Perbedaan Antara Ma'tam, Niyaahah dan Tahlilan

Perbedaan Antara : Ma'tam, Niyaahah dan Tahlilan

PERBEDAAN ANTARA : MA'TAM, NIYAAHAH DAN TAHLILAN

Oleh Kyai Sumarsam, Lubuklinggau Sumsel

Setelah saya sering melakukan diskusi dg beberapa teman yg anti terhadap kegiatan amaliah TAHLILAN, ternyata titik perbedaan atau perselisihannya berawal dari minimnya kemampuan mereka dlm memahami perbedaan antara TAHLILAN, MA’TAM dan NIYAAHAH.

Mayoritas dari mereka masih sering mencampur adukkan bahkan menganggap kalau semua itulah yg disebut dg TAHLILAN.

Padahal dari ke tiga istilah tsb sangat berbeda jauh pengertiannya antara yg satu dengan lainnya.

Demi untuk meminimalisir kesalah fahaman dalam memaknai atau memahami beberapa istilah tsb, pada kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk menjabarkannya secara ringkas maksud serta makna dari ke tiga istilah tsb.

TAHLILAN

TAHLILAN adalah nama dari suatu kegiatan yg berisi bacaan ayat ayat Al-Qur’an, bacaan Dzikir LAA ILAAHA ILLALLOH, bacaan Istighfar, bacaan Tasbih, bacaan Sholawat dan doa yg dilakukan baik secara berjama’ah ataupun sendiri sendiri, baik ketika ada seorang muslim yg meninggal dunia ataupun tidak .

Yg dibaca ketika TAHLILAN di antaranya:

  1. Membaca Surat Al-Fatihah
  2. Membaca Surat Yasin.
  3. Membaca Surat Al-Ikhlash.
  4. Membaca Surat Al-Falaq
  5. Membaca Surat An-Naas
  6. Membaca Surat Al-Baqarah ayat 1 sampai 5
  7. Membaca Surat Al-Baqarah ayat 163
  8. Membaca Surat Al-Baqarah ayat 255 (Ayat Kursi)
  9. Membaca Surat Al-Baqarah ayat 284 sampai akhir Surat.
  10. Membaca Istighfar : ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴْﻢَ
  11. Membaca Tahlil : ﻻَ ﺍِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ
  12. Membaca Takbir : ﺍَﻟﻠﻪُ ﺃَﻛْﺒَﺮُ
  13. Membaca Tasbih : ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ
  14. Membaca Tahmid : ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ
  15. Membaca shalawat Nabi.
  16. Membaca Asma’ul Husna.
  17. Membaca do’a.

Imam an-Nawawi rahimahullah :

“Sebuah cabang : tidak dihukumi makruh pada pembacaan Qur’an secara berkumpul (berhimpun) bahkan itu mustahabbah (sunnah)”. (Al-Majmu’ syarah al-Muhadzdzab lil-Imam an-Nawawi ).

Hadits Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam :

“Tidaklah sebuah qaum (perkumpulan) duduk berdzikir kepada Allah, melainkan mereka dikelilingi oleh malaikat, mereka diliputi oleh rahmat serta turun atas mereka ketetapan hati”

Hadits Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam :

Barang siapa menolong mayyit dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan dzikir, maka Alloh memastikan surga baginya.” (HR. ad-Darimy dan Nasa’I dari Ibnu Abbas)

Bersedekahlah kalian untuk diri kalian dan orang-orang yang telah mati dari keluarga kalian walau hanya air seteguk. Jika kalian tak mampu dengan itu, bersedekahlah dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Jika kalian tidak mengerti Al-Qur’an, berdo’alah untuk mereka dengan memintakan ampunan dan rahmat. Sungguh, ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ telah berjanji akan mengabulkan do’a kalian.” (Tankihul Qoul hlm:28).

NIHAYAH

Menurut Imam Nawawi adalah :

“Ketahuilah, sesungguhnya niyahah adalah menyaringkan suara dengan an-nadb, adapun an-Nadb sendiri adalah mengulang-ngulang meratapi dengan suara (atau menyebut berulang-ulang) tentang kebaikan mayyit. qiil (ulama juga ada yang mengatakan) bahwa niyahah adalah menangisi mayyit disertai menyebut-menyebut kebaikan mayyit”. Ashhab kami (ulama syafi’iyah kami) mengatakan : “haram menyaringkan suara dengan berlebih-lebihan dalam menangis”. Adapun menangisi mayyit tanpa menyebut-menyebut dan tanpa meratapinya maka itu tidak haram” (Al-Adzkar lil-Imam an-Nawawi [147)

Imam al-‘Imraniy didalam al-Bayan mengatakan :

“Dan haram meratap atas orang mati, merobek-robek saku baju, menjambak-jambak rambut dan mencoreng-coreng wajah”. (Al-Bayaan fiy Madzhab al-Imam asy-Syafi’i lil-Imam al-‘Imraniy)

Al-Imam Ar-Rafi’i didalam Fathul ‘Aziz :

“demikian juga niyahah (meratap), mengeluh dengan memukul pipi, menyobek pakaian dan menjambak-jambak (mengacak-acak) rambut, semuaa itu haram”. (Fathul ‘Aziz)

Berdasarkan dari qoul para ulama tsb maka dapat kita fahami bahwa secara garis besar arti dari NIYAAHAH adalah MERATAP.

Jadi Niyahah beda jauh dengan TAHLILAN dan Tahlilan itu bukan NIYAAHAH.

MA’TAM

Menurut Ibnu Barri:

“Ibnu Barri mengatakan : tidak bisa dihindari untuk memahami Ma’tam dengan pengertian perempuan-perempuan yang meratap, kesedihan, ratapan dan tangisan, karena semua inilah yang menyebabkan para perempuan berkumpul, dan kesedihan merupakan sebab adanya perkumpulan”.

Menurut Syaikhul Islam al-Imam Zakariyya al-Anshariy Asy-Syafi’i

“Ma’tam adalah sebuah perkumpulan perempuan pada terjadinya mushibah”.

(Al-Bayaan fiy Madzhab al-Imam asy-Syafi’i lil-Imam al-‘Imraniy)

Berdasarkan dari qoul para ulama tsb maka dapat kita fahami bahwa secara garis besar arti dari MA’TAM adalah suatau perkumpulan yg bertujuan utk melakukan Niyaahah atau Ratapan.

Jadi Ma’tam beda jauh dengan TAHLILAN dan Tahlilan itu bukan Ma’tam.

KESIMPULAN :

1. Ma’tam bukanlah Tahlilan, dan Tahlilan itu sendiri bukan Ma’tam.

2. Niyaahah bukanlah Tahlilan, dan Tahlilan itu sendiri bukan Niyaahah.

3. Tahlilan bukan termasuk dari Ma’tam dan NIYAAHAH, dan Niyaahah serta Ma'tam bukanlah Tahlilan.

Demikian. Semoga ada manfaatnya

Sumber : Ummu Syurakhi di FB Grup AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH

10 Agustus 2021  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Perbedaan Antara Ma'tam, Niyaahah dan Tahlilan - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®