Kehidupan Setelah Mati

Kehidupan Setelah Mati

Kehidupan Setelah Mati

( ATEIS, WAHHABI DAN ASWAJA )

Oleh : Rahmat Taufik Tambusai

Ateis : saya tidak percaya adanya kehidupan setelah mati ? 

Wahhabi : Semua agama percaya adanya kehidupan setelah mati, begitu juga agama islam, Allah telah mengabarkan dalam banyak ayat di Al Quran.

Ateis : dengan tuhan saja saya tidak percaya, apalagi dengan yang disampaikan dalam Al Quran, bisa jadi karangan dari nabi Muhammad, begitu juga dengan kitab - kitab agama yang lain, merupakan hasil karya manusia, lalu dinisbatkan ke tuhan.

Wahhabi : percaya kepada kehidupan setelah mati, seperti alam kubur, hari kiamat dan surga dan neraka tidak bisa dibuktikan dengan panca indra, cuma hanya dengan keyakinan, sesuai yang dikabarkan dalam Al Quran.

Ateis : kok begitu mudahnya kalian percaya dengan yang dikabarkan oleh sesuatu yang  tak bisa diindrawi, kemudian mudah pula percaya kepada orang yang mengaku sebagai utusan tuhan ? 

Wahhabi : seseorang diakui sebagai nabi karena diberi mukjizat, mukjizat tersebut sebagai bukti kenabiannya, mukjizat merupakan kejadian diluar kebiasaan, seperti nabi muhammad dapat keluar air dari celah jarinya, mampu membelah bulan, nabi isa mampu menyembuhkan penyakit, menghidupkan mayat dll

Ateis : kejadian diluar kebiasaan, bisa juga berupa sihir, indigo, sulap dll

Wahhabi : kalau sihir, indigo dan sulap dibantu oleh jin dan trik - trik, sedangkan mukjizat asli kelebihan yang diberikan oleh tuhan.

Ateis : bagaimana cara untuk mengukur asli dari tuhan dengan yang dibantu oleh jin ?

Wahhabi : Allah yahdik 

Ateis : standar manusia dengan manusia yang lain adalah akal, jika sesuatu itu bisa dipahami akal, maka siapa pun dia pasti akan menerimanya, yang membedakan kita dengan makhluk yang lain adalah akal.

Dan saya yakin setiap sesuatu pasti bisa dipahami oleh akal, mustahil banyak manusia beragama tanpa akal, tanpa dapat dipahami, ingat bukan akal akalan ya.

******

Aswaja : ok, saya awali dengan pertanyaan agar mudah dipahami oleh akal, apakah anda pernah bermimpi ? apakah anda hidup di dalam mimpi tersebut? 

Ateis : iya saya pernah bermimpi, malahan sering, dan saya merasa hidup di alam mimpi tersebut, kadang suasananya seperti hidup di alam nyata dan kadang keadaannya berbeda, gerakan kita agak lambat dll

Aswaja : apakah anda yakin bahwa alam mimpi itu ada ? dan berbeda dengan alam nyata ?

Ateis : iya saya yakin dan alam mimpi berbeda dengan alam nyata, alam nyata kita hidup dengan jasad dan ruh, sedangkan di alam mimpi hanya dialami oleh ruh, sedangkan tubuh terdiam di atas kasur.

Aswaja : jika anda yakin ada kehidupan di luar alam dunia, berupa alam mimpi, berarti di luar sana masih ada alam yang serupa, yang ada kemiripan dengan alam mimpi, seperti kehidupan setelah mati, yang dijalani tanpa jasad.

Ateis : ini baru keren, masuk akal. Bagaimana dengan azab kubur, kalau memang mereka disiksa kenapa tidak kedengaran suara jeritannya ke atas ?

Aswaja : apakah anda pernah mimpi buruk ? ketika mimpi buruk tersebut, apakah anda teriak minta tolong? apakah ada yang menolong ? padahal di samping anda ada yang tidur juga, atau ada yang bangun, tetapi mereka tidak mendengar jeritan anda.

