Dialog Ateis, Wahhabi dan Aswaja
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Ateis : saya tidak percaya adanya tuhan, sekarang saya ingin anda meyakinkan kepada saya bahwa tuhan itu ada ?
Wahhabi : Allah sudah menyatakan dalam Al quran bahwa ia ada, sebagaimana disebutkan dalam surat al ikhlas.
Ateis : Dengan tuhan saja saya tidak percaya, bagaimana pula saya percaya dengan Al quran, bisa jadi Al quran tersebut hasil karangan Muhammad.
Jika anda menggunakan al quran sebagai pembenaran adanya tuhan, maka agama lain juga menggunakan kitab sucinya sebagai pembenaran akan keberadaan tuhannya.
Jadi mana tuhan yang sebenarnya ? jika setiap agama ngotot bahwa tuhannya yang benar, berarti di dunia ini ada banyak tuhan, dan mustahil adanya banyak tuhan, ini sebagai bukti bahwa tuhan itu tidak ada.
Yang ada adalah manusia yang menciptakan tuhan sesuai versi masing - masing dengan dikuatkan kitab suci yang dibuat sendiri.
Wahhabi : untuk meyakini adanya tuhan kami punya metode trilogi tauhid : tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan asma wa sifat.
Jika anda meyakini bahwa tuhan sebagai pencipta, pengatur dan pengurus alam maka anda baru ditahap tauhid rububiyah seperti abu lahab dan abu jahal.
Orang yang hanya sampai ditahapan tauhid rububiyah belum dikatakan bertauhid sebenarnya sebelum sampai ke tahap tauhid uluhiyah, meyakini tuhan yang berhak disembah dan diibadahi.
Ateis : cukup bro, tadi sudah saya sampaikan saya tidak percaya adanya tuhan, apalagi tauhid yang anda sampaikan, karena itu produk agama anda.
Agama lain juga punya metode dalam memperkenalkan tuhannya berdasarkan ajaran agamanya, jadi mana yang benar ? agama anda atau agama mereka ? anda pasti mengatakan agama anda, dan begitu juga mereka.
Ini bukti ajaran agama itu tidak benar, sebagaimana tuhan yang diajarkan oleh agama - agama tersebut juga tidak ada, semua itu hanya khayalan.
Wahhabi : semoga Allah menunjuki anda kepada hidayah.
Ateis : siapa lagi yang bisa meyakinkan saya bahwa tuhan itu ada ?
Aswaja : begini bro, seandainya anda masuk ke dalam hutan, kemudian di dalam hutan anda menemukan sebuah rumah, apa yang ada dalam pikiran anda ?
Ateis : pasti ada yang membangunnya, mustahil berdiri sendiri karena ia benda mati, dan tidak mungkin dia membangun diri sendiri.
Aswaja : anda belum pernah berjumpa dengan yang membangunnya, kenapa anda yakin ada yang membangunnya ?
Ateis : secara logika setiap sesuatu yang ada maka pasti ada yang mengadakannya.
Seperti kipas angin, TV dan handphone, kita yakin pasti ada yang menciptakannya, walaupun belum pernah berjumpa.
Aswaja : apakah yang membangun rumah tersebut, zat dan sifatnya sama dengan zat dan sifat yang dibangun berupa rumah ?
Ateis : tidak mungkin sama bro, pasti yang membangunnya manusia yang hidup dan yang punya akal.
Aswaja : ini sebagai contoh bro, dalam hal bangunan rumah yang sederhana saja bro, secara logika mustahil tidak ada yang membangunnya, apalagi alam semesta yang begitu rumit, peredaran matahari, bulan, pergantian siang malam, hujan, kemarau, petir dll pasti ada yang menciptakan dan mengaturnya, dan pasti yang menciptakannya berbeda dengan alam semesta, betul nga bro ?
Ateis : ok masuk akal penjelasannya, anggaplah tuhan itu ada, yang menjadi pertanyaan, setiap agama meyakini tuhannya yang paling benar, jadi mana yang sebenarnya ?
