Mengapa 20 Sifat Bagi Allah?
Tuan rumah, Kiai Mursaha Banga Sui. Ambawang, meminta saya untuk menjelaskan tentang apa yang diperjuangkan oleh Nahdlatul Ulama. Saya menjelaskan sejarahnya secara singkat dan 3 ajaran Islam, Akidah, Fikih dan Tasawuf yang kesemuanya menggunakan sistem bermazhab sebagaimana yang berlaku di Mesir, Yaman, Suriah, Iraq dan mayoritas umat Islam.
Uraian Akidah Asy'ari saya ajak para hadirin melantunkan Aqaid 20, Allah Wujud Qidam Baqa', Alhamdulillah seisi Masjid turut mengumandangkan. Mereka masih hapal seperti yang diajarkan dan ditanamkan sejak kecil.
Giliran tanya jawab, ada seorang penanya yang masih kerabat saya, perihal sifat 20. Mengapa dipilih 20? Bukankah Asmaul Husna ada 99?
Saya menyampaikan penjelasan dalam kitab Syarh Umm al-Barahin yang dijelaskan oleh
Imam as-Sanusi:
فَمِمَّا يَجِبُ لِمَوْلاَنَا جَلَّ وَعَزَّ عِشْرُوْنَ صِفَةً . أَشَارَ بِمِنْ التَّبْعِيْضِيَّةِ إِلَى أَنَّ صِفَاتِ مَوْلَانَا جَلَّ وَعَزَّ الْوَاجِبَةَ لَهُ لَا تَنْحَصِرُ فِيْ هَذِهِ الْعِشْرِيْنَ، إِذْ كَمَالَاتُهُ تَعَالَى لَا نِهَايَةَ لَهَا، لَكِنْ الْعَجْزُ عَنْ مَعْرِفَةِ مَا لَمْ يَنْصُبْ عَلَيْهِ دَلِيْلٌ عَقْلِيٌّ وَلَا نَقْلِيٌّ لَا نُؤَاخِذُ بِهِ بِفَضْلِ اللهِ تَعَالَى
“Kitab Umm al-Barahain berisyarat dengan huruf مِنْ tab'idiyah untuk menunjukkan, bahwa sifat-sifat Allah–Jalla wa ‘Azza–tidak terbatas pada 20 sifat ini, sebab kesempurnaan-Nya tidak terbatas, namun ketidakmampuan mengetahui sifat-sifat yang tidak terjelaskan oleh dalil 'aqli dan naqli membuat kita tidak disiksa karenanya, berkat anugerah Allah Ta'ala.”
Jadi, 20 Sifat ini yang dibagi pada Sifat Nafsiyah, Salbiyah, Ma'ani dan Ma'nawiyah dapat mengantarkan pada Ma'rifat Billah, mengetahui Allah.
Di samping itu, sifat 20 tersebut memustahilkan sifat-sifatnya yang berlawanan. Sifat sama dengan makhluk adalah mustahil bagi Allah. Sifat memerlukan pada makhluk juga mustahil bagi Allah dan seterusnya.
Sementara dalam Asma' Al-Husna sifat-sifat yang berlawanan tidaklah mustahil, misal Allah maha menghidupkan, Allah juga yang mematikan makhluk. Allah maha menghamparkan pemberian, tapi juga Allah menghentikan kenikmatan. Allah maha memberi manfaat, Allah juga yang maha memberi kesulitan dan sebagainya.
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin
6 Oktober 2022 pada 08.48 ·