Imam Qodhi Iyadh dalam As-Syifa meriwayatkan,
"كان مالك لا يركب بالمدينة دابة، وكان يقول: أستحي من الله أن أطأ تربة فيها رسول الله ﷺ بحافر دابة"
[الشفا، ٢\٥٧]
"Imam Malik tidak mau mengendarai "dābbah" (kuda atau unta) di Madinah, beliau mengatakan, "saya malu kepada Allah jika nanti kaki hewan tunggangan saya menginjak tanah yg di sana Nabi Saw dikebumikan"
Apa yg dilazimkan Imam Malik ini tidak pernah dilakukan oleh para sahabat Nabi ﷺ, padahal para sahabat adalah manusia yg paling cinta dan hormat ke Nabi ﷺ. Tidak ada satupun ulama yg mengingkari apa yg Imam Malik lazimkan untuk dirinya ini.
Dari sini, maka tidak tepat jika menjadikan dalil pelarangan maulid dengan mengatakan, "para sahabat saja yg lebih cinta ke Nabi tidak pernah melakukan maulid, mengapa anda kok merasa paling cinta dengan bermaulid?"
Ini soal ekspresi cinta.
Ekspresi cinta para sahabat berbeda dengan ekspresi cinta Imam Malik ke Nabi Saw, ekspresi cinta Imam Malik berbeda dengan ekspresi cinta Imam Bushiri yg membuat burdah, ungkapan cinta Imam Bushiri mungkin berbeda dengan ungkapan cinta ulama-ulama lain.
Dan terakhir yg perlu diingat, APA YG TIDAK DILAKUKAN NABI saja tidak bisa dijadikan dalil pelarangan terhadap suatu amalan, apalagai APA YG TIDAK DILAKUKAN SAHABAT.
Wallahu a'lam.
Sumber FB Ustadz : Amru Hamdany