Aswaja : sebelum mengetahui mana tuhan yang sebenarnya, saya mau bertanya kepada anda, apakah setiap orang bisa menjadi presiden atau raja ?
Ateis : tidak bisa, tetapi harus memenuhi kriteria dan syarat yang telah disepakati, jika terpenuhi baru bisa diakui sebagai presiden atau raja.
Aswaja : dalam penentuan presiden saja ada aturan yang harus dipenuhi, apalagi menentukan kedudukan tuhan, maka dalam agama kami, ulama telah membuat formula khusus untuk kriteria dan syarat yang berhak untuk dituhankan.
Jika bisa memenuhi kriteria dan syarat tersebut maka wajib dituhankan, jika tidak bisa memenuhinya maka tidak berhak dituhankan.
Ateis : apa kriteria dan syaratnya bro ?
Aswaja : adapun kriteria dan syarat tuhan yang berhak dan layak dituhankan minimal ada 20, jika bisa memenuhi minimal empat saja maka sudah layak dikatakan tuhan, jika tidak mampu memenuhinya maka tidak layak dikatakan sebagai tuhan.
Ateis : kok sedikit sekali bro syarat dan kriteria untuk menjadi tuhan, sedang jadi presiden saja begitu banyak syaratnya.
Aswaja : yang sedikit ini, jika diuraikan maka tidak ada yang layak dituhankan kecuali Allah, yang lain semuanya pasti gugur sebagai tuhan.
Syarat dan kriteria pertama : tuhan harus bersifat wujud, wujud artinya ada. Dan adanya tuhan wajib dengan sendirinya, tidak boleh diadakan oleh yang lain.
Jika diadakan oleh yang lain, maka tidak layak dituhankan. Sesuatu yang diadakan berarti lemah, mustahil tuhan lemah sama dengan makhluk.
Yang kedua : wajib bersifat Qidam, Qidam artinya tidak didahului oleh sesuatu. Jika didahului oleh sesuatu maka tidak layak dituhankan, karena sama dengan makhluk.
Yang ketiga : wajib bersifat Baqo, baqo artinya kekal, yang dari awal tidak terjadi perubahan.
Jika terjadi perubahan, maka tidak layak dijadikan tuhan, karena sesuatu yang terjadi perubahan menunjukkan kelemahan, mustahil tuhan lemah seperti makhluk.
Yang keempat : wajib bersifat mukhalafu lilhawadisi, artinya berbeda dengan makhluk, jika sama dengan makhluk dari bentuk rupa dan sifat maka tidak layak untuk disembah, karena serupa dan mirip dengan makhluk merupakan kekurangan, maka mustahil tuhan disifati dengan kekurangan.
Bagaimana bro, kira kira paham nga sampai di sini?
Ateis : paham bro, dari semua tuhan yang saya tahu, apabila diletakkan kriteria dan syarat diatas tidak ada yang lolos menjadi tuhan.
Jadi tuhan kalian umat islam yang hanya memenuhi syarat diatas bro ?
Aswaja : wajib dipenuhi, kalau tidak terpenuhi maka tidak akan kami sembah dan ibadahi.
Jika terpenuhi, maka semua yang diperintahkannya wajib kami taati, dan apa - apa yang dilarangnya wajib kami jauhi. Dan termasuk seluruh yang disifatinya pada dirinya wajib kami imani.
Wahhabi : membatasi sifat Allah 20 merupakan perbuatan bidah, dan tidak menunjukkan kesempurnaan, sedangkan sifat Allah itu banyak maha pengasih penyayang dll
Ateis : berarti anda ingin mengatakan bahwa tuhan kalian maha pengasih, penyayang, adil, bijaksana gitu ?
Wahhabi : iya , dari pada sifat 20 , lebih hebat metode kami dalam mengenal Allah, Allah mempunyai 99, diantaranya yang anda sebutkan tadi.
Ateis : tuhan agama lain juga punya sifat maha pengasih, penyayang, adil, bijaksana dll, seperti yang tercantum dalam kitab suci mereka, berarti apa bedanya dengan tuhan anda.
Balik pertanyaan diawal tadi, mana tuhan yang sebenarnya, jika sifatnya sama antara satu tuhan dengan tuhan yang lainnya ?
