Sesajen

Sesajen

Sesajen

(gak setuju bukan berarti boleh mengganggu)

Sebuah mobil grand max dengan kecepatan tinggi masuk ke lokasi kami lalu parkir dengan tiba-tiba di depan Gazebo. Empat orang laki-laki tampak turun dengan tergesa-gesa lalu membopong seorang wanita muda yang terlihat lemas lunglai namun matanya melotot memerah. Ternyata, wanita ini kesurupan di pabrik tempat ia bekerja.

10 menit setelah kami membaca beberapa ayat suci Al Qur'an dan beberapa bacaan lainnya, wanita ini berteriak keras, keras sekali, yang keluar dari mulutnya bukan suara wanita muda sebagaimana mestinya, namun suara berat khas laki-laki. Kembali kami "bakar" dia sampai minta ampun.

Sejurus berlalu, terdengar wanita ini meminta kepada Abi (mertua) saya untuk menyembelih ayam hitam dan menaruhnya diatas cobek ditaburi kembang sundel. Katanya, agar dia dan teman-temannya tidak lagi mengganggu pegawai pabrik itu. Dengan nada tegas Abi menjawab : "Gak ono gawene nuruti awakmu. Pokok e awakmu kudu nyisih, ojo manggon kono neh (Buat apa nuruti kamu. Pokok kamu harus menyingkir, jangan bertempat disitu lagi).

Setelah si wanita sadar dan dibawa kembali ke Pabrik, saya bertanya kepada beliau : "Kinging nopo kok mboten dituruti mawon (Kenapa gak diikuti saja) Bi?" Beliau menjawab : "Menungso ojo kalah karo setan, setan kok dituruti nggadur. Seng penting, jaluk nemen nang Seng Kuoso, seng nguwehi kabeh perlindungan. Ono Kiai kok sek gelem nuruti setan, berarti durung pati kendel. (Manusia jangan kalah dengan setan, setan kalau dituruti bisa ngelunjak. Yang penting minta yang bener kepada Sang Maha Kuasa, yang memberi segala macam perlindungan. Kalau ada Kiai masih mau menuruti setan, berarti masih belum seberapa berani).

======

Sepanjang pemahaman saya dari beberapa kali ngaji bab begituan kepada beliau, sesaji itu umumnya berfungsi sebagai alat negosiasi dengan Jin (dalam bahasa beliau setan). Menurut beliau hal ini tidak baik, maka lebih baik tidak menyetujui hal-hal tersebut. Apalagi kadang demi sesaji itu banyak harta yang dikeluarkan sia-sia. Namun, kata beliau, pantang bagi orang yang menemukan sesaji dijalan, kuburan, sungai dan lain-lain untuk mengganggunya.

======

Yang percaya dan mau, silahkan lakukan.

Yang tidak percaya dan tidak mau, jangan mengganggu.

======

Ibarat dan dalil ikut pada tulisan-tulisan para guru : KH. Ma'ruf Khozin , KH. Abdul Wahab Ahmad , KH. Hidayat Nur dan KH. Faris Khoirul Anam

Sumber FB Ustadz : Kajie Aziz

11 Januari 2022 pukul 00.45  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Sesajen - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®