Kelebihan Ilmu Fikih dalam Debat
Meski saya sering membahas teologi, sejatinya saya hanya sarjana fikih dan ushul fikih di al-Azhar. Ilmu kalam saya murni dapat dari mengaji ke guru di luar kampus, terutama Syekh Husam Ramadhan dan Syekh Jamal Faruq.
Namun tahukah kawan, ada satu kelebihan ilmu fikih yang kurang dimiliki ilmu kalam? Padahal untuk era sekarang, sangat penting ada, beda dengan era dulu kala ketika akal comunal umat Islam sangat cerdas.
Apa itu? Yaitu contoh. Ilustrasi contoh kasus adalah keunggulan tersendiri ilmu fikih yang mungkin tak bisa ditandingi oleh ilmu keislaman lain.
Syekh Amr al-Wardani, saya dengar di majelis at-Tamhid beliau, mengatakan:
تصوير المسائل منهج من مناهج الفقهاء
“Ilustrasi masalah adalah metodologi para fuqaha’”
Bahkan, menurut banyak pakar, ilustrasi contoh kasus jauh lebih penting dibanding mencari argumen dari al-Quran atau hadits. Karena, terangnya, orang cerdas akan bisa mengetahui hukumnya langsung jika dia disodori ilustrasi masalah dengan tepat. Beda kejadiannya ketika semisal diberi tugas mengilustrasikan secara tepat. Belum tentu mampu.
Bahkan kelebihan ini juga tak terlalu dimiliki oleh ushul fikih yang notabene sangat lekat dengan fikih.
Karenanya Imam Haramain dalam al-Burhan, karya ushul fikih terpenting, memberi nasehat:
“Hendaknya ketika mempelajari ushul fikih, juga menghadirkan poin-poin fikih dalam setiap kaedah ushulnya. Agar dia bisa belajar menggabungkan ushul fikih dengan fikih”.
Karena ushul kurang contoh kasus, sedangkan fikih memilikinya secara berlimpah.
Akhir-akhir ini saya mencoba untuk agar sering menampilkan contoh, bahkan dalam perdebatan teologi sekalipun.
Terbaru, ketika saya mengkritik Barat dan menyebut metodologinya dalam humaniora — khususnya terkait agama — tumpul, saya cukup meminta contoh saja.
“Jika benar hermeneutik ilmu efektif untuk menafsirkan al-Quran, maka berikan satu contoh karya akademis yang berhasil menafsirkan al-Quran 30 juz dengan menggunakan metode hermeneutika?”
Tidak berhasil dijawab sampai sekarang.
Ketika ada anggapan bahwa keilmuan Barat telah beyond keilmuan Islam terkait al-Quran, saya hanya bertanya,
“Sebutkan contoh satu ilmu di Barat yang telah beyond ilmu tata cara baca al-Quran yang disebut ilmu tajwid?”
Dan lagi-lagi saya juga tak mendapat jawaban sampai sekarang.
Ternyata, salah satu metode ilmu fikih bisa sesekali saya pakai untuk diskusi teologi, keyakinan dan paradigma logika.
11 Maret 2022 ·