Saya lebih cendrung dengan penjelasan sifat 20, memisahkan mana tuhan yang sebenarnya dari tuhan palsu yang dituhankan oleh manusia.
Aswaja : setelah kita menetapkan tuhan yang layak untuk disembah, dengan syarat yang telah ditetapkan tadi, maka kita wajib taat patuh atas semua yang disyariatkannya, termasuk mensifati Allah dengan sifat yang disifati pada dirinya diantaranya maha pengasih, penyayang, adil, bijaksana dll.
Sifat 20 sangat berguna bagi yang sudah muslim, agar tidak terjerumus kepada paham tajsim menganggap Allah punya tubuh, paham tasybih menyerupakan Allah dengan makhluk, dan paham ta'thil menganggap Allah tidak punya sifat.
Ateis : ini yang pas, setelah ditentukan tuhannya, baru imani semua yang diwahyukan kepada nabinya, serta meluruskan akal kita dari penyerupaan tuhan dengan makhluk.
Wahhabi : sifat 20 itu bidah bro, tidak pernah diajarkan nabi.
Ateis : emang trilogi tauhid yang tadi pernah diajarkan nabi ?
Wahhabi : tidak pernah tapi itu metode untuk mengenal Allah.
Ateis : sifat 20 juga metode, terus apa bedanya dengan trilogi tauhid kan sama - sama metode, artinya sama - sama bidah, tetapi bidah sifat 20 lebih mudah dipahami dari pada trilogi tauhid dalam mengenal Allah.
Wahhabi : trilogi tauhid ada dasarnya dalam Al quran dan sunnah, kalau sifat 20 hanya mengandalkan Akal.
Aswaja : sifat 20 merupakan hasil kajian mendalam terhadap al quran dan hadits nabi, kemudian disusun secara sistematis agar mudah dipahami bagi orang awam.
Sebagai contoh, sifat wujud didasari ayat Al quran لله ما فی السما و الارص milik Allah apa yang di langit dan di bumi, artinya yang mengadakan alam adalah Allah.
Sifat qidam didasari ayat هو الاول و الاخر و الظاهر و الباطن dialah yang maha awal, akhir, zahir dan batin, artinya Allah tidak didahului oleh sesuatu.
Dan seterusnya sifat berikutnya juga didasari ayat dan hadits nabi.
Sama halnya, ketika kita belajar sholat waktu SD, guru tidak pernah menyebut ayat dan hadits setiap dari rukun dan syarat sholat, guru langsung menyebut rukun dan syarat secara berurutan, padahal nabi tidak pernah menyebut rukun dan syarat sholat secara berurutan yang kita kenal dengan 13 rukun sholat.
Rukun 13 merupakan kajian mendalam dari hadits nabi, kemudian dibuat secara sistematis agar mudah diingat urutannya bagi orang awam, begitu juga dengan sifat dua puluh.
Jadi jika ada yang mengatakan sifat 20 tidak didasari Al quran dan hadits nabi, berarti dia tidak pernah mendalami sifat 20 dan tidak paham tentang sifat dua puluh.
Ateis : terimakasih bro, saya jadi yakin tuhan itu ada, bimbing saya untuk mengucapkan syahadat bro.
Wahhabi : keislaman anda belum sempurna karena belum mendapatkan hidayah sunnah dan harus ikut kajian sunnah, jika tidak ikut kajian sunnah maka anda masih berkubang dengan perbuatan bidah.
Ateis : anda aneh bro, saya tidak islam disebut kafir, saya masuk islam disebut ahli bidah.
Aswaja : manhajnya yang membuatnya seperti itu, dihiasi doktrin dan vonis, pokoknya selain dari kelompoknya salah, semoga anda istiqomah dengan islama dan aswaja. Amin
Wahhabi : Allah yahdik
Ateis : Amin, yang jelas bukan hidayah wahhabi hehehe
Dalu - dalu, Kamis 25 Agustus 2022
Yuk umroh yang minat hubungi kami.
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
26 Agustus 2022 pada 10.36 ·