kering)? Karena dalam Madzhab Syafi'i gading gajah adalah najis. Sehingga ketika basah, maka hukumnya haram karena terkena najis. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh kitab I'anah al-Thalibin berikut 

(قوله: حيث لا رطوبة) ظرف متعلق بيحل، أي يحل ذلك حيث لا رطوبة موجودة، أي في الرأس واللحية أو في العاج. فإن وجدت الرطوبة حرم، لتلطخ الرأس واللحية حينئذ بالنجاسة، وهو حرام.

Alasan najisnya gading gajah adalah karena gajah termasuk hewan yang tidak bisa dimakan sehingga ketika meninggal, maka statusnya bangkai. Sedangkan daging dan tulang bangkai adalah najis.

Bagi ahli hisab (perokok) tentu hal ini mengejutkan karena banyak di antara mereka yang menggunakan gading gajah untuk merokok guna memberikan cita rasa tersendiri. 😁

Idealnya memang bagi kita yang ikut Madzhab Syafi'i tidak menggunakan gading gajah bahkan lebih baik lagi malah sekalian tidak usah merokok. 😁

Namun kalau ingin cari solusi, kita bisa ikut Madzhab Hanafi yang menyatakan gading gajah adalah suci. Karena dalam Madzhab Hanafi yang najis dari bangkai adalah daging dan kulitnya. Sedangkan tulang, tanduk, dan bulu atau rambutnya dianggap suci. Hal ini seperti dijelaskan dalam kitab Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah berikut

الْقَوْل الثَّانِي: أَنَّهُ طَاهِرٌ، قَال بِذَلِكَ الْحَنَفِيَّةُ - غَيْرُ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ - وَهُوَ طَرِيقٌ عِنْدَ الشَّافِعِيَّةِ، وَهُوَ رِوَايَةٌ عَنْ أَحْمَدَ، ذَكَرَهَا صَاحِبُ الْفُرُوعِ، وَخَرَّجَ أَبُو الْخَطَّابِ مِنَ الْحَنَابِلَةِ أَيْضًا الطَّهَارَةَ، قَال فِي الْفَائِقِ وَاخْتَارَهُ الشَّيْخُ تَقِيُّ الدِّينِ بْنُ تَيْمِيَّةَ، قَال ابْنُ تَيْمِيَّةَ: الْقَوْل بِالطَّهَارَةِ هُوَ الصَّوَابُ. وَهُوَ قَوْل ابْنِ وَهْبٍ مِنَ الْمَالِكِيَّةِ.

وَاسْتَدَلُّوا بِأَنَّ الْعَظْمَ لَيْسَ بِمَيِّتٍ؛ لأَِنَّ  الْمَيْتَةَ مِنَ الْحَيَوَانِ فِي عُرْفِ الشَّرْعِ اسْمٌ لِمَا زَالَتْ حَيَاتُهُ لاَ بِصُنْعِ أَحَدٍ مِنَ الْعِبَادِ، أَوْ بِصُنْعٍ غَيْرِ مَشْرُوعٍ وَلاَ حَيَاةَ فِي الْعَظْمِ فَلاَ يَكُونُ مَيْتَةً، كَمَا أَنَّ نَجَاسَةَ الْمَيْتَاتِ لَيْسَتْ لأَِعْيَانِهَا، بَل لِمَا فِيهَا مِنَ الدِّمَاءِ السَّائِلَةِ وَالرُّطُوبَاتِ النَّجِسَةِ، وَلَمْ تُوجَدْ فِي الْعَظْمِ (1)

وَاسْتَدَلُّوا مِنَ السُّنَّةِ بِمَا رَوَاهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ قَال: سَمِعْتُ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال: {قُل لاَ أَجِدُ فِيمَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ} ، أَلاَ كُل شَيْءٍ مِنَ الْمَيْتَةِ حَلاَلٌ إِلاَّ مَا أُكِل مِنْهَا (2) وَبِمَا رُوِيَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَمْتَشِطُ بِمُشْطٍ مِنْ عَاجٍ (3) 

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahid Alfaizin

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Apakah Gading Gajah Najis? - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®