Ateis : iya saya pernah mimpi buruk, dikejar hantu yang menyeramkan, saya minta tolong tidak ada yang membantu, padahal waktu itu kami tidur di kos rame rame.

Aswaja : maka begitu pulalah yang dialami orang yang di alam kubur, mereka dekat dengan kita, tetapi alamnya sudah berbeda, walaupun masih di bumi.

Sama halnya dengan mimpi dekat dengan kita tetapi alamnya berbeda, maka kita tidak tahu apa yang dialami orang yang sedang mimpi. 

Sekarang saya tanya apakah anda sudah percaya adanya kehidupan setelah mati ?

Ateis : iya saya percaya, jawabannya masuk akal, artinya pijakan dalam beragama pasti bisa dilogikakan, islam benar - benar agama yang masuk akal.

Sebelum saya bersyahadat, tolong jawab dulu, yang sesuai dengan akal agar saya percaya kepada nabi, bukan hanya dengan mukjizat, karena mukjizat dengan sihir beda beda tipis. 

Wahhabi : beragama bukan pakai akal, tetapi pakai dalil.

Ateis : terus untuk memahami dalil pakai apa bro ? pakai dengkul, makanya mikir itu di akal, bukan di dengkul, sehingga kalian wahhabi main pukul rata, setiap sesuatu berdasarkan akal disebut bid'ah.

Berapa banyak ilmu pengetahuan di dasari akal, sebagai contoh 1+1 = 2 . Kalau tidak pakai akal, terus mana dalilnya ?

Wahhabi : ikutlah kajian sunnah dan ustadz sunnah agar anda paham islam dengan baik, Allah yahdik 

Aswaja : untuk memastikan nabi asli atau nabi palsu, ulama telah membuat syarat yang harus dipenuhi jika tidak mampu memenuhinya maka dipastikan, dia nabi palsu.

Adapun syarat wajib harus dipenuhi bagi yang mengaku sebagai nabi ada 4 :

1. bersifat jujur, lawannya dusta, jika dalam hidupnya pernah sekali saja berbohong maka tidak layak dikatakan sebagai nabi dan rasul.

2. Amanah, lawannya khianat, jika pernah sekali saja tidak amanah, maka tidak layak dikatakan sebagai nabi dan rasul.

3. Tabliq, lawannya, kitman artinya menyembunyikan kebenaran, jika menyembunyikan kebenaran dan tidak menyampaikannya, maka orang yang seperti ini tidak layak dikatakan sebagai nabi dan rasul.

4. Fathonah, lawan baladah artinya bodoh, seorang nabi harus cerdas dan pintar, jika ada yang mengaku nabi tetapi bodoh, hilang akal dan sering lupa, maka tidak layak dikatakan sebagai nabi dan rasul.

Nabi dan rasul dalam islam semuanya wajib memenuhi syarat di atas, kalau menurut anda mudah tidak mengaku sebagai nabi dalam islam ? 

Ateis : susah bro, terus bagaimana menentukan bahwa syarat tersebut telah dipenuhi seorang yang mengaku nabi ?

Aswaja : menggunakan standar penilaian masyarakat, dimulai sejak dari kecil sampai mengaku sebagai nabi, seperti nabi muhammad, sebelum diangkat menjadi nabi, masyarakatnya telah menggelarnya dengan Al Amin yang terpercaya. 

Jika mayoritas masyarakat yang hidup sezaman dengannya, mengatakan baik, jujur amanah cerdas dan tidak ada aib dan cacat yang dilakukannya, maka cukup itu sebagai dasar bahwa dia layak dikatakan nabi. 

Kemudian diberi mukjizat yang tak mampu dibantah dan ditandingi oleh manusia dan jin, seperti Al Quran.

Ateis : saya semakin mantap untuk syahadat, mohon dibimbing bro.

Aswaja : semoga anda istiqomah dalam islam dan aswaja.

Dalu - dalu, Jumat 02 September 2022

Yuk umroh yang minat hubungi kami.

Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa

2 September 2022 pada 19.16 · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Kehidupan Setelah Mati - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®