Asy'ariyah, Maturidiyah, Atsariyah dan Salafi Wahabi

Asy'ariyah, Maturidiyah, Atsariyah dan Salafi Wahabi - Kajian Islam Tarakan

Asy'ariyah, Maturidiyah, Atsariyah dan Salafi Wahabi

1. Asy'ariyah dan Maturidiyah Ahlussunnah wal Jama'ah adalah kenyataan yang tidak mungkin ditolak. Menolak fakta ini adalah sama dengan menolak hadits Nabi bahwa pembawa ilmu agama ini adalah kaum yang adil yang akan menjaganya dari campur tangan orang-orang menyeleweng dan berfaham jahat. Dan fakta tak terbantahkan bahwa selama ini, khususnya sebelum munculnya kaum pemonopoli sunah dan kebenaran, yaitu Salafi Wahabi, yang membawa ilmu agama Islam adalah ulama' Asy'ariyah dan Maturidiyah dan Atsariyah (Hanabilah) yang adil.

2. Dan benar bahwa ada ulama' besar yang mengkritik Imam Abul Hasan al-Asy'ari, seperti Imam Ibn Qudamah dan lain-lain. Tapi jumlahnya sangat sedikit dan tidak sebanding dengan ulama'-ulama' Islam yang menerima. Meski demikian, bukan berarti setiap pihak yang dikritik adalah otomatis salah atau sesat. Bukankah bisa saja, justru yang mengkritik adalah yang berlebihan atau ghuluw?! Sayangnya dalam alam pikiran kita, setiap muncul kritik, maka seakan-akan sudah terpatri jika pihak yang dikritik telah melakukan kesalahan atau kesesatan. Karena, jika logika itu kita pakai, mana ada ulama' yang selamat dari kritik?!. Bahkan selevel Imam Ahmad bin Hanbal saja ada yang mengkritik bukan seorang ahli fikih. 

3. Tidak berakidah Asy'ariyah bukan berarti sesat, sebab diluar Asy'ariyah masih ada Maturidiyah dan Atsariyah yang semuanya adalah Ahlussunnah wal Jama'ah. Benar bahwa antara tiga kelompok ini juga berselisih dan bahkan kadang menjurus keras, akan tetapi kesepakatan mereka jauh lebih besar dan khilaf mereka hanya dalam tataran masalah furu' akidah, atau juz'iyatul akidah, atau kaifiyah istinbath akidah saja. 

4. Kenyataan bahwa Atsariyah (pengikut Imam Ahmad bin Hanbal) Ahlussunnah wal Jama'ah juga tidak dapat ditolak. Tetapi, kenyataan yang juga sulit ditampik, bahwa sebagian ulama' Hanabilah ada yang menyeleweng dan memiliki kecenderungan tasybih dan tajsim. Bahkan diakui sendiri oleh ulama' Atsariyah, seperti Ibn Syahin al-Hanbali dan Ibnul Jauzi.

5. Jika Salafi Wahabi adalah Atsariyah-nya Imam Ahmad bin Hanbal, maka yang menyesatkan Salafi Wahabi adalah justru orang yang sesat sendiri, karena Atsariyah adalah Ahlussunnah wal Jama'ah. Tetapi dalam catatan sejarah, yang mengkritik mereka banyak sekali dari kalangan ulama' Hanbali dan ulama' madzhab lain. Semua ulama' yang mengkritik sepakat bahwa tindakan Salafi Wahabi sudah berlebihan dalam melakukan intimidasi pemikiran, takfir, tabdi' dan lain-lain. 

6. Salafi Wahabi kemana-mana selalu membawa nama Atsariyah dan memusuhi Asy'ariyah dan Maturidiyah dengan keras dan tidak adil. Mereka merasa menjadi satu-satunya kelompok yang mewakili kebenaran. Tetapi dengan itu mereka suka melakukan fitnah, distorsi (tahrif isi kitab), dan tadlis. Bagi pengkaji kitab-kitab Ahlussunnah wal Jama'ah, kelakuan mereka sudah bukan rahasia lagi. Bagaimana bisa mengaku pembela sunnah, tapi tindakannya justru melawan ridho Allah? 

7. Salafi Wahabi menjadikan Ibn Taimiyah sebagai tolok ukur kebenaran tunggal, khususnya dalam bab akidah, spesifiknya dalam klaim sebagai pengikut akidah salaf. Ulama' lain hanya dijadikan pelengkap. Karena itu, ketika mereka mengkritik ulama' atau kitab tertentu yang berbeda dengan akidah mereka, pasti yang digunakan standard kebenaran adalah kitab atau ucapan Ibn Taimiyah. Menyelisihi Ibn Taimiyah adalah menyelisihi yang haq. Dan doktrin ini secara tidak sadar telah menguasi alam bawah sadar pikiran mereka. Bahkan kalau mau jujur, mereka lebih mengunggulkan Ibn Taimiyah daripada Imam Ahmad bin Hanbal. Narasi terakhir ini adalah dari ulama' kontemporer. 

8. Sikap Salafi Wahabi terhadap Imam Abul Hasan al-Asy'ari ini amat membingungkan atau ambigu. Terkadang mereka menjual narasi bahwa beliau sudah bertaubat dan kembali ke akidah seperti mereka. Tetapi disaat yang sama mereka menukil ucapan yang menggambarkan sesatnya akidah Imam al-Asy'ari.

9. Saya hingga kini masih menganggap Salafi Wahabi sebagai saudara sesama umat Islam. Kritik saya kepada mereka adalah untuk menyadarkan sikap mereka yang berlebihan, nakal, dan merasa benar sendiri. Karena itu, jika ada Salafi Wahabi yang tidak seperti yang saya gambarkan, maka ukhuwah insha Allah sangat mudah terjalin dan saya bisa hormat kepada mereka.

Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur

23 Februari 2022 pada 16.10  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Asy'ariyah, Maturidiyah, Atsariyah dan Salafi Wahabi - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®