Kamus Bully Salafi Wahhabi
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Percaya atau tidak percaya, pengikut salafi wahhabi memiliki style dan gaya yang sama dalam menggunakan ungkapan, istilah, dan gelaran, ketika mengomentari dan berdialog dengan kelompok diluarnya.
Seolah - olah Seperti ada yang mengarahkannya, Karena mustahil muncul begitu saja, atau bisa jadi memang manhajnya yang membentuknya seperti itu.
Karena murid merupakan cerminan guru, jika guru suka membid'ahkan amalan umat islam, maka murid akan lebih membabi buta membid'ahkannya, sebab bagaimana mungkin murid paham tentang perkara bid'ah, jika tidak diajarkan oleh gurunya.
Dan ditambah gurunya hanya mengajarkan perkara bid'ah sesuai versi salafi wahhabi dan tidak komprehensif.
Jika gurunya memvonis bahwa amalan talgin mayit di kuburan bid'ah, maka muridnya akan mengikuti apa yang diajarkan oleh gurunya, sebab dia hanya mendapatkan satu versi saja.
Apalagi pembelajarannya menggunakan metode doktrin dan pembatasan ulama yang boleh dijadikan rujukan, maka bisa dipastikan muridnya hanya akan mempercayai penjelasan gurunya, selanjutnya akan melahirkan sifat fanatik pada diri muridnya, sehingga menempatkan ulama dan umat islam diluar kelompoknya sebagai musuh.
Efek menempatkan umat islam diluar kelompoknya sebagai musuh, maka akan melahirkan sifat suuzon, bahwa setiap yang dilakukan umat islam dianggap salah dan menyimpang.
Maka jangan heran, ketika ulama kita meluruskan tuduhan dan vonis mereka terhadap amaliah umat islam diluar kelompoknya, dengan ringan lisan mereka membulli, merendahkan, mencaci maki dan menuduh ulama kita sebagai syiah, antek yahudi, anti sunnah, islam nusantara, penyembah kubur dan musyrik.
Ungkapan, istilah dan gelaran diatas seperti sudah menjadi kamus wajib bagi mereka, ketika berhadapan dengan diluar kelompok mereka, jika tidak menggunakannya seolah - olah tidak sah menjadi bagian dari salafi wahhabi.
Kira - kira ungkapan, istilah dan gelaran diatas dari mana datangnya ?, jika tidak diajarkan oleh gurunya.
Atau akibat diasuh dengan manhaj doktrin dan vonis, sehingga mengalir dari hati, pikiran dan lisan mereka begitu saja tanpa diajarkan.
Ada satu ungkapan, jika anda berani mengkonter dan meluruskan pemahaman salafi wahhabi, maka anda harus siap dibully, dilecehkan, direndahkan, digelari dan dituduh sebagai syiah, penyembah kubur, dai syubhat, ahli bidah, dusta dll.
Yang menjadi pertanyaan, apakah begitu sifat seorang muslim terhadap muslim yang lainnya, apakah nabi pernah mencela sahabatnya ketika berbeda dalam memahami perintahnya.
Pada saat ada seorang sahabat nabi, melakukan suatu amalan yang tidak diajarkan oleh Nabi, nabi tidak langsung menyalahkannya, tetapi nabi terlebih dahulu meminta keterangan, jika alasannya tidak bertentangan dengan risalah kenabian, nabi mengakui bagian yang boleh dilakukan, dan tidak membully, mencaci maki, merendahkan dan menyalahkan sahabat tersebut.
Orang yang suka langsung membully, mencaci maki, merendahkan, dan menghina amaliah ahlus sunnah wal jamaah tanpa meminta keterangan terlebih dahulu, berarti dia lebih hebat dari pada Nabi Muhammad.
Jika pun diberikan penjelasan, mereka tetap tidak akan terima, karena hati dan otaknya sudah dikunci oleh gurunya dengan doktrin - doktrin yang mematikan fitrah dalam diri murid - muridnya.
Cukup sebagai seorang muslim, dengan mengingat hadits Nabi dibawah ini untuk menjaga lisannya.
سباب المسلم فسوق و قتاله كفر
Mencaci maki seorang muslim perbuatan fasik dan membunuhnya merupakan kekufuran. ( HR. Bukhari - Muslim )
Dalu - dalu, Kamis 3 Februari 2022
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
4 Februari 2022 pada 07.58 ·