Iman Kepada Takdir Buruk
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Salah kaprah, mungkin sering terjadi pada diri kita, ketika ditimpa musibah, hati berujar aku tidak ada melanggar perintah dan aturan Allah, kenapa Allah timpakan kepada ku, aku rajin sholat, puasa dan berinfak.
Dan mereka yang berkubang dalam maksiat baik - baik saja, rizki lancar dan hidup senang jauh dari masalah.
Jikalau kita mau sedikit saja mengulang hafalan rukun iman ada enam, maka hati tidak akan berani menggerutu akan musibah yang diberikan.
Karena kita wajib beriman kepada takdir baik dan takdir buruk datangnya dari Allah, artinya Allah tidak pilah pilih memberikan yang buruk kepada hambanya, karena tidak ada jaminan dari Allah jika kalian taat kepada ku, maka kalian tidak akan sakit dan ditimpa musibah.
Maka sangat aneh ada yang beranggapan kalau orang soleh jauh dari sakit dan musibah, kalau rajin ke masjid aman dari keburukan dan kesulitan, mereka lupa, bahwa iman kepada takdir baik dan takdir buruk, sebagai penjaga hati, agar jangan merasa sudah baik, bersih dan suci dengan amalan ketaatan kepada Allah yang telah dikerjakan.
Begitu juga kita sering salah kaprah, ketika melihat ada orang ditimpa sakit dan musibah, kita selalu menuduh orang tersebut telah melakukan kesalahan dan maksiat.
Lalu kita hakimi dengan cacian dan hinaan, padahal bisa jadi Allah sayang kepadanya, dengan sakit dan musibah tersebut merupakan jalan Allah membersihkannya di dunia.
Sebab lebih baik kita dibersihkan di dunia dari pada di akhirat, karena dibersihkan di dunia tanda Allah sayang, sedangkan dibersihkan di akhirat merupakan azab.
Di dunia, ketika ditimpakan musibah disebabkan kesalahan kita, kita masih bisa minta ampun, tetapi kalau ditangguhkan di akhirat, tiada lagi kata ampun, yang ada menjalani hukuman, maka hakikatnya beruntung orang yang dibersihkan di dunia dari pada di akhirat.
Berapa banyak orang ditimpa sakit dan musibah, menjadi sarana baginya untuk kembali kepada Allah, artinya takdir buruk pada hakikatnya baik untuk manusia dan jalan bagi Allah menunjukkan kasih sayang kepada hambanya.
Dulu ketika virus corona meraja lela, orang soleh tak berilmu mengatakan kenapa takut dengan virus corona, kita zikir, sholat, puasa, sedekah dll, seolah - oleh kesalehan bisa menjadi anti sakit dan musibah, mereka lupa muaz bin jabal sahabat nabi lebih sholeh dari mereka juga kena wabah.
Disebabkan mereka kurang mengulang hafalan rukun iman ada enam, padahal mengulang hafalan rukun iman ada enam dapat menguatkan pemahaman dan iman kepada Allah.
Memang tidak dipungkiri dalam al Quran juga menyebutkan bahwa musibah yang ditimpakan, ada akibat ulah diri sendiri, tetapi yang menjadi perhatian seorang muslim ketika musibah tersebut mengenai dirinya, adalah jalan baginya untuk introspeksi diri.
Muslim yang cerdas, baik dan buruk yang diperolehnya jalan baginya untuk introspeksi diri dan menguatkan imannya kepada Allah, bahwa takdir baik dan buruk pada hakikatnya baik bagi hamba asal sadar kedudukannya sebagai makhluk.
Iman kepada takdir buruk merupakan sarana untuk membersihkan akal dan hati dari berburuk sangka kepada Allah dan untuk menjaga hati dari merasa paling baik dan suci, karena soleh atau tidaknya seseorang akan ditimpa takdir buruk.
Dalu - dalu, Senin 19 September 2022
Yuk umroh yang minat hubungi kami.
#LaskarTambusaiBentengAswaja
#HidupKanMatiBeramalahWalauPunSedikit
#IndoAwakMuhidupkanAgamaKoSapoLe
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
20 September 2022